Haechan menggosok kedua tangannya, entah kenapa hari ini ia merasa lumayan dingin. Beberapa hari ini cuaca memburuk dan turun hujan deras. Untungnya pagi ini hanya terlihat sedikit mendung. Setelah menghadapi hari yang panjang kemarin, ia akhirnya kembali ke sekolah. Meskipun berangkat sendirian diantar oleh ayahnya.
Ia juga membawa empat bungkusan kue yang sudah disiapkan oleh ibunya. Niatnya ingin dimakan bersama dengan ketiga sahabatnya kala istirahat nanti. Haechan sudah memantapkan hati untuk meminta maaf lebih dulu kepada ketiganya.
Melihat perawakan Renjun yang berjalan tak jauh dari tempatnya membuat Haechan tersenyum lebar. Ia segera berlari kecil untuk menghampirinya.
"Hei, Huang Renjun!"
Bukannya berhenti atau menoleh ke belakang, Renjun tetap melanjutkan langkahnya.
"HUANG RENJUN!"
Beberapa anak yang mendengar teriakan itu menoleh pada Haechan, namun tidak dengan sang pemilik nama. Ia masih mengacuhkan kehadiran Haechan bahkan setelah dipanggil dengan teriakan.
Berhasil mencekal tangan Renjun, Haechan menariknya dengan kasar. Walaupun Renjun juga menarik tangannya kembali dengan kasar.
"Apa yang salah dengan dirimu?"
Mereka hanya bertatapan selama beberapa detik sebelum Renjun kembali berjalan tanpa memperdulikan Haechan. Tanpa menjawab pertanyaan dari Haechan.
"Apa karena kau jijik denganku?"
Langkah Renjun berhenti. Ia masih mendengar dengan jelas ucapan Haechan. Terdengar kekehan sinis dari Haechan sebelum kembali berjalan menyusul Renjun. Berdiri tepat di sebelahnya.
"Mungkin kata Jeno ada benarnya. Hubungan pertemanan kita hanya menyakiti diri kita masing-masing. Mari menjadi asing untuk satu sama lain sejak sekarang."
Haechan berjalan meninggalkan Renjun lebih dulu. Ia menyempatkan dirinya untuk membuang bungkusan kue yang dibawanya dari rumah saat melewati tong sampah. Dan Renjun hanya bisa diam, menatap punggung Haechan yang semakin menjauh.
***
"Ahn Inyeop."
"Hadir ssaem."
"Baek Yeri."
"Hadir ssaem."
Haechan menatap ke arah pintu sesekali. Belum ada tanda-tanda kemunculan Jaemin dan Jeno padahal bel pertama sudah berbunyi dan Taeil sudah memulai absensi.
"Han Jisung."
"Hadir."
"Huang Renjun."
"Hadir, ssaem."
Bukan hanya Haechan, jauh dilubuk hatinya, Renjun juga mengkhawatirkan hal yang sama. Jeno dan Jaemin bukan tipe anak yang suka membolos.
"Jeon Somi."
"Aku disini, ssaem!"
"Lee Haechan."
"Hadir ssaem."
Begitu seterusnya hingga absensi berakhir, dan Haechan memutuskan untuk mengangkat tangannya.
"Maaf ssaem, tapi nama Lee Jeno dan Na Jaemin belum ssaem sebutkan. Sepertinya terlewat."
Taeil menatap Haechan dan Renjun bergantian dan menemukan wajah penasaran sekaligus khawatir dari kedua anak itu. Sedikit menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Taeil berdeham sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
friends -00l
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Mereka semua punya luka yang tercipta oleh ruang yang terbuka. Menjadi kuat sebelum waktunya dan menjadi lemah disaat yang tidak seharusnya. nct dream 00l present. huang renjun. lee jeno. lee donghyuck. na jaemin. ⚠️Bahasa baku ⚠️Ha...