Pandangan pertama

939 80 7
                                    

Hari pertama ospek tiba. Terlihat mahasiswa baru sudah banyak mendatangi kampus sejak pagi-pagi buta karena takut terlambat. Sedangkan mahasiswa lama kebanyakan yang datang karena jadi panitia. Panitia yang sok-sokan pasang muka galak sambil ngecekin perlengkapan ospek sebelum masuk area kampus.

"Itu bajunya belum dimasukin, masukin dulu hei!"

"Apaan nih bawa lipstik. Ini bukan mall dek! Ini kampus tau gak!"

"Niat ospek gak sih dek suruh bawa atribut aja gak bener."






Dan masih banyak lagi omelan yang udah dibuat script kayak sinetron.

"Tau gak nih dah jam berapa??" Tanya salah satu panitia pada beberapa mahasiswa yang ketahuan terlambat datang. Diantara panitia yang lain, yang paling horor itu kalo udah berurusan sama tim ketertiban. Tim ini emang dibuat khusus jadi pengawas ospek. Wewenang hukum menghukum ada di tangan mereka.

"Jawab wei kalo kating nanya!" Bentak cewek bername tag 'Jeniffer' yang tertera di korsanya.

"Jam 8 k-kak."

"Loyo banget jadi maba. Yang kenceng dong!" Cewek disamping Jeniffer ikut menimpali.

"Jam 8 kak!"

"Loh kok malah ngegas?!"

"Hukum aja udah Jen, push up."

Emang ya kalo lagi masa-masa gini cuma ada 2 peraturan. Pertama, kating selalu benar dan tidak dapat dibantah. Kedua, jika kating salah kembali pada poin nomor satu. Tadi yang minta kenceng siapa sih?

Raut wajah maba yang dihukum itu cuma bisa pasrah melaksanakannya sampai selesai.

"Jangan galak euy," Ucap cowok itu akhirnya yang sedari merhatiin tingkah dua temennya. "Masih anak orang itu."

"Elo itu yang lembek banget ama maba, Doni Yudistira. Ini kan sesuai komando dari atasan kalo marahinnya harus pake penjiwaan sesuai skrip yang ada."

"Gak ikut brifing mesti nih anak."

Cowok yang banyak dibilang mirip Dowoon Day6 ini cuma bisa geleng-geleng pelan.

"Si Nayla mana lagi? Dari tadi gak keliatan di lapangan." Tanya Jennifer menyadari jika sahabatnya sekaligus ketua dari tim ketertiban itu tidak ada.

"Tadi sih izinya ke ruang transit." Jawab Doni sambil mengedarkan pandangan. "Nah itu dia."

Seseorang sedang berjalan kearah mereka sambil sibuk dengan ponselnya.

"Darimana aja Nay? Lama bener."

"Ke depan bentar ketemu temen." Jawabnya sambil menyandarkan dirinya di bangku. "Maba tadi udah beres Jess?"

"Beresss sayangku." Jawab cewek yang bernama Jessy itu. Mereka bertiga udah sahabat sejak masih SMP dan kerennya sampai sekarang bisa satu jurusan.

"Temen apa temen?" Curiga Jeniffer sambil nyipitin matanya. "Bukan ketemu Kak Ian?"

Nayla memutar bola matanya malas. "Ya gaklah gila aja."

"Kan kali aja cari-cari kesempatan buat pacaran gitu disela nugas."

"Emang elo yang make out pas ada dosen? Sebucinnya gue masih tetep harus profesional dong kalo lagi nugas."

Setelah dapat semprotan, bibir Jeniffer langsung mengerucut. Sedangkan Doni dan Jessy udah ketawa ngakak dengernya.

"Temen siapa Nay? Kita kenal?" Tanya Jessy setelah tawanya mereda.

"Itu Jihan anak arsi. Perasaan kalian udah pernah gue kenalin deh."

Kos-kosan MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang