‼️ Mau ngasih tau, kalau make :
• Lo-gue / aku-kamu, berarti lagi bahasa Indonesia.
• Aku-kau, berarti lagi bahasa asing (cimiiw)Takut nanti pada ngira ga konsisten.
.
10. Tangisan
Zara berjalan bolak-balik di depan pintu ruang IGD. Rasa khawatir kian menyerang. Sedangkan Arsean hanya berjongkok di samping pintu sembari memainkan kuku kakinya. Dia tak tahu harus melakukan apa.
Lama menunggu hingga akhirnya dokter pun keluar dari ruangan itu.
"Dok gimana keadaan ibu saya?!"
"Ada yang perlu saya bicarakan. Bisa ikut ke ruangan saya?"
Zara mengangguk cepat lalu berbalik badan menghadap Arsean.
"Lo tunggu di sini," Zara hendak berjalan mengikuti langkah sang dokter namun Arsean dengan cepat memegang pergelangan tangannya.
Mulut Arsean bergerak seolah mengatakan, "Ikut."
"Gak usah, lo disini aja."
Dengan wajah malasnya, bibir Arsean melengkung ke bawah. Membuat ekspresi semenyedihkan mungkin layaknya seorang bayi yang akan ditinggal ibunya. Zara tak sampai hati melihat Arsean bertingkah seperti itu.
"Ck, buruan!" Zara berjalan diikuti oleh Arsean dari belakang.
Setibanya mereka disebuah ruangan minimalis bernuansa putih, Arsean dan Zara segera duduk di kursi yang letaknya berhadapan dengan sang dokter.
"Apakah ibu anda memiliki riwayat penyakit asma?"
Zara mengangguk, "Iya dok."
"Sepertinya asma ibu anda cukup parah hingga pernafasan nya saat ini sangat lemah." Jelas pak dokter.
Zara mengepal kuat tangannya di bawah meja. Ia berusaha menahan air matanya agar tak keluar. Zara sangat takut jika kejadian dulu kembali terulang.
Dimana ibunya hampir saja kehilangan nyawa.
Arsean yang sadar akan ketakutan Zara pun spontan memegang tangan Zara. Seakan memberikan koneksi agar Zara tetap tenang.
"Apa ada yang membuat ibu anda emosi atau hal semacamnya?"
Zara menggeleng ragu, "Eng-enggak, dok. Kebetulan tadi asma ibu kambuh pas lagi di luar. Ibu saya juga lupa bawa inhalernya."
Dokter itu pun mengangguk paham, "Untuk sementara waktu, ibu anda akan dirawat inap dulu. Saya sarankan setelah ibu anda sadar, jangan ingatkan hal-hal yang membuatnya emosi."
Zara menghela nafas panjang kemudian mengangguk.
"Untuk biayanya, anda bisa cek di tempat administrasi."
"Baik dok, terimakasih." Zara dan Arsean bangkit dari kursinya lalu melangkah keluar dari ruangan itu.
Zara berjalan lemah. Entah mengapa pikirannya kembali tertuju pada masa lalunya yang kelam. Ia sangat membenci masa-masa itu.
Namun lamunannya tiba-tiba buyar saat Arsean menyolek-nyolek punggung Zara membuat Zara menoleh ke belakang.
Zara mengangkat alisnya sebelah seolah bertanya apa.
Arsean membungkuk sambil memegang kedua lututnya untuk menyamakan tingginya dengan Zara.
"Laper," ucapnya pelan di depan wajah Zara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dingin [TERBIT]
Ficção Adolescente[Terbit di GLORIOUS PUBLISHER] [Klik link di bio untuk pemesanan novel] Arsean Dirgazanta, sosok lelaki yang berlagak dingin nan cuek demi menutupi kebiasaan bayinya. Siapa sangka dibalik sikap acuh tak acuh nya terdapat dot serta empeng di dalam t...