25. Mobil siapa?
.
Zara melepaskan tautan bibirnya dari bibir Arsean saat merasa kehabisan oksigen. Dengan mata menyipit, Arsean tertawa pelan sambil mengusap bibirnya."Lo marah?" Tanya Arsean.
Zara mengerutkan keningnya bingung. "Marah?"
Masih dengan tangan yang melingkar di pinggang Zara, Arsean memajukan bibir bawahnya hingga terlihat luka kecil bekas gigitan disana.
"Ya ampun, maaf gue gak sengaja!!" Panik Zara sembari memegang luka di bibir Arsean.
"Marah kenapa?" Tanya Arsean. Namun sayangnya Zara tidak menghiraukan. Perempuan itu sibuk memperhatikan luka akibat ulahnya.
"Sakit nggak?" Zara memegang pelan bibir Arsean membuat si empunya meringis pelan.
"Shhh..."
"Eh maaf maaf!"
Melihat wajah panik Zara membuat Arsean tersenyum jahil. Ia melepaskan sebelah tangannya di pinggang Zara hingga hanya tersisa satu tangan saja memeluk pinggang Zara. Dengan cepat ia memegang bibir bawahnya sendiri.
"Awww sakit!!" Jerit Arsean saat sengaja memencet bibirnya.
"Jangan dipegang ih!!"
Arsean melengkungkan bibirnya kebawah, membuat ekspresi sesedih mungkin.
"Umm sayang... Yaudah, kita naik dulu. Biar bibirnya diobatin."
Arsean menggeleng dan mengeratkan pelukannya di pinggang Zara dengan satu tangan. "Lo gak liat darahnya banyak?"
"Ya makanya harus diobatin." Jawab Zara.
Arsean berdecak kesal. "Gak peka! Ya lo isap kek biar darahnya hilang dulu."
Mata Zara membelalak akibat terkejut mendengar perkataan Arsean yang cukup vulgar. Apa-apaan ini? Mengapa bocah ini semakin hari semakin nakal?
"Apa'an sih!!" Zara mencubit perut Arsean membuat si empunya berteriak kesakitan. "Lo kira gue vampir?!"
Arsean terkekeh sebelum akhirnya mengangkat tubuh Zara untuk keluar dari kolam itu, disusul olehnya.
Baru saja Zara hendak beranjak, dengan gesit Arsean menahan tangannya. Gadis itu pun menoleh ke belakang, mengangkat kedua alisnya heran.
"Baju lo warna putih semua, ya?" Tanya Arsean.
Zara sempat kebingungan dengan pertanyaan Arsean. Kemudian ia baru tersadar saat menundukkan kepalanya untuk mengecek bajunya. Detik selanjutnya, mata serta mulut Zara terbuka lebar.
Sialan. Bajunya transparan?!
Masih dengan keadaan basah kuyup Zara berlari ke toilet yang ada di sekitar kolam itu juga. Merutuki dirinya sendiri di dalam hati. Terlebih saat mendengar suara tawa yang menyebalkan dari Arsean.
Walaupun kejadian ini sudah terjadi beberapa kali, tetap saja Zara merasa sangat malu. Rasanya ia ingin segera melompat ke kolam renang yang ada di dekatnya.
Dan sekarang, Zara diam membisu di depan cermin toilet. Bagaimana caranya dia keluar dengan keadaan seperti ini? Haruskah dia menunggu sampai bajunya kering dulu?
"ARSEAN!! GUE KELUARNYA GIMANA??" Teriak Zara dari dalam toilet.
"LEWAT PINTU!!" Balas Arsean ikut berteriak.
"GA GITU O'ON!! MAKSUD GUE, GUE KELUARNYA PAKE APA?"
"PAKAI CELANA AJA. BIAR SAMAAN KAYAK GUE."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dingin [TERBIT]
Teen Fiction[Terbit di GLORIOUS PUBLISHER] [Klik link di bio untuk pemesanan novel] Arsean Dirgazanta, sosok lelaki yang berlagak dingin nan cuek demi menutupi kebiasaan bayinya. Siapa sangka dibalik sikap acuh tak acuh nya terdapat dot serta empeng di dalam t...