forty one

4K 435 17
                                    

Jeno memegang sertifikat di tangan kirinya. Ia menarik napas dan membuang nya secara berkala sebanyak berulang kali. Sebelum memantapkan diri, mengetuk pintu kerja sang ayah.

"Masuk."

Memutar knop pintu, Jeno bisa melihat ayahnya yang sedang sibuk berkutat dengan beberapa kertas juga komputer.

"Ayah.."

"Oh Jeno? Ada apa?"

Jeno menyerahkan selembar kertas yang sudah diterimanya sejak kemarin pada ayahnya. Sang ayah hanya menerima lalu membacanya sebentar.

"Juara satu?"

"Iya. Ayah harus menepati kata ayah hari itu. Berlaku baiklah pada ibu mulai sekarang. Dan juga, ayah bilang ayah akan mengabulkan apapun yang aku pinta kan?" Jeno tersenyum sekali lagi pada ayahnya yang masih setia menatapnya.

"Baiklah, kau ingin sesuatu? Katakan saja."

Merasa timbul secercah harapan baru dalam hidupnya, Jeno mengangguk semangat.

"Kirim aku ke luar negeri. Sendirian. Tanpa Ayah. Tanpa Ibu. Tanpa siapapun yang mengikutiku."

***

Jaemin sekali lagi membereskan barang-barangnya sebelum benar-benar pindah ke tempat barunya. Ia memastikan semua benda-benda pentingnya sudah masuk dalam tas.

"Aku akan sangat rindu kalian."

Ia mengambil album foto koleksinya, lalu menyimpannya di dalam laci belajarnya. Menguncinya dengan gembok kecil yang sempat dibelinya beberapa hari lalu. Tak lupa, ia mengambil semua koleksi silet, serta pisau kecil yang selama ini menemaninya. Jaemin mengumpulkan semuanya dalam sebuah plastik bekas.

"Terima kasih sudah menemaniku. Tapi kau harus berakhir disini. Aku akan pergi meninggalkan semua yang ada disini, termasuk kau."

Setelah mengikatnya dengan kuat, Jaemin melemparkan plastik itu ke dalam tempat sampah.

Ceritanya sudah selesai, ia tidak perlu mereka lagi dalam hidupnya.

Ia hanya perlu membuka lembaran baru, dengan dirinya yang baru.

***

Haechan merasa tubuhnya dipeluk dengan sangat erat oleh sang Ayah. Ditambah suara-suara kelegaan dari sang ayah yang membuatnya ikut tersenyum kecil.

"Haechan, ayah benar-benar minta maaf. Itu hanya sebuah kesalahan dan ayah tidak akan mengulanginya lagi. Sekarang ayah sudah punya ibumu, dan kau. Itu cukup untuk ayah sekarang."

"Jangan minta maaf padaku ayah.. Minta maaflah pada ibu. Aku.. aku hanya menuruti kemauan ibu untuk tetap tinggal disini."

Sang ibu yang sedari tadi hanya diam, ikut memeluk kedua kebanggannya.

"Kita bisa memperbaikinya sama-sama. Kita pasti bisa."

Haechan tertegun mendengar perkataan dari ibunya.

Kita bisa memperbaikinya sama-sama. Kita pasti bisa.

Apakah ia juga bisa memperbaiki hubungan persahabatannya dengan Renjun, Jeno dan Jaemin?

***

Pagi hari ini merupakan hari pertama Renjun memilih untuk tidak masuk sekolah. Ia mengurung diri dan tak mau keluar kamar semenjak kemarin malam. Ia tidak tau mengapa, tapi kini hidupnya terasa hampa.

Harusnya ia senang karena ibunya pulang dan kembali bersama dengannya. Tapi kenapa rasanya berbeda?

"Renjun, bicaralah pada Mama."

friends -00lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang