20. Bohong
.
"Arsean, lo dengerin gue dulu!!" Zara menarik tangan Arsean membuat si empunya spontan berbalik badan.
"Gue sama Kevin gak ada hubungan apa-apa. Gue cuma pengen tau...." Zara menggantung perkataannya di kalimat akhir.
Mana mungkin ia beritahu pada Arsean kalau ini menyangkut tentang mamanya. Karena sudah pasti Arsean tidak akan percaya. Jadi Zara rasa untuk sementara waktu, Arsean tidak perlu tahu hal ini. Dia akan mencari tahu kebenarannya dulu. Bisa saja yang dikatakan oleh Kevin adalah kebohongan.
Arsean mengangkat sebelah alisnya seakan menunggu Zara melanjutkan omongannya. Zara yang kehabisan kata-kata hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Ia tidak tahu harus memberikan alasan apa lagi pada Arsean.
"Zara, gue udah telfon nyokap gue soal obat-obatan herbal." Sahut Kevin yang tiba-tiba datang entah darimana.
Zara mengernyit. "Obat-obatan?"
"Iya, kan tadi lo mau nanya obat herbal buat lo kasi nyokap lo." Kevin mengedipkan matanya sebelah.
Zara mengangguk antusias. "Ah i-iya!! Ta-tadi gue mau cari tau soal obat herbal dari nyokap Kevin."
Arsean tak menggubris. Ia tak bodoh untuk tidak melihat kedipan mata Kevin. Sudah pasti ada yang mereka sembunyikan dari Arsean. Hal itu membuat Arsean semakin terbakar amarah. Ia langsung menepis tangannya dari genggaman Zara lalu beranjak pergi begitu saja.
Zara menghela nafas panjang melihat kepergian Arsean. Ia pun hendak melangkah masuk ke dalam kelasnya. Namun sebelum itu, Kevin sempat menahan tangannya. "Gue bisa bantuin lo cari tahu tentang bokap lo."
Zara menarik tangannya dari genggaman Kevin sembari berdecak. "Gak usah, gue bisa sendiri."
Sifat Zara yang seperti ini membuat Kevin semakin ingin menggapainya. Tentunya Kevin merasa tertantang.
Kevin meninggalkan seringai tipis sebelum ikut melangkah masuk ke dalam kelas.
***
Sepulang sekolah, Zara langsung berjalan keluar gerbang untuk memesan ojek online. Sebenarnya Bima ingin menjemputnya, namun Zara menolak. Ada yang perlu ia cari tahu sendiri.
Tiba-tiba mata Zara terfokus pada motor Vixion Lighting berwarna hitam yang sempat lewat begitu saja di depannya. Motor yang paling sering Arsean pakai selain mobil-mobil mewahnya.
Wajah Arsean yang tertutupi oleh helm full face sama sekali tidak memperdulikan Zara yang memperhatikannya. Ia langsung menaikkan gasnya hingga motor itu melaju dari hadapan Zara.
Ada rasa tak enak saat melihat Arsean marah. Tapi bagaimanapun, Zara harus tetap mencari tahu kebenarannya. Mungkin ada baiknya jika saat ini ia tidak berbicara dulu dengan Arsean. Ia juga tak mau memperkeruh hubungan Arsean dengan Mamanya saat Zara memberitahu alasan sebenarnya. Walaupun ia tidak tahu bahwa itu benar atau tidak.
***
"Aku sudah bosan dengan alasanmu. Sebenarnya kau ini mencintaiku atau tidak?!" Bentak Farah saat baru saja masuk ke ruangan Aryo alias atasannya.
Aryo tampak santai duduk di kursinya sambil membuka beberapa berkas penting. "Apa maksudmu?"
"Kapan kau menikahiku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dingin [TERBIT]
Teen Fiction[Terbit di GLORIOUS PUBLISHER] [Klik link di bio untuk pemesanan novel] Arsean Dirgazanta, sosok lelaki yang berlagak dingin nan cuek demi menutupi kebiasaan bayinya. Siapa sangka dibalik sikap acuh tak acuh nya terdapat dot serta empeng di dalam t...