Bagai Ariana dan Justin

218 28 6
                                    

"Jalannya kesini bener kan kak?" Tanya Chandra yang sibuk menyetir menuju lokasi bakti sosial Mya. Ia tidak menyangka jika medannya sesusah ini. Daerah pelosok, jalan berlubang, dan berlumpur. Membuatnya harus membawa mobil Mya penuh hati-hati.

"Iya bener, ntar didepan ada pohon beringin trus belok kanan udah sampe kok."

Chandra mengangguk paham dan kembali fokus pada jalan.

Hari ini temen-temen kampus Mya dapet giliran buat jalanin proker dari fakultas tentang penyuluhan kesehatan dan ia bertugas buat nyari lokasinya. Pilihan gadis itu jatuh disini, tempat langganan ia dan Je melakukan kegiatan sosial bareng Bintang, Segi, Sunny, dan Airin.

Keempat orang itu ternyata sudah menunggu didepan panti bersama ibu pemilik panti, ingin menyambut kedatangan dokter tersebut.

"Tumben datengnya telat, macet yaa My?" Sapa Bintang ketika Mya baru turun dari mobil.

"Enggak kak, yang bawa baru pertama kali kesini jadi sempet nyasar dikit."

"Loh emang bukan Je—"

"Hai semua!" Chandra muncul dengan senyum diwajahnya. Kehadiran bocah itu cukup mengagetkan karena baru kali ini Mya datang bersama laki-laki selain Jeje dihadapan mereka.

"Ini Chandra. Katanya dia mau ikutan bantu-bantu di panti, gapapa kan?"

"Yaa gapapa atuh! Anak-anak pasti ikut seneng dengernya."

Mya tersenyum lega setelah mendapat izin dari ibu panti. "Buat temen aku yang lain nyusul katanya masih isi bensin."

"Oke kalo gitu kita masuk dulu yuk. Cicip burjo ibu sambil nunggu." Ajak ibu panti ramah.

Total pasukan yang datang hari ini ada 6 orang, termasuk Mya dan Chandra. Empat mahasiswa tambah satu senior selaku ketua tim. Dengar dari teman yang lain, kegiatan ini bisa dijadiin nilai tambah di semester ini jadi bagi Mya yang termasuk mahasiswa ambis, tidak ingin melewatkan kesempatan emas ini.

"Biar aku aja kak!" Chandra merebut kardus berisi snack dari tangan Mya sesaat ketika mobil temannya datang. "Kasih ke siapa?"

"Kak Airin, tau orangnya kan?"

"Ohh kakak yang cantik pacarnya Kak Segi bukan?"

"Iya."

"Wokee."

"Eh Chan tunggu!" Mya menyadari masih ada sisa burjo di sekitar mulut bocah itu dan langsung membersihkannya dengan tisu. "Dah."

Senyum Chandra hingga membuat lesung pipinya terbentuk sangat manis, sebagai tanda terimakasih. Setelah itu baru ia pergi menuju tempat dimana Airin berada.

"Cakep ya?"

"Hm." Jawab Mya tanpa sadar. "Ena!"

Baru di detik berikutnya Mya menyadari teman satu timnya itu sudah berdiri disampingnya memperhatikan. Sementara Ena sendiri sudah tertawa terpingkal-pingkal melihat reaksinya yang seperti tertangkap basah.

"Wkwkwk hayoo ketahuan~"

"Ish berisik!"

"Jujur deh pacaran kan kalian?? Sok-sokan gak ngaku!"

Mya menghela napas berat, lelah dengan ledekan Ena yang selalu sama. "Engga."

"Ohh 'belum'. Noted."

"Lo tau spelling 'engga' ga sih? E-N-G-G-A. ENGGA."

"Gapapa My jujur aja. Ksatria hitam lo menurut gue oke kok. Gue bisa merasakan aura positif dari dia. Tadi aja semangat banget bantu nurunin barang." Ena sudah menggandeng Mya untuk diajak berdiskusi serius. "Biar gue tebak, brondong?"

Kos-kosan MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang