"Ssaem.."
Taeil yang sedang makan tersedak kecil melihat kehadiran muridnya di hadapannya. Dengan segera, ia menyudahi acara makannya lalu menarik sebuah kursi untuk Jeno duduk."Ada apa? Ada yang bisa ssaem bantu untukmu?"
Jeno tampak menggaruk tengkuknya, merasa canggung.
"Ssaem, bolehkah aku ikut mendaftar menjadi calon peserta olimpiade?"
"Jeno.. kau tau Renjun ikut juga, dan kau tau Renjun memiliki peringkat teratas di kelas. Menurut ssaem, lebih ba—"
"Aku mohon, ssaem." Taeil menghela napasnya lalu menyodorkan selembar kertas.
"Isilah. Ini sebenarnya untuk Renjun, tapi ssaem akan meminta yang baru pada panitia. Ingat, jangan datang menangis pada ssaem kalau kau kalah dari Renjun. Ssaem tidak ingin kau menangis nantinya, huh? Arrasseo?"
Jeno tersenyum, dan mengangguk. Lagipula, dia tidak akan kalah dari Renjun kan?
***
Setelah mengisi formulir yang diberikan oleh Taeil, Jeno kembali masuk ke kelas. Kembali berkumpul bersama tiga kawan setianya.
"Ya, kau darimana? Tumben sekali sendirian. Bahkan kau meninggalkan Jaemin disini." Haechan terkadang iri melihat bagaimana Jeno dan Jaemin seolah-olah terikat lebih kuat dibanding dengan dirinya.
"Memangnya aku pacarnya? Harus mengikuti kemanapun dia pergi?" Jaemin berbalik, dan mulai berusaha menjambak rambut Haechan.
"Aku dari toilet. Kenapa? Kau merindukanku?"
Haechan mendengus lalu mendorong Jaemin agar kembali ke tempatnya.
"Katakan itu pada pantatku."
Renjun berdecak sinis, "kenapa kau jorok sekali."
"Bagaimana jalan-jalanmu dengan Mark sunbae kemarin?" Jeno duduk disampingnya lalu bertanya pada Haechan.
Haechan langsung tersenyum mendengar pertanyaan itu. "Mark hyung benar-benar teman yang asik! Kami membelikan kalung untuk ibunya kemarin. Dia ternyata sangat kaya! Aku akan mengajaknya kumpul bersama kita kapan-kapan."
Jaemin tersenyum dan mengangguk-angguk kecil, "apa dia membelikanmu sesuatu?" Haechan dengan cepat menggeleng. Membuat senyuman di bibir Jaemin perlahan sirna.
Padahal Jaemin menyadari, bahwa pada hari itu, Haechan menggunakan kalung ke sekolah. Ia dengan repot menyelipkannya ke dalam bajunya sehingga tak terlihat oleh siapapun. Tapi.. Kenapa Haechan harus berbohong?
"Bagaimana persiapan olimpiademu? Kau pasti akan melupakan diriku yang tampan ini dan lebih memerhatikan buku-buku membosankan itu." Ketiganya tertawa mendengar penuturan Haechan.
"Sayang sekali, tapi bagaimana ini? Buku-buku ini lebih tampan jika dibandingkan dengan dirimu, Haechan-sshi."
"Sepertinya matamu mulai rusak, Renjun-sshi."
"Jeno-ya. Apa kau tidak penasaran? Apa yang dikatakan Haechan pada para penggemarmu sampai mereka mundur?" Tubuh Haechan menegang.
Sial. Jangan katakan para gadis itu sudah membocorkannya pada Renjun. Haechan tak menyangka Renjun akan tau secepat ini.
"Dia bilang itu rahasia." Jaemin hanya menyimak, memperhatikan raut Haechan yang mulai gelisah.
"Ya, kenapa kau gelisah sekali?" Jaemin menoel pipinya, membuat Haechan terlonjak, sangat terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
friends -00l
Fanfiction[COMPLETED] Mereka semua punya luka yang tercipta oleh ruang yang terbuka. Menjadi kuat sebelum waktunya dan menjadi lemah disaat yang tidak seharusnya. nct dream 00l present. huang renjun. lee jeno. lee donghyuck. na jaemin. ⚠️Bahasa baku ⚠️Ha...