Sekarang ini mereka sedang duduk di halte bis, menunggu kedatangan bus yang akan melewati perumahan tempat mereka tinggal. Jeno serta Renjun kemudian berdiri, tepat di depan Haechan dan Jaemin yang menatap mereka aneh. Seolah berbicara—
Apa yang sedang kalian lakukan?
"Sekarang jelaskan. Kenapa kemarin kalian bisa ketinggalan bus terakhir?" Suara Renjun yang terdengar menyeramkan membuat Haechan maupun Jaemin melempar pandangan ke mana saja. Asal tidak menatap Renjun.
"Ya! Aku bertanya! Jawab aku!"
"Bukannya kalian sudah memaafkan kami?"
"Jawab saja pertanyaan Renjun." Jeno kemudian ikut andil, merasa aneh, ketika melihat kedua temannya itu terlihat menolak untuk menjawab.
"Karena Haechan!" Jaemin berdiri lalu menunjuk Haechan. Yang ditunjuk merasa tak percaya.
"Kita sepakat untuk tidak menyalahkan satu sama lain!" Jaemin kemudian merengut, dan kembali duduk di samping Haechan.
"Ya sudah, karena aku juga."
"Apa yang menjadi penyebabnya?"
"Kami berdebat tentang mana yang lebih enak antara mi goreng dan nasi goreng kantin." Cicitan kecil Jaemin membuat Renjun maupun Jeno kehilangan akal. Yang benar saja alasannya karena itu?
"Lalu kalian ketinggalan bus?"
"Iya. Kami tau kami salah! Tidak perlu marah lagi!"
"Tap—"
"BUSNYA TIBA. BICARANYA KAPAN-KAPAN SAJA. AYO JAEMIN, KITA MASUK LEBIH DULU."
***
Dan dihari-hari berikutnya, Haechan dan Jaemin masih beralasan yang sama untuk menolak ajakan Jeno dan Renjun untuk ke kantin.
"Aku benar-benar sedang berdiet! Kalian pergi saja!"
"Aku juga masih tidak mood."
Meskipun harus menahan lapar saat di sekolah, akan tetapi tabungan Haechan dan Jaemin tampak berjalan mulus. Terbukti setelah 3 hari, sudah terkumpul sebanyak 30.000 won. Dan sumber makanan mereka ialah pemberian dari para penggemar Jeno.
"Haechan, aku yakin Jeno dan Renjun mulai curiga dengan tingkah kita. Jadi besok kita harus ikut mereka ke kantin."
"Tapi kalau ke kantin, nanti tabungannya tidak sampai target."
"Daripada mereka mengetahuinya?!"
"Ck. Call! Aku juga rindu nasi goreng kantin."
"Ayo kita ke loker."
Sebelum sampai ke loker, Haechan merengek karena ingin pipis. Dan membiarkan Jaemin menunggu di depan wc sedangkan ia masuk untuk menuntaskan hajatnya.
Lalu terdengar bisik-bisik dari salah satu bilik yang tertutup, namun Haechan memilih acuh. Meskipun suaranya terdengar samar, tapi Haechan tak peduli tentang apa yang dibicarakan orang itu.
"Paman sudah letakkan di lokernya kan?"
"..."
"Tidak ada yang melihat kan?"
"..."
"Rahasiakan ini dari ayah. Kalau saja ayah atau ibu sampai tau, aku akan membenci paman!"
"..."
"Jisung tutup dulu. Sampai jumpa nanti paman."
Haechan kemudian membatu, benaknya langsung mengingat seseorang.
Jisung? Han Jisung? Apa yang dilakukan si bodoh itu pada loker seseorang?! Apa mungkin.. loker Jaemin?! Tempat penyimpanan uangnya?!
Dengan kekuatan kilat, Haechan langsung keluar hingga mengejutkan Jaemin yang sedang bermain ponsel di depan pintu. Ia bahkan menyeret Jaemin pergi.
"Cepat! Cepat, kita harus cepat ke lokermu!"
Ada banyak siswa yang lewat sekitar mereka juga ikut teralihkan karena pekikan milik Haechan. Jaemin kemudian menarik lengan Haechan, wajahnya bahkan ikut memerah. Ia kembali ke depan pintu wc dan mendorong Haechan masuk dengan kasar.
"Setidaknya benarkan dulu resleting celanamu, bodoh!"
Haechan kemudian melirik kebawah, lalu meringis, malu.
***
Haechan be like :
jangan lupa votenyaaa (✯ᴗ✯)
KAMU SEDANG MEMBACA
friends -00l
Fanfikce[COMPLETED] Mereka semua punya luka yang tercipta oleh ruang yang terbuka. Menjadi kuat sebelum waktunya dan menjadi lemah disaat yang tidak seharusnya. nct dream 00l present. huang renjun. lee jeno. lee donghyuck. na jaemin. ⚠️Bahasa baku ⚠️Ha...