🐝 Fakta

127K 15.3K 1.2K
                                    

30. Fakta

.

Malam ini, Kevin memutuskan untuk membawa Zara masuk ke sebuah bar klasik berwarna hitam dengan nuansa merah. Suasana di bar itu cukup ramai, deretan bangku sudah terisi penuh oleh para lelaki. Dia atas meja, terlihat banyak perempuan yang duduk hanya mengenakan pakaian ala kadarnya.

Zara bergidik ngeri kala melihat seorang pria yang mungkin sudah lanjut usia sedang menggoda perempuan di depannya. Eh, tapi semakin diperhatikan pria itu seperti tak asing di matanya.

Zara mengucek matanya lalu tersadar sesuatu. "Ya ampun!! Dia kan sopir yang nganterin gue sama Arsean waktu itu." Zara melongo tak percaya.

"Apa?" Sahut Kevin.

"Gak papa." Zara menggeleng. "Oh iya, kita mau ngapain disini?"

Kevin langsung menarik tangan Zara untuk membawanya duduk di sebuah kursi yang ada di pojokan. Ia sengaja mengambil sudut yang paling sepi agar tak ada orang yang melihat mereka berdua.

Selama berjalan, Zara menundukkan kepalanya sambil merutuki dirinya sendiri. Ia bisa merasakan bahwa orang disekitarnya menatapnya aneh. Tentu saja hal itu dikarenakan gaun sialan yang masih setia melekat di tubuhnya.

Kostum yang sangat heboh.

Tiba-tiba fokus Zara teralih pada dinding yang ada dibelakang seorang pria bartender. Terdapat banyak figura serta botol minuman di rak yang menempel di dinding itu.

Dinding itu terlihat seperti....

Zara sontak menghentikan langkahnya membuat Kevin pun ikut berhenti melangkah.

"Kenapa?" Heran Kevin sembari mengikuti kemana arah pandangan Zara.

Zara menjentikkan jarinya. "Arsean sama Syifa ciuman disini!!"

Refleks Kevin membekap mulutnya dengan tangannya sendiri. "CIUMAN?!!"

Zara mengepal kuat tangannya. Lagi-lagi rasa emosi kembali menghampirinya ketika melihat dinding itu. Dia sangat yakin, disini lah Arsean dan Syifa melakukan hal itu.

"Seriusan Arsean sama Syifa ciuman?" Kevin masih tak percaya dengan apa yang ia dengar.

Zara menghembuskan napasnya berat. "Iya."

"Jadi gara-gara itu lo putus sama Arsean?"

"Ck, iya."

"Lo tau darimana?"

Zara menunjuk dinding yang tadi. "Gue liat fotonya. Mereka ciuman disitu."

Dada Zara terasa sesak melihat dinding itu. Hatinya seperti diremas-remas. Bahkan sekarang pandangannya menjadi kabur. Ia berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh begitu saja.

Tak mau berlama-lama, Zara pun berbalik badan, ingin meninggalkan tempat ini. Namun Kevin segera menahannya. "Lo mau kemana?"

"Pulang."

"Lo gak mau cari tahu dulu? Bisa aja tuh foto editan."

"Gak! Itu gak mungkin editan. Gue lihat sendiri kalau mereka ciuman disitu, Vin!!" Dumel Zara.

"Tapi lo jangan cepat percaya, Ra."

"Terus? Gue harus pura-pura gak percaya atas apa yang gue lihat?? Atau pura-pura bodoamat waktu lihat pacar gue ciuman sama cewek lain??" Zara mengusap air matanya yang entah sejak kapan mengalir. "Lo gak tau perasaan gue, Vin."

Kevin memutar bola matanya sambil menunjuk deretan bangku yang sebagian dipenuhi pengunjung laki-laki. "Sekarang lo liat tuh cowok-cowok yang duduk disana."

Bayi Dingin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang