Harry menyetir mobil Subaru Impreza-nya memasuki Novotel hotel. Awalnya aku bertanya-tanya mengapa kami malah masuk ke kawasan hotel. Namun, ternyata ada sebuah restaurant yang menjadi tujuannya. Aku mungkin pernah ke hotel ini, tetapi aku belum pernah ke restaurant di dalamnya sehingga sempat kupertanyakan keberadaan kami ini.
Capriccio, sebuah restaurant bernuansa Italia dengan konsep natural tetapi juga elegan. Restaurant ini memiliki dua bagian, indoor dan outdoor. Walaupun ada bagian indoor dan outdoor, tetapi mereka tak membatasinya dengan pintu atau penghalang lainnya sehingga kedua bagian itu terhubung langsung. Harry dan aku duduk di bagian indoor karena beberapa hal.
Pelayan itu menarikan kursi untuk kami. Aku duduk tepat di hadapannya. Di atas meja sudah tersedia lilin dengan tempatnya yang terhias. Ini sangat membuatku gugup untuk hanya berdua dengannya. Tidak, bukan karena hanya berdua dengannya, tetapi karena pergi kencan berdua dengannya. Aku belum pernah benar-benar pergi berkencan seperti ini sebelumnya dan aku takut jika aku mengacaukannya dengan kegugupanku.
Daftar menu diberikan. Dengan suasana Italia, tentu saja makanan di restaurant ini adalah makanan Italia. Pizza, pasta dan lainsebagainya. Tetapi aku lebih memilih Ravioli dan Harry memesan Gnocchi, makanan yang pernah kulihat di sebuah acara kompetisi masak tetapi belum pernah kucicipi.
"Your order will be ready in fifteen minutes, enjoy our chips while waiting." kata si pelayan yang lalu meninggalkan aku dan Harry dengan sebuah keranjang yang terlihat seperti keranjang buah berisi semacam keripik kentang setelah kami selesai memesan.
"Thanks." ujar Harry. Tatap matanya lalu menuju kepadaku seraya bibirnya memampangkan sebuah senyuman. Tiba-tiba saja ia bangkit, berjalan tanpa mengatakan apa-apa. Aku memperhatikan langkahnya dengan penasaran. Ia mengambil sebuah paper bag berukuran cukup besar di dekat meja reservasi. Saat ia kembali, ia memberikannya kepadaku. "For the lovely miss."
"What is it?" tanyaku sambil menerimanya.
"Go see it yourself."
Aku membuka paper bag yang awalnya tertutup oleh pita tersebut dan melihat ke dalamnya. Tetapi yang terlihat hanyalah bulu-bulu berwarna coklat yang memiliki tekstur lembut dan empuk. Tanganku menarik benda itu keluar untuk menghilangkan rasa penasaranku. Sebuah boneka berbentuk teddy bear pun tampak.
"I thought we would only have a dinner and things, but you give this adorable teddy bear." aku tersenyum seraya mengamati boneka itu. "Oh this is so cute, Harry."
"Press its right arm." suruh Harry sambil mengarahkan tangannya ke bagian yang ia maksud.
"Press? Does it sound or what?" tanyaku sambil menekan tangannya.
"Aku cinta kamu." terdengar suara yang keluar dari boneka tersebut. Tetapi bukan suara boneka seperti pada umumnya yang terkesan menggemaskan. Suara ini adalah suara berat yang dimiliki oleh lelaki si pemberi boneka. Suara yang lebih kusukai daripada suara boneka yang pernah ada.
Aku menutup mulut yang tak nampak dapat berhenti tersenyum dengan telapak tanganku, "Oh my God, you recorded this?"
"I did." akunya, terkekeh.
"Thank you, thank you so much."seru ku, menempatkan boneka itu di pangkuan ku. "You always make my day."
Tanpa memperhatikan waktu yang disebutkan pelayan tadi, pesanan kami telah datang. Seorang pelayan perempuan datang dengan piring-piring berisi berbagai hidangan diatas nampan yang lalu ia simpan di meja kami. Aku segera memasukan boneka tersebut dan menyimpannya di samping kaki ku. Setelah itu aku membenarkan posisi duduk sambil menatap lelaki di hadapanku dengan tangan yang memegang alat makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The NewComer
FanfictionSiapa yang kira seorang pendatang baru di sekolah dapat merubah kehidupan SMA ku? ©2014 by itshipstastyles dedicated to all Indonesian High Schoolers WARNING: It's an unedited version, still trying to work on several stuffs as plot, words, typos etc.