Chapter 20: To The Happiness

3.3K 389 308
                                    

Aku berbaring di kasur dengan Alicia yang sibuk memainkan handphone di sebelahku. Mataku mengitari seisi kamar, lalu kembali lagi kepada Alicia. Setelah itu aku mulai meraih handphone di meja. Sudah cukup lama aku tak membuka twitter, mungkin semenjak pergi study tour. Aku cukup penasaran berita apa saja yang kulewatkan. Aku pun ingin melihat foto di instagram yang dikirim oleh Harry sekaligus memastikan jika ia sudah menghapusnya atau belum.

Twitter

SkyCoulisse: Is that guilt to do so?

nanaya: @SkyCoulisse kemana ajaaa? Seharian ngilang :s

CyntiaS: Besok udah balik lagi ke Bogor

SkyCoulisse: @nanaya tadi gue telat baliknya kena macet nay :(

Ferorocher: @Lialeeyeah SERIUS APA LI? Njir berani amat!

Rebeccaaa: @CyntiaS yailah kan besok ke tempat pertunjukan seni dulu

ImGitaR: nge-down, ternyata gitu.

CyntiaS: @Rebeccaaa yaiya kan tapi pulangnya besok sore

Ferorocher: @ImGitaR sabar giiit! :(

Harry_Styles: @SkyCoulisse hey, are you still awake? Can we talk? xx

Mention dari Harry membuatku segera memalingkan pandanganku dari layar handphone. Aku tak mungkin membalas tweet-nya. Aku tak tahu jika kakak kelas itu melihatku membalas tweet darinya. Masalahnya jika ia tidak mem-follow ku pun, bisa saja ada yang memberitahunya. Aku menarik napas dalam seraya memejamkan mataku.

"Nggak dibales, Sky?" pertanyaan itu tiba-tiba terlontar dari Alicia.

"Bales apaan?"

"Mention dari Harry, nggak dibales?"

Mataku yang telah terpejam kembali terbuka lebar, "Enggak, nanti aja."

"Loh, kok gitu sih? Dia kan nanyanya sekarang. Bales dong, Sky. Kasian masa didiemin." katanya sambil menepuk bahuku. Aku hanya terdiam, tak berniat membalas ucapannya. Tentu saja aku merasa bersalah karena tak membalasnya, tetapi apalah yang ia tahu tentang alasanku tak membalas tweet dari Harry.

Aku segera menutup mataku untuk kedua kalinya tanpa meresponnya, kuharap aku bisa mengatasinya tanpa harus begini. Hidup ini mengapa harus begitu rumit?

.

Pada hari selanjutnya, tujuan kami adalah pergi ke sebuah pertunjukan seni. Aku memutuskan untuk jalan bersama teman sekamarku. Tentu saja itu membuatku bergabung bersama Rara. Biasanya tak ada masalah ketika bersamanya. Kami berteman baik, tetapi kali ini entah kenapa aku merasa risih. Ia tak berhenti menatapku, itu mengerikan.

Aku menonton beberapa tarian khas Bali yang ditampilkan dengan sangat indah oleh penari yang gemulai. Di sela-sela tarian Legong Keraton, Harry tiba-tiba saja menghampiriku. Aku salah tingkah. Menatap segala penjuru dan memastikan tak ada yang melihatnya berada di sebelahku. Tetapi tentu saja tidak mungkin, Harry akan selalu mendapat perhatian apapun yang ia lakukan.

"How have you been?" tanya lelaki itu sambil memandangku, sementara aku begitu memandangnya.

Sekarang rasanya seperti ada yang berbeda ketika aku memandangnya. Seperti, aku berciuman dengan lelaki ini semalam. Aku melakukannya. Hal yang mungkin bisa membuatku terjerumus ke dalam berbagai kemungkinan negatif. Aku melakukannya, padahal aku tak tahu untuk apa aku melakukannya. Aku tak tahu apakah lelaki itu sungguh-sungguh atau hanya melampiaskan hasratnya.

The NewComerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang