Chapter 33: Do Fun!

2.8K 305 272
                                        

Aku membenarkan posisi duduk ku, sedikit bersandar kepada tempat duduknya. Nafasku berhembus dengan ditutupnya pintu mobil bagian pengemudi oleh lelaki di sebelahku. Lelaki yang memakai kaos abu-abu tipis dan beanie hat itu lalu menyalakan mesin mobilnya. Senyum tersimpul sesaat lelaki itu menoleh kepadaku.

"I know it sounds a little mean for our seniors to hear, but it's such a heaven to have four days off." ucapku girang. Tes uji coba kelas dua belas dilaksanakan untuk tiga hari dan kami diliburkan untuk itu. Dengan adanya hari Minggu, hari libur kami menjadi empat hari berturut-turut. Tentu saja aku senang dapat menjauh sedikit dari urusan pelajaran, meskipun aku sadar bahwa ujian semester akan datang dalam waktu yang tak lama lagi.

Tetapi tidak ada salahnya kan untuk bersenang-senang sedikit sebelum ujian semester? Lagipula ini hanya akan menghabiskan dua hari. Satu harinya kami akan bermain di Dufan, lalu setelah itu kami akan menginap bersama di Villa dan pulang pada sore keesokan harinya.

"Two out of four full days with you, couldn't agree more." ia meraih tanganku. Matanya mampir kepada mataku, bibirnya pun mengecup tanganku. Harry selalu berhasil membuatku meleleh atas perlakuannya, aku tak akan bisa berbohong mengenai itu. Lantas, ia membiarkan tanganku kembali ke posisi awalnya sementara ia menyalakan tape di bagian tengah. Selanjutnya ia letakan tangannya di atas setir dan berbicara, "Dufan, here we go."

"Dufan, do us fun."

Perjalanan pun dimulai dengan ditancapkannya gas oleh Harry. Sinar mentari hangat yang masuk melalui kaca mobil menghiasi kulit putih pucatnya. Seperti melihat Edward Cullen pada film Twilight yang terkena sinar matahari, kau tahu. Tetapi tentu saja ia tak berkilauan. Namun, bagiku ia jauh lebih memukau dibanding Edward. Musik yang mengalun dengan volume keras membuat kami bernyanyi lantang, menjadikan macet tak terasa.

"I feel like my heart is stuck in bumper-to-bumper. Traffic, I'm underpressure. 'Cause I can't have you the way I want, let's just go back to the way it was." Harry bernyanyi bersama lagu Ariana Grande yang berputar sambil sesekali melempar pandangan dan senyum kepadaku. Aku hanya terkekeh melihatnya.

"Honeymoon avenue." aku bernyanyi dengan mata yang bertatapan dengannya ketika ia berhenti, memintanya untuk melanjutkan bernyanyi.

Harry tak langsung melanjutkannya, tetapi ia lagi-lagi tersenyum. Lalu mendekatkan posisinya kepadaku dan mengecup pipiku. Barulah ia melanjutkan lagunya, "Let's just go back to the way it was."

Aku rasa dua hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan.

.

Harry menggandengku seraya kami berjalan masuk ke area tempat tujuan kami. Kami menemui teman-teman lainnya di sekitar area wahana sensasional yang kerap dibicarakan banyak orang, Hysteria. Ia pun segera melepas kacamata hitam yang tadi ia pakai di jalan karena cahaya matahari yang terlalu silau. Semua murid di kelas ikut, seperti yang telah kukatakan. Jarang sekali kami bisa pergi berkumpul satu kelas seperti ini.

"Hello," sapanya. "What's first?"

"Eh Harry! Kita mau naik Hysteria nih!" seru Tiara semangat sambil menunjuk wahana tersebut. Seruan tersebut menghentak ku. Bukan karena kaget akan nada bicaranya, tetapi karena isinya yang membuatku takut.

"Eeek, no way." gumamku dengan suara pelan.

"What's wrong, hmm?" Harry berhenti berjalan dan merendahkan posisi berdirinya.

"Height scares me. What if I fall down from up there?" aku memperhatikan permainan mengerikan yang memiliki kecepatan dan ketinggian yang besar itu. Aku ingin ikut, jujur saja. Aku akan sangat menyesal jika tidak menaiki wahana yang menjadi trend. Tetapi bagaimana bisa aku menaikinya jika aku ketakutan seperti ini?

The NewComerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang