Untuk Kak Mya

230 23 4
                                    

Sepertinya aku baru tau abis cek ulang chapter ini terhapus dan harus dibuat ulang🙃
Mudah2an masih ada yg mau baca hasil kegajean otakku
Happy reading guys!!

































































Jadwal manggungnya anak-anak WTF hari ini cukup padat. Terhitung sudah 3 acara mereka datangi dan tentunya di tempat yang berbeda-beda juga. Setelah semua selesai, mereka berempat berkumpul kembali di studio Chandra untuk membahas evaluasi penampilan mereka dan juga kegiatan besok.

"Minggu depan kita dapet job di acara Inbox." Chou membaca ulang notes yang ia tulis di tabletnya.

"Koh, bukannya itu acara udah bungkus ya?" Sela Dannish.

"Emang iya?"

"Iya setau gue. Iya kan Bang-Yee sia, malah mainan HP si Jupri. Woiii fokus!!"

Biasanya Jeje bakal langsung bales gak terima kalo denger nama Babeh disebut, tapi kali ini gak. Ia hanya mengembalikan bantal yang Dannish lempar dengan santai tanpa berniat untuk membalas. Senyum yang terpasang di wajahnya setiap melihat ponselnya memancing yang lain penasaran.

"Chat siapa Bang?? Pacar yaa? Lu punya pacar? Siapa??"

Jeje menjauhkan kening Sang Pianis yang berusaha untuk mengintip isi ponselnya. "Kepo lu bocil, minggir!"

"Jadi gak usah diambil?" Tanya Chou, kembali pada topik awal.

"Ambil aja. Lagian fee nya udah mereka bayar diawal." Balas Jeje setelah menaruh ponselnya didalam saku celana.

"Chandra gimana?"

Bocah bertato itu hanya mengangguk pelan ikut setuju pada Jeje.

"Oke kalo gitu. Kita bakal mulai latihan lagi lusa. Besok libur karena hari ini kalian udah kerja keras."

"Asyapp, manajer!"

Sesi diskusi selesai. Perlahan satu-persatu diantara mereka pamit. Awalnya Jeje sempet ngajakin buat nongkrong tapi ada beberapa yang gak bisa. Dannish takut pulang kemaleman dijalan. Sedangkan Kokoh masih harus balik kantor buat ngurus hotel dan mall nya. Meninggalkan sang pemilik studio dan Sang Gitaris.

"Rokok gan?" Tawar Jeje.

Yang ditawar menggeleng pertanda menolak. Tekadnya untuk mengakhiri hubungan dengan barang tembakau satu itu sudah bulat. Berterimakasihlah pada Mya yang sudah menyarankan ia untuk mengalokasi dana yang biasa Chandra pakai beli rokok kini berganti permen lolipop.

"Tumben," Akhirnya Jeje menghidupkan rokoknya seorang diri. Membiarkan asap keluar mengepul diudara studio.

"Tahun baruan kemaren katanya anak kosan pada ke puncak, emang bener?" Chandra membuka obrolan

"Yoi."

"Lo ikut?"

"Iyalah! Orang gua yang bayar villanya!" Jeje akhirnya mengangkat tatapannya, ngegas. Chandra yang liat itu tertawa renyah.

Ting!

Bunyi notifikasi ponsel Jeje berbunyi. Sebuah pesan masuk langsung mengubah raut wajah sang penerima menjadi kalem lagi. Chandra bisa mengetahui siapa pengirimnya hanya dengan melihat tingkah pria itu.

"Kak Nayla ya Bang?"

"Hm."

"Masih ngejer dia?" Tiba-tiba ia jadi penasaran dengan perjalanan usaha pendekatan Jeje sudah sampai mana.

Kos-kosan MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang