"Joan disini!"
Sang pemilik nama langsung bergegas menuju orang yang sejak tadi melambaikan tangannya ditengah keramaian pengunjung foodcourt sebuah mal. Seusai kegiatan latihan gitarnya dengan Chandra, Eji menelponnya meminta untuk bertemu.
"Sejak kapan lo balik? Lo gak ngabarin Yulia?" Jojo mengambil tempat didepan atlet tersebut.
"Nah! Itu dia masalahnya. Anaknya ngambek sekarang."
"Kok bisa?"
"Mana gua tahu. Gua telfon gak diangkat, chat gak dibales."
"Lo sih masih pacaran udah belaga jadi bang toyib."
Eji membuka topi bisbolnya lalu menyisir rambut dengan kesepuluh jarinya. Ia sepertinya benar-benar dibuat stres karena hal ini. "Bantuin gua sob. Pleaseee. Yulia aset gua satu-satunya. Support system terbaik yang pernah gua punya."
Cih, gini nih kalo udah mendarah daging bucinnya. Jojo paling males kalo udah berurusan panjang sama orang bucin, soalnya lebih batu dari malin kundang.
"Kenapa gak lo coba minta tolong Cherry aja? Dia kan lebih deket sama Yulia."
"Yah si goblok. Kuliah doang lu di kedokteran nalarnya kagak jalan. Justru karena deket itu pasti Cherry dipihak Yulia. Gabakal bantuin gua."
Omongan Eji ada benarnya.
"Trus lo mau gue bantu apaan?"
Wajah Eji langsung berseri. Ia memajukan tempat duduknya lebih rapat pada meja foodcourt. "Gua rencana bikin event suprise malem ini. Tugas lo atur gimana caranya biar Yulia bisa dateng. Gua udah siapin lokasi dan tetekbengeknya."
"Dimana?"
"Di PIM." Eji menaikturunkan alisnya berulang-ulang. "Gimana?"
Sejenak Jojo menimbang-nimbang dengan matang sebelum membuka suara. "Lo tau kan hukum dasar alam? give and take. Hidup ini gak ada yang gratis, lur."
"Tenang sob. Itu aman terkendali. Lo mau apa? Gopek? Cepek?"
Jojo bukan tipe mata duitan sama seperti Chandra. Ia berpikir hal lain yang bisa ia dapatkan selain uang. Dilihatnya tas gitar yang bentuknya mengikuti isi didalamnya yang ia bawa tadi. Sepertinya bukan ide buruk Eji membantunya untuk bersaing dengan Hanif, target utamanya saat ini.
"Lo sampe kapan disini?"
"Turnamennya udah kelar. Mulai lagi maret. Jadi gua bakal lumayan lama disini, paling cuma diisi latihan doang."
Kini giliran wajah Jojo yang berseri. "Oke, gue bantu lo."
"Yes!" Transaksi berhasil. Diskusi serius mereka yang terlihat bakal alot itu pun dimulai.
***
"Ahh kenyang juga akhirnya!" Cherry meregangkan badannya seraya bangkit dari bangku kantin. Hatinya bahagia bercampur lega selain karena perutnya sudah terisi, ia juga sudah menyelesaikan ujian hari ini dengan baik. "Thanks ya Han. Next time gue yang traktir lo."
Laki-laki itu tersenyum ikut senang.
Berkebalikan dengan Cherry, sahabat beda fakultasnya itu justru wajahnya tidak berubah. Tertekuk kebawah. Orang lain yang ngeliat pasti langsung mikir kalo Yulia lagi dateng bulan, padahal ia baru selesai minggu lalu.
"Bersyukur dikit kenapa sih Yul? Udah dapet makan gratis, ujiannya juga kelar masih cemberut aja."
Kini mereka bertiga berjalan beriringan menuju parkiran. Rencana mereka akan balik dengan mobil Hanif. "Tadi kurang? Perlu makan lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-kosan Mertua
Fanfic"Selamat datang di kosan Nyak! Mampir aja dulu, siapa tau nyaman trus bisa jadi besanan." -Mpok Jamela EAKK! GenderBender