8. Berpikir

11.3K 1.9K 426
                                    

Dengan kekayaan, kekuatan dan ketampanannya ia bisa memiliki banyak wanita. Itu dia, Arjuna. Bukan aku. Aku hanya pria yang jatuh cinta.

Kamu tak perlu menjadi Putri seperti Dropadi, Ulupi, Citranggada apalagi Subadra.

Cukup jadi Tiffany, Sang Dewi
Sederhana dan apa adanya

-Dylano Khani-

🌳🌳🌳

Ini bukan lagi New York. Tak ada pantai yang jadi pemandangan atau kota besar dengan gedung bertingkat membuat langit sulit terlihat. Butuh sekitar enam jam menuju laut selatan dan tiga jam menuju laut utara. Di timur ada kabupaten Bandung dan Sumedang. Di sini tersimpan hati yang yang harus diraih.

Jakarta terpisah oleh Cipularang. Tahun 2005 sebuah flyover besar pertama kali menghubungkan Pasteur dan Surapati sejauh 2,8 KM. Kini diterangi lampu warna-warni di malam hari, Pasupati menjadi ikon kota tempatnya dibangun, Bandung.

Pertama kali berpijak ke tanah sejarah lautan api tahun 1946 lalu, Dylano tak mencari peuyeum dan keripik tempe. Ia mencari gadis sunda berkulit putih, bermata sedikit sipit dan senang mengemil daun seladah, tak peduli disamakan dengan kambing.

Mudah baginya mencari orang, tak seperti dulu. Jika saja ia tak berjanji untuk tidak mencari Tiffany lagi sesuai surat yang ia tulis untuk wanita itu beberapa tahun lalu. Tak perlu ia menunggu selama empat tahun lamanya.

Sudahlah, itu takdir. Kini takdir itu membawa Dylano kembali, bermodalkan sebuah topi dan selembar kertas harapan berisi doa meminta jodoh. Selalu penuh perhitungan, Dylano menyusun taktiknya sendiri. Jika ia tak bisa menemui Tiffany, ia akan membawa Tiffany menemuinya dengan cara yang ia perhitungkan.

Dalam ketenangan batin Dylano yang berhasil mengutus Lorna, Tiffany resah. Tubuhnya berguling di atas tempat tidur. Seperti divonis, gadis itu tak punya pilihan. Ia harus menghadiri acara reuni sekolah. Nomor ponselnya ada di kontak Lorna, alamat rumahnya juga. Ah, andai jika tak punya hutang budi. Pilihan terbaik, lari kabur dari Lorna dan masa lalunya. Kini ia terjebak, dijebak sebenarnya.

"Apa yang harus disiapkan untuk reunian." Merasa bodoh, Tiffany bertanya pada Nyonya Google. Ia tak berharap Dylano datang, jelas. Hanya saja takut pria itu mungkin saja datang.

Selain itu, Tiffany tak tahu bagaimana takdir mereka tertaut lagi. Masalah topi, kertas harapannya di wishing wall hingga skenario kedatangan Lorna, gadis itu hanya tahu sebatas ia harus bertemu lukisan masa lalu dan yang menakutkan adalah kenangan di dalamnya.

Berniat tidur demi kecantikan, ia terus terpikir mencari gaun tercantik dalam lemari, sepatu, warna lipstick sampai cat kuku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berniat tidur demi kecantikan, ia terus terpikir mencari gaun tercantik dalam lemari, sepatu, warna lipstick sampai cat kuku. "Apapun. Kalau aku bertemu pria itu, aku harap dia menyesal meninggalkanku dan membuat postingan hastag mantan maafkan aku yang dulu!" tegas Tiffany.

Begitu pagi menjelang dan melihat pantulan wajah di cermin wastafel kamar mandi, ia syok. Bagian bawah matanya menghitam. Selesai mandi ia merampok kantung teh di cangkir Ayah dan Bunda. Tak peduli kantung itu dicelup dalam air gula, tetap ia gunakan untuk mengompres bagian bawah mata.

Sepasang Sepatu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang