Chapter 11: Truths and Lies

3.9K 397 79
                                    

"Skyler, go to sleep already."

Aku memalingkan pandanganku dari layar kepada Harry. Aku sebenarnya tak ingin menanyakan perempuan itu kepadanya. Maksudku, apa yang ingin ku ketahui? Jika aku tahu pun, apa keuntungannya? Untuk apa? Namun, mulutku menyebutkan nama tersebut tanpa ku rencanakan.

"Lavender Flo."

"What?"

"Lavender Flo." sebutku lagi.

"Oh, you know her name." ia membenarkan posisi duduknya.

"Was she your ex that you talked about? The one you couldn't get over with?" aku semakin ingin menanyakan lebih banyak mengenai perempuan bernama Lavender itu setelah mengetahui Harry memberi respon baik.

"Yeah, she was. We had a good relationship." matanya berkedip pelan, membuat kelopak matanya terlihat jelas untuk beberapa saat. Bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis. Ada aura bahwa ia memang masih benar-benar terikat kepadanya "I loved her and she also did."

Kalimat terakhirnya membuatku bertanya-tanya. Mereka saling mencintai. Jadi apa yang membuat mereka mengakhiri hubungannya? Terdengar sangat janggal bagiku, "What happen to your relationship? Why did it end if you both were in love?"

"She, um, she died in an accident, motorcycle accident." akunya dengan suara pelan yang terdengar gemetar. Wajahnya tertunduk untuk beberapa waktu. Napasnya terhalau oleh kesedihan. Tetapi ia kembali menatapku dan berbicara dengan senyuman kecil, "That was why I told you to hold me when I saw you were not comfortable on the motorcycle. It reminds me of the accident."

"I'm so sorry for bringing this topic." sesalku. Aku benar-benar sangat menyesal telah membuatnya berbicara mengenai Lavender. Jika saja aku lebih hati-hati dan berpikir dulu sebelum bertanya, ia tak akan membahas tentangnya. Skyler Coulisse, kau memang benar-benar harus mengontrol dirimu!

"You know what? It's not a problem at all. The thing is that now you know about it. I'm glad I got this bruise."

"How could you be happy for a bruise?"

"Well, you forgive me. We can get on better than before. I don't know. This bruise is like a pathway."

"Gosh! You're a pure actor."

"You mean I'm dramatic?"

"Kind of." balasku "Or maybe because you speak in such language. But, seriously Harry, you're not a jerk like I said. You're a loyal and kind man."

"Hey, thank you for the compliment. I thought you'd never say so." ia menatapku dengan ekspresi tak percaya "Now, you need to go to sleep."

"Are you going to sleep as well? Because I can't let you stay awake while I sleep."

"Okay, I will go to sleep, right now. You go to sleep too, okay?"

"Sure. Your room is there, okay?"

"Sure." ia mengangguk. Lalu ia menempatkan tangannya di atas kepalaku dan memberantaki rambutku dengan pelan. Senyuman tipis dari raut wajah yang terlihat lelah itu menutup hari ku "Goodnight, Skyler."

Aku hanya tertawa kecil dan segera membalas ucapan selamat malamnya, "Night, Harry."

.

"Skyler, are you going to school?" tanya suara yang berbisik dengan halus di telingaku. Ketika mataku terbuka, gambaran di hadapanku adalah lelaki yang kemarin mati-matian ku cari. Aku mengedipkan mataku sekali lagi untuk memperbaiki penglihatan ku. Harry sudah mengenakan seragam nya dengan rapi, "Good morning, Skyler."

The NewComerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang