Hati-hati! Banyak kata kasar!
"IAN BRENGSEK!"
Itu adalah umpatan Nayla untuk kesekian kalinya ia lontarkan dengan keras tanpa peduli tatapan aneh orang banyak. Mulutnya tidak berhenti berucap kata-kata kasar untuk mantannya itu. Acara ulang tahun Yeni sudah berlalu 3 hari yang lalu namun Nayla baru sempat melampiaskannya hari ini.
"COWOK SETAN!"
"Udah atuh Nay, sabar euy." Jessy mengelus pundak Nayla tanpa henti menenangkan. Wanita itu sudah berada di salah satu club yang cukup terkenal di Jakarta Selatan ditemani kedua sahabat setianya. Teriakannya harus bersaing dengan musik DJ yang sedang dimainkan kencang.
"Udah biarin aja Jess, daripada diampet." Jeniffer hanya diam sambil menyilangkan kedua tangannya. Tatapannya fokus kearah lantai dansa. Ia juga tidak habis pikir dengan kelakuan pria itu.
"APA?! SIBUK SKRIPSI?! BILANG AJA MINTA PUTUS, ANJING!"
"Nayla udah dong ngomong hewannya!"
"Mas, pesen minum yang paling mahal disini."
Jessy dan Jeniffer kompak terkejut dengan permintaan Nayla.
"Hmm tapi kadar alkoholnya—"
"Gak papa." Potong Nayla cepat.
"Nay serius?" Tanya Jeniffer mulai khawatir. "Please, no."
"Kenapa, lo keberatan? Pas lo putus sama Pak Naga, gue gak ngelarang apa-apa."
"Bukan itu masalahnya, tapi sadar woi yang lo pesen tuh apa!"
Jessy ikut mengangguk cepat. "Kadar toleransi alkohol lo rendah parah, Nay!"
Seperti tidak mendengarkan ucapan kedua temannya, ketika pesanannya tiba Nayla langsung meminumnya sekali tegukan. Jessy dan Jeniffer menepuk kening masing-masing. Kini mereka hanya tinggal menunggu waktu hingga Nayla hilang kesadaran.
"Lagi?" Tawar sang bartender.
"Iya."
Jeniffer menutup matanya seraya menunduk pasrah. "Lo yang ngurus deh ntar Jess, gua angkat tangan duluan."
"Jangan gitulah Jen. Kan lo juga yang bawa kita kesini."
"Yaa buat ngelepas uneg-uneg doang, bukan untuk mabok."
Satu hal yang paling ditakuti mereka ketika Nayla sudah bersinggungan dengan alkohol, ingkah lakunya akan sulit dikendalikan. Butuh setidaknya 3 orang untuk menangani dirinya.
Lagu DJ terdengar semakin kencang. Nayla terdiam sejenak, mencoba mengenali lagu yang diputar tidak asing ditelinganya.
Sistar - How You Dare
Lagu yang pas menggambarkan perasaannya sekarang pada Ian. Ia langsung bergerak menuju tengah lantai dansa. Menari bebas dengan kesadaran yang semakin berkurang.
***
"Hoaammmm~~"
Plak!
Jeje menguap bersamaan menepuk kasar lengannya yang digigit nyamuk ketika sedang berjaga malam di depan teras. Jika bukan suruhan Babeh, tentu ia sudah rebahan mimpi indah diatas kasurnya. Babeh pantang menyerah mencari burung kesayangannya sampai ketemu.
"Goblok! Kenapa lo tinggal gitar lo di studio, tampan?" Sesal Jeje pada dirinya sendiri. "Jadi sepi kan."
Ia mencoba mengganti posisi duduk terenak namun selalu gagal. Hingga membuat kesal sendiri. "Aghh gara-gara burung sialan!! Awas aja kalo ketemu, gue satein!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-kosan Mertua
Fanfiction"Selamat datang di kosan Nyak! Mampir aja dulu, siapa tau nyaman trus bisa jadi besanan." -Mpok Jamela EAKK! GenderBender