🐝 Jadian

184K 19.6K 2.6K
                                    

Yeyy makasih 3k readers nyaa<3
Author mau nepatin janji nih. So...

Hppy reading evrebadee-!!


17. Jadian

.

Wajah mereka perlahan-lahan semakin mendekat. Zara menutup matanya. Begitu pula dengan Arsean. Keduanya saling merasakan deru nafas yang tak beraturan.

"ARSEAN!!"

Suara teriakan yang berasal dari belakang sontak membuat Zara dan Arsean terkejut lalu menjauhkan diri. Arsean berbalik badan. Wajahnya berubah menjadi datar saat melihat Farah berdiri disana.

Farah melirik Zara sinis, "Tante mau ngomong sama kamu sebentar."

Zara mengangguk lalu mengikuti Farah yang berjalan didepannya.

Kini Farah dan Zara tiba di ruang tamu.

Farah duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya, meletakkan tasnya di atas meja kaca lalu memperhatikan Zara yang tengah berdiri dari atas hingga bawah, "Pekerjaanmu disini sudah selesai. Gajimu akan segera saya transfer."

Zara memperhatikan wajah Farah lama. Semenjak ia tahu bahwa Farah berselingkuh dengan Aryo -ayahnya- entah mengapa Zara menjadi ikut kesal melihat wajah Farah.

"Saya sudah pulang, jadi kau tak perlu susah-susah menggantikan posisi saya di rumah ini," lanjut Farah.

"Sejak kapan anda pulang? Bukannya anda tidak pergi sama sekali?" Tanya Zara santai.

Farah mengepal kuat tangannya, "Jangan ikut campur urusan orang. Dan perlu ku ingatkan padamu, jangan dekati anakku lagi."

"Anakmu sendiri yang mendekatiku."

"Apa kau tak tahu malu? Lihat keadaanmu sekarang. Kastamu sangat berbeda jauh dengan Arsean. Arsean kaya raya, dan kau..."

"Seharusnya anda yang sadar diri. Apa anda tidak malu mendekati suami orang? Perlu anda ketahui bahwa papa dan ibu saya belum resmi bercerai."

Mata Farah melotot. Ia segera bangkit dari sofa dan mendekati Zara, "Kau ingin menipuku, kan?"

Zara terkekeh pelan, "Tidak baik menipu orangtua."

Farah sangat geram. Ia pun langsung melayangkan tangannya di udara, hendak menampar wajah Zara. Namun reaksi Zara lebih cepat. Ia meraih tangan Farah lalu membawa tangan wanita itu dengan lembut menyentuh keningnya.

"Saya pamit ya tante.. Makasih atas gajinya," Zara menampakkan senyum lebarnya sebelum beranjak keluar dari rumah itu.

Farah membuang nafasnya kasar. Ia lalu melangkah menuju dapur untuk menjumpai Arsean yang sedang asik memakan bubur.

"Arsean masih marah sama Mama?" Tanya Farah dengan lembut.

Arsean tak menggubris. Matanya hanya fokus dengan bubur pisangnya. Ia sengaja menyuap beberapa sendok bubur kedalam mulutnya agar menghindari perbincangan. Dia masih kecewa pada ibunya.

"Ayolah, pria itu hanya rekan kerja Mama."

Arsean mendongakkan kepalanya. Menatap Farah dengan ekspresi heran, "Kalau hanya rekan kerja, kenapa Mama harus bohong? Mama bilang ke Arsean kalau Mama kerjanya diluar kota."

Bayi Dingin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang