five

5.8K 675 10
                                    

Renjun sesekali menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kenapa soal yang satu ini sangat sulit untuknya? Padahal dia sudah berlatih sangat banyak. Dia juga sudah makan mi instan favoritnya. Tapi kenapa ia belum bisa menemukan jawabannya?

"Tuan muda sedang belajar di kamarnya, tuan."

Samar-samar ia mendengar percakapan singkat itu. Ayahnya pulang? Untuk apa?

Cklek

"Baba pikir kau sudah tidur?"

"Untuk apa baba pulang? Ada rapat penting? Atau istri baba yang lain sedang sakit?"

Lelaki Huang yang lebih tua itu menelan ludah. Perkataan anaknya sungguh membuatnya tertohok. Ia memang sangat jarang pulang ke kediaman Renjun. Yang bahkan membuat anak itu membangun sifat defensif terhadap ayahnya sendiri.

Renjun bahkan tak perlu repot-repot membalikkan tubuhnya atau sekedar menoleh pada sang ayah yang masih terpatung di ambang daun pintu kamarnya.

"Baba sangat merindukan Renjun. Renjun tidak merindukan Baba?"

Renjun berhenti menulis saat itu juga, ia memutar kursinya mengarah pada sang ayah. Senyuman kecil terbit di bibirnya.

"Renjun... sangat tidak merindukan Baba. Bisakah Baba pergi sekarang? Renjun sedang belajar."

Ayahnya hanya tertawa canggung, ia berjalan mendekat, mengusak surai sang anak dengan lembut cukup lama.

"Maafkan baba menganggumu belajar nak. Baba pikir kau merindukan baba, ternyata tidak. Belajar secukupnya saja, jangan lupa istirahat dan makan makanan bergizi. Kalau begitu, Baba tinggal dulu."

Minhyun, sang ayah, berdiri lalu menghilang dibalik tertutupnya daun pintu. Bersamaan dengan jatuhnya air hujan dari langit juga air mata dari Renjun.

Kenapa aku begini..?

Cukup lama ia menumpahkan tangis, sampai ruang kamarnya kembali diketuk. Renjun lalu kembali berpura-pura menyibukkan dirinya untuk menekuni soal tadi.

"Masuk."

Dapat Renjun lihat siluet yang tergambar bukanlah Ayahnya.

"Tuan muda, tadi Ayah anda menitipkan ini pada saya untuk diberikan kepada anda."

Dengan tangan gemetar, Renjun mengambil hadiah itu. Senyumnya terbit dengan sangat lebar. Ini moomin. Kesukaannya. Favoritnya.

Renjun lalu menatap sang pelayan, "apa ayah masih diluar?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Renjun lalu menatap sang pelayan, "apa ayah masih diluar?"

Tanpa menunggu jawaban Renjun baru saja ingin berlari keluar sebelum jawaban dari pertanyaan terjawab.

"Ayah anda langsung pergi setelah menitipkan ini, tuan. Beliau menitipkan pesan kepada saya untuk mengatakan bahwa anda perlu istirahat dan berhenti belajar sekarang."

***

Huang Renjun

Huang Minhyun (Hwang Minhyun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huang Minhyun (Hwang Minhyun)

Huang Minhyun (Hwang Minhyun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka ada kemiripan gak si? xixixi jangan lupa vote nya! Oh iya, aku buat alurnya pelan aja ya biar kalian bisa lebih paham.. :D

friends -00lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang