🐝 Swim

132K 17K 5K
                                    

♪ Dynamite - BTS
(Sekalian streaming gapapa kali ya, hehehe)

24. Swim

.

Byurrr

Arsean menjatuhkan tubuhnya ke dalam kolam renang. Kini tubuhnya hanya terbalut oleh celana pendek. Hal itu membuat perut kotak-kotak nya terpampang jelas tanpa tertutupi sehelai kain. Ia memang seperti ini jika sedang berenang.

Sedari tadi Arsean tidak melihat Syifa. Entah kemana perginya perempuan itu.

Akhirnya perempuan itu datang. Ia berjalan dari kamar mandi yang ada di dekat kolam renang milik Arsean. Dan betul saja apa kata Zara. Syifa datang hanya mengenakan baju renang berwarna pink model kensi dengan bawahan yang berbentuk celana dalam. Sangat seksi hingga memperlihatkan dengan jelas lekuk tubuhnya.

Arsean bergidik ngeri terlebih saat Syifa berjalan dengan lenggak-lenggok. Apa perempuan ini sedang menggoda Arsean? Sumpah demi tuhan jika bukan karena suruhan guru, maka Arsean akan menyeret perempuan itu keluar dari rumahnya.

Saat Syifa sudah merendamkan tubuhnya di kolam, Arsean segera berenang menjauh. Dan dengan pede nya, Syifa ikut berenang di belakang Arsean.

"Jangan sok jual mahal dong. Santai aja, kita kan juga udah kenal lama." Tegur Syifa.

"Lo mau ngajarin gue gaya kupu-kupu, nggak? Gue paling gak bisa gaya itu." Lanjut Syifa dengan nada murung.

Astaga, Arsean malah emosi melihat ekspresi Syifa. Jangan pikir bahwa Arsean tak akan berani pada Syifa hanya karena perempuan itu pacar Angga sekaligus sahabat Zara. Arsean termasuk dalam golongan bocah nekat. Dia tak takut sama sekali.

Lagi-lagi Syifa hanya terkacangi. Arsean sama sekali tak menghiraukannya. Sifat acuh tak acuh Arsean malah membuat Syifa semakin penasaran.

***

Di lain tempat...

Zara baru saja selesai menjenguk Dewi, ibunya. Tapi Zara masih belum puas. Hal itu dikarenakan saat ia tiba di apartemen Bima, Dewi sedang istirahat. Dan dokter melarang Zara untuk membangunkan ibunya.

"Mulai hari ini, kau dan Arin pindah ke apartemen ku. Aku akan menyewa mobil truk untuk mengambil semua barang kalian. Intinya sore ini kau dan Arin harus sudah siap." Ucap Bima saat Zara keluar dari kamar yang ditempati oleh ibunya.

"Astaga.. tak usah repot-repot-"

"Kalau kau tak mau, kau tinggal sendirian saja disana. Karena ibu dan Arin ikut denganku." Potong Bima dengan nada mengejek.

Zara memutar bola mata malas. "Kenapa kau mendadak tak suka dengan rumah itu?"

"Bukan begitu, aku hanya khawatir dengan ibu. Kalian sekolah, sudah pasti ibu nanti sendirian di rumah. Kalau disini pasti ibu akan aman. Aku punya banyak pembantu dan asisten." Jelas Bima.

Zara mengangguk paham. Yang dikatakan Bima memang benar. Apalagi saat mengingat Zara sering meninggalkan ibunya karena harus bekerja demi kebutuhan ibu dan adiknya.

"Yasudah, terserah kau saja." Zara melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Aku harus pergi sekarang."

Zara beranjak keluar dari apartemen luas yang sempat membuat Zara kagum. Ternyata kakaknya benar-benar menjadi seorang pria sukses. Dan Zara sangat bangga.

Tak butuh waktu lama, Zara pulang ke rumahnya untuk mengganti seragam.

Kini Zara tiba di butik Bu Lilis. Zara terkesima melihat interior butik yang amat mewah nan megah itu. Sangat sesuai dengan tipikal Bu Lilis, satu-satunya guru di SMA Angkasa yang paling terkenal dengan gaya elegannya.

Bayi Dingin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang