31. Saturday
.
Sabtu pagi ini, seperti biasa SMA Angkasa selalu mengadakan olahraga sehat. Luasnya lapangan kini terlihat berwarna hitam berpadu merah oleh seragam olahraga.Perlu diketahui bahwa SMA Angkasa dijuluki sekolah dengan seragam terbaik. Tentu saja sekolah mereka mendapatkan predikat itu karena seragam mereka sendiri dirancang langsung oleh Bu Lilis, guru yang paling ahli dalam bidang fashion. Jaket tipis berwarna merah tua yang menutupi kaos hitam, serta celana training hitam dengan garis merah senada di sampingnya.
Terlihat seperti style seragam korea.
Semua siswa dan siswi pun berhamburan mengambil peralatan untuk kegiatan mereka masing-masing. Ada yang bermain bulutangkis, sepakbola, basket, voli, dan lain sebagainya.
Sedangkan Zara dan Kevin memilih untuk ikut bermain voli bersama siswa/i lainnya.
Disisi lain, Arsean dan Angga kini berada di kantor Bu Butet.
"Kenapa cuma kalian berdua? Mana orangtua kalian?" Tanya Bu Butet dengan nada rendah.
Angga menelan salivanya susah payah. "Udahin aja dong, Bu. Lagian saya sama Arsean juga udah baikan. Ibu lupa? Kita berdua ikut O2SN, loh. Masa Ibu tega mau skors kita."
"O2SN?" Tanya Bu Butet lalu diangguki oleh Angga dan Arsean.
"Hmm... Yasudah gini aja. Kalau misalnya kalian menang, Ibu bebasin kalian. Tapi kalau kalah, orangtua akan tetap dipanggil. Oke?"
Angga tertawa remeh. "Deal, Bu!"
"Arsean gimana?" Kini pandangan Bu Butet beralih ke Arsean.
"Iya." Jawab Arsean singkat.
Setelah mengambil keputusan itu, Angga dan Arsean pun keluar dari ruangan yang akhir-akhir ini menjadi neraka bagi mereka berdua.
"Gimana bro? Lo gak marah sama gue lagi, kan?" Tanya Angga sambil ikut berjalan dibelakang Arsean.
Arsean mengangguk sekilas. Ia pun membuka jaketnya hingga hanya tersisa kaos hitam dan celana training hitam saja.
Sepanjang perjalanan, Arsean mendapatkan perhatian dari beberapa siswi yang lewat. Bagaimana tidak? Mengenakan seragam olahraga membuat penampilan Arsean jauh lebih gagah dan maskulin. Walaupun tetap saja jika berada didekat Arsean hanya akan tercium perpaduan aroma minyak telon, bedak, serta parfum bayi.
"Lo mau kemana?" Tanya Angga lagi.
"Latihan renang."
***
"ZARA!!" Panggil Angga sambil berlari menuju lapangan voli.
Spontan Zara menoleh ke belakang. "Eh Angga, kenapa?"
"Hehehe, gue cuma mau ngajak lo nonton Arsean latihan renang. Mau nggak?"
"Kalian udah baikan?" Tanya Zara mengingat kejadian tempo hari dimana Angga dan Arsean berkelahi.
"Udah sih, tapi dia masih sering diam. Lo tau kan Arsean kepala batu? Kurang mengalah apa coba gue sebagai teman." Jawab Angga sedramatis mungkin.
Zara terkekeh geli. Oh, Zara jadi rindu pada bayinya itu. Dia membayangkan bagaimana menggemaskannya wajah Arsean saat marah.
"Yaudah, yuk!" Ajak Zara antusias.
"Ikut!!" Terdengar suara yang berasal dari belakang membuat Angga dan Zara menghentikan langkah mereka dan berbalik badan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dingin [TERBIT]
Teen Fiction[Terbit di GLORIOUS PUBLISHER] [Klik link di bio untuk pemesanan novel] Arsean Dirgazanta, sosok lelaki yang berlagak dingin nan cuek demi menutupi kebiasaan bayinya. Siapa sangka dibalik sikap acuh tak acuh nya terdapat dot serta empeng di dalam t...