Gerak Cepat

216 27 4
                                    

Kalo diinget-inget Nayla itu sebenernya bukan cewek pendendam sama mantan-mantannya. Sebelum Ian, ia memang sudah pacaran sama beberapa cowok tapi gak pernah dibikin sekesal ini pas putus. Yang pertama pas SMP sama anak motor modelan Dilan dan bertahan 2 bulan gara-gara sering tawuran. Ia juga pernah menjalin hubungan sama siswa juara olimpiade waktu SMA dan berakhir karena si cowok nerd parah. Yakali tiap jalan Nayla selalu dibawa ke perpus mana abis itu dia dicuekin lagi sama buku. Baru yang terakhir sebelum sama Ian, temen sekelas tapi sayang ternyata ketauhan homo.

Nayla sedang berdiri cemas depan gerbang sekolah sambil sesekali ngecek jam di ponselnya. Penampilan Nayla kali ini cukup simpel dengan dress biru langit ditambah jepitan pita berwarna senada. Sengaja poninya ia turunkan supaya tampak lebih muda katanya. "Jeje lama banget sih!"

Gak lama datang sebuah mobil vw milik orang yang ia tunggu akhirnya muncul. Jeje bersama tim bandnya datang dengan masing-masing alat musik mereka.

"Loh kok..? Band lo tampil??" Tanya Nayla masih dengan raut bingungnya.

"Eh ada Kak Nayla?!" Chandra keluar dari bangku penumpang disusul Dannish dan Chou. "Jadi ini SMA lo kak? Tau gitu tadi bareng kita berangkatnya."

Dannish memicingkan matanya dengan tajam kearah Jeje penuh curiga. "Jangan bilang lo udah tau dari awal?"

"Dah sana langsung prepare GR, bocil gak usah tau urusan orang gede. Ntar gua nyusul yaa koh!"

"Oke."

"PEPET TROS JANGAN KASIH KENDOR!" Teriak Chandra.

Jeje mengangkat jempolnya sebagai salam perpisahan dengan ketiga temannya. Kini fokusnya dengan urusan gadis dihadapannya. Ia baru sadar betapa cantiknya Nayla hari ini yang membuatnya bengong beberapa saat.

"Lo kok gak ngabarin sih bakal tampil? Mereka tau soal rencana kita dong??"

"Panjang ceritanya Nay kalo gua ceritain lo gak bakal percaya tapi tenang aja gua gak cerita apa-apa sama mereka." Jelas Je yang dibalas Nayla dengan anggukan lega.

"Kenapa lo ngeliatin gue gitu? Aneh yaa?"

Lagi-lagi Jeje tertangkap basah. Emang matanya gak bisa bohong kalo ada yang bening. "Eh-enggak! Cantik kok!"

Ucapan jujur Jeje barusan dengan gampangnya lolos dari mulutnya membuat Nayla jadi canggung sendiri. Jeje jadi ikut merutuki tindakannya barusan.

"Oke, karena lo mau tampil, sebelum ke backstage ikut gue bentar yaa. Ada yang mau gue kenalin sama lo."

"Waduh jangan deh gua belum siap."

Nayla yang sedang membenarkan pakaian dan riasannya, jadi menatap kearah sang gitaris. "Belum siap kenapa??"

"Ketemu nyokap bokap lo kan? Jangan deh takut dosa ntar boongin orang tua."

Tepok jidat Nayla. "Astaga Jeee yang mau ketemu mereka emang siapa? Gue mau kenalin lo sama temen-temen gue."

"Ohh kirain." Jeje menggaruk kepala bagian belakangnya, malu.

"Dah yuk!"

"Ehh bentar Nay,"

"Apalagi sekarang?"

"Gua begini gak papa?"

"Gak papa! Udah ah dah ditungguin sama yang lain." Tanpa persetujuan pemiliknya, Nayla langsung mengapit lengan kiri Jeje. Ia bisa merasakan ada sengatan ketika kulit mereka saling bersentuhan dan sebisa mungkin Jeje berusaha mengendalikan detak jantungnya.

Semerbak wangi permen dari parfum Nayla memasuki rongganya. Tidak menyengat namun akan selalu teringat bahwa ini bau khasnya.

Misi mereka dimulai. Mereka berjalan menuju area kerumunan dimana teman-teman SMA Nayla berkumpul. Disana juga sudah ada Jessy dan Jeniffer. Walaupun diawal Nayla gak mempermasalahkan gayanya tapi Jeje agak menyesali pilihan pakaiannya saat ini yang kelewat simpel. Ia hanya memakai blezer hitam polos dengan kaos putih dan tambahan sneakers putih. Rambutnya yang mulai gondrong ia kucir asal namun masih tampak rapi.

Kos-kosan MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang