🐝 Lebih nyaman

214K 26K 5.8K
                                    

Buat kalian yang baca, jangan pelit-pelit vote nya dong:( gampang kok tinggal pencet bintang doang.

9. Lebih nyaman

.

Perlahan-lahan wajah Arsean semakin mendekat. Zara reflek menutup matanya saat merasakan hidung Arsean menempel dengan hidungnya.

Tok tok tok

"Den, di dalam ada Neng Zara?" Terdengar suara seseorang dari balik pintu.

Sontak Zara membuka matanya kemudian mendorong tubuh Arsean menjauh. Ia segera bangkit dari kasur, menghampiri pintu dan membukanya.

Arsean mengacak rambutnya sambil menggerutu, "Ganggu aja lu, Dang!"

Dengan terpaksa ia ikut bangkit dari kasurnya lalu berjalan mengikuti Zara dari belakang. Tak lupa wajah lesuhnya.

"Pak Dadang? Ada apa?" Tanya Zara.

"Kompornya udah saya perbaiki, Neng." Jawab Dadang.

"Oh ya?" Zara segera berlari menuju dapur.

Entah mengapa Arsean merasa berat melihat kepergian Zara. Ia langsung melirik sinis pada Pak Dadang.

"Cepat sekali."

Setelah mengatakan itu Arsean langsung menutup pintunya.

•••

Sehabis mandi, Arsean keluar dari kamarnya menghampiri Zara di dapur. Gadis itu terlalu fokus memasak hingga tak sadar kehadiran Arsean.

Arsean pun berjalan ke samping Zara. "Mau gue bantu?"

Zara sontak menoleh ke Arsean. Detik selanjutnya pikiran Zara menjalar kemana-mana. Ia kembali teringat kejadian barusan di kamar Arsean.

Sialan! Pikiran apa ini?

Zara menggeleng cepat, menghilangkan pikiran kotornya.

"B-boleh." Zara memberikan Arsean pisau.

Arsean mengangkat sebelah alisnya sambil melihat pisau di tangannya. "Buat apa?"

"Ya buat motong bawang, lah. Yakali buat motong jambul Pak Dadang," jawab Zara dengan wajah kesal.

Arsean terkekeh pelan melihat wajah Zara sambil bergumam, "Garing, tapi lucu."

Arsean pun mulai memotong-motongi bawang yang di berikan Zara.

"Lo suka makan nasi goreng?" tanya Zara sekedar basa-basi. Padahal ia tahu betul bahwa Arsean tak suka makan nasi.

"Gak."

"Kenapa sih lo gak mau makan nasi?"

"Gak suka."

"Dasar bayi!" cetus Zara.

"Hiks hiks ..." suara tarikan ingus dari Arsean membuat Zara menoleh.

"Lo nangis? Ya ampun... Gue cuma bercanda. Serius banget, sih!"

"Ck!! Gue gak tahan." Arsean melepaskan pisau dan bawang merah dari tangannya lalu berjalan ke arah westafel untuk mencuci tangan.

Zara memukul jidatnya pelan saat sadar bahwa Arsean tak menangis. Matanya hanya perih akibat memotong bawang.

Bayi Dingin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang