🐝 Alkohol

144K 13.8K 2.7K
                                    

26. Alkohol

.

Arsean dan Zara keluar saat mobil berhenti tepat di depan apartemen Bima. Arsean menyipitkan matanya saat melihat masih ada dua mobil yang juga berhenti di seberang jalan.

"Arsean!!"

Arsean tersentak kaget. "Eh, yaudah. Lo duluan masuk. Nanti gue nyusul."

Zara mengangguk kemudian masuk ke apartemen itu, meninggalkan Arsean yang masih diam di tempat.

Arsean tiba-tiba di serang rasa penasaran. Entah mengapa, ia merasa kurang puas jika tak mengetahui siapa pemilik mobil itu. Dan apa tujuannya mengikuti Arsean sampai kesini? Ia pun melangkahkan kakinya ke seberang jalan.

Baru Arsean ingin menundukkan kepalanya untuk mengecek isi mobil itu, tangannya tiba-tiba saja di cekal dari belakang. Sontak Arsean menoleh dan betapa terkejutnya ia saat melihat dua orang berbadan kekar yang menggunakan baju hitam layaknya seorang bodyguard.

Arsean berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan cekalan itu. Namun sayangnya dua pria itu langsung mendorongnya masuk ke dalam mobil.

"SIALAN! APA YANG KALIAN LAKUKAN?!"

Pria itu segera mengikatkan tali di kedua tangan Arsean. "Diamlah anak muda."

Arsean memberontak sambil menatap geram wajah pria yang ada di hadapannya. Dengan keras, Arsean menjedukkan kepalanya ke kepala botak milik pria tersebut.

"OHH FUCK?! BERANI-BERANINYA KAU!!"

BUGH

BUGH

BUGH

Tiga tonjokan keras sukses mendarat di wajah mulus Arsean. Dan sudah di pastikan Arsean menutup matanya karena tak sadarkan diri.

...

Entah sudah berapa lama Arsean menutup mata hingga saat membuka mata, ia sedikit meringis karena merasakan pening menyerang kepalanya. Arsean tak tahu dia berada dimana sekarang. Ia duduk pasrah di bangku kayu dengan keadaan tangan yang terikat di belakang.

Tak lama kemudian ...

"Kau sudah sadar, nak?"

Arsean segera menoleh kearah pintu saat mendengar suara seorang pria. Ia tak menduga bahwa pria itu adalah Dirga, papanya. Pria yang sangat di benci olehnya.

"Maaf, jika bukan dengan cara seperti ini, aku yakin kau tak akan mau datang." Perlahan Dirga melangkah maju mendekati Arsean. "Ternyata kau memang manja. Baru tiga pukulan, kau langsung pingsan."

Arsean membuang muka, tak berniat menjawab perkataan Dirga sama sekali.

"Tampaknya kau masih tak mau berbicara dengan papamu sendiri. Tapi tak masalah, akan ku buat kau berbicara." Dirga menghampiri kursi Arsean lalu berdiri tepat dihadapan putranya. "Sudah saatnya kau tinggalkan mama mu. Kembalilah pada papa."

Ucapan Dirga berhasil membuat Arsean melemparkan tatapan tajam sekaligus tak suka. Sejak Dirga dan Farah berpisah, Dirga selalu mengatakan hal yang sama. Tentu saja keputusan Arsean tak akan berubah. Ia tetap besiteguh tak mau ikut dengan papanya.

"Aku membutuhkan dirimu untuk menjadi penerusku. Jangan mau terpedaya dengan mama mu itu. Dia sengaja membuatmu manja agar kau tak bisa jauh darinya. Wanita egois itu hanya membutuhkanmu untuk kepentingan pekerjaannya saja." Jelas Dirga.

Arsean tertawa remeh. "Lalu apa bedanya denganmu?"

"Tentu saja berbeda. Jika aku beritahu kejadian sebenarnya, ku yakin kau pasti akan membenci wanita itu. Apa kau siap untuk ku beritahu?"

Bayi Dingin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang