Entah angin apa yang menyambarnya, pagi ini Haechan tampak sangat gembira dan Renjun menjadi satu-satunya objek pelampiasan rasa gembiranya. Ia merangkul dan membawanya— tepatnya menyeretnya sambil berlarian di sepanjang koridor.
Jeno dan Jaemin yang melihat hanya tertinggal di belakang, mereka jalan dengan santai sambil sesekali terkekeh melihat Haechan yang diomeli Renjun.
"Pengumumannya hari ini. Kau tau kan?"
Jaemin mengangguk, "kemarin aku sudah melihat informasinya di mading. Tidakkah kau ingin memberitau Renjun dan Haechan terlebih dahulu?"
Pertanyaan itu hanya dijawab gelengan kepala dari Jeno.
"Mereka mungkin marah. Atau kecewa."
"Semoga mereka paham ketika aku menjelaskan alasannya nanti. Selagi ada kau yang mendukungku, aku tak apa." Jaemin dengan kesal mendorong bahu Jeno. Ia merasa menjadi seorang gadis yang sedang dirayu oleh lelaki.
"Jangan pacaran di koridor!"
Sentakan gadis itu membuat Jeno dan Jaemin berjengit, kaget. Keduanya hanya diam dan memandang gadis berambut pendek yang tadi menyentak mereka. Jaemin dan Jeno saling melempar tatapan tanya.
Yang benar saja, pacaran katanya?
***
Jam pertama diisi dengan kehadiran guru sejarah yang mendongeng di setiap pertemuannya. Haechan sudah tak menghitung berapa kali dirinya menguap sejak guru ini menjelaskan. Tapi yang terpenting adalah ini membosankan.
Bunyi bel membuat para siswa bersorak, bahagia. Karena akhirnya lepas dari alunan dongeng sang guru. Haechan langsung berdiri dengan tergesa.
"Aku akan ke toilet. Ingin membasuh wajah, aku mengantuk sekali." Tanpa mendengar respon ketiga sahabatnya, Haechan dengan gesit menghilang di balik pintu kelas. Membuat Renjun, Jeno dan Jaemin hanya menggeleng kecil. Tak lama kemudian, Renjun berdiri.
"Aku akan ke ruang guru dulu."
Jaemin dan Jeno mengangguk kecil. Melihat Renjun yang ikut menghilang di balik pintu, membuat Jeno melangkah, berpindah tempat duduk, di samping Jaemin.
"Sejujurnya, aku takut."
Seuntai kalimat yang keluar dari mulut Jeno, berhasil mengambil seluruh atensi Jaemin.
"Aku takut aku gagal. Kau tau sudah berapa lama aku mengalah pada Renjun kan?"
Jaemin tersenyum.
***
Renjun melangkah pelan, ia menarik napas sesekali. Sepanjang koridor, ada banyak pasang mata yang memandangnya. Ia hanya mengacuhkannya meskipun merasa ada sesuatu yang tak beres.
"Hei, itu Renjun kan?"
"Aku benar-benar tidak menyangka!"
"Jangan bicara begitu, dia bisa mendengarmu."
"Woah, daebak. Ini benar-benar luar biasa."
"Ya. Huang Renjun! Kau pasti belum melihat pengumuman?"
"Lihat sana, dan kau temukan jawabannya."
"Dia benar-benar hebat."
Bisikan serta teriakan dari para siswa yang ada disana, membuat Renjun mau tak mau mempercepat langkahnya menuju papan pengumuman. Apa hasilnya sudah keluar? Kenapa mereka sangat heboh?
Orang-orang yang memenuhi papan pengumuman mendadak bubar satu per satu, memberikan akses pada Renjun untuk melihat pengumuman yang berada di tengah papan. Renjun memejamkan matanya, sebelum fokus menelisik isi kertas itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
friends -00l
Fanfiction[COMPLETED] Mereka semua punya luka yang tercipta oleh ruang yang terbuka. Menjadi kuat sebelum waktunya dan menjadi lemah disaat yang tidak seharusnya. nct dream 00l present. huang renjun. lee jeno. lee donghyuck. na jaemin. ⚠️Bahasa baku ⚠️Ha...