Aku bungkam dalam keramaian mall. Kedua mataku memperhatikan Harry secara diam-diam. Apa yang tengah kurasakan ini sungguh berbeda. Ataukah aku menganggap perasaan pada diriku terlalu serius? Tetapi untuk apa kecupan itu? Sebuah kecupan untuk pertemanan? Bagian dari budayanya?
Tidakkah ia tahu bahwa ia membuatku tersiksa dengan semua yang ia lakukan kepadaku?
Harry mengambil hasil foto tersebut dan memberikannya kepadaku. Hasil foto tersebut mencetak lima belas foto. Lima foto berbeda yang dicetak tiga kali. Pengaturan pencetakan itu telah diatur oleh Harry setelah sesi foto selesai. Jadi kami bertiga mendapatkan semua fotonya. Setiap foto yang ada.
Aku tidak berani menatap foto tersebut dan langsung memasukkannya ke dalam tasku. Harry mendapat panggilan pada handphone-nya. Ia menatap layarnya dan meminta waktu untuk menjawabnya. Sementara Sintha sibuk memperhatikan setiap foto yang kami dapatkan.
"Mbak Sky dicium sama mas Harry ciee." goda Sintha sambil menunjuk foto yang menunjukkan pose yang dimaksud.
"Psst, diem."aku menempatkan telunjuk di depan mulutku sambil menurunkan foto yang tadi Sintha angkat "Berisik tau di mall."
"Berarti yang dibilang mbak Jeanny sama mbak Grace bener ya, mbak? Mbak pacaran sama mas Harry?"
"Enggak, orang aku temenan sama dia. Ngegossip aja kamu." ucapku "Udah yuk pulang, tante Maya udah nanyain terus nih."
"Oh yaudah. Pulang sama mas Harry, ya mbak?"
"Sembarangan. Nggak usah, nggak enak dia udah nganterin kesini masa nganter pulang lagi."
Handphone-ku bergetar saat aku tengah berbicara dengan Sintha. Getaran itu hanya sebentar, maka pastilah getaran itu berasal dari fitur pesan singkat. Aku segera mengeceknya. Tertera nama seorang lelaki. Sosok lelaki yang merupakan teman sekelasku. Garry. Aku mengernyit tetapi tetap membacanya.
Sky, lo punya waktu nggak?
Waktu buat apa? Kapan? Send
Hari ini, ada nggak?
Gue sih belum nyampe rumah Ry. Emang ada apaan? Send
Masih lama?
Ya nggak tau juga sih. Cuma lagi sama sodara. Kenapa sih? Mau ngapain? Send
Yaudah lewat sms aja.
Okay, yaudah. Kenapa? Send
Sky, gue suka sama lo.
Lo mau nggak jadi pacar gue?...
"Where are you going again?" tanya Harry seusai ia berbicara di telepon. Aku belum sempat membalas pesan dari Garry. Tetapi aku memilih untuk langsung memasukkan handphone-ku kedalam saku di celana jeans ku.
"Going home."
"Right, let's go then."
"No, we can go back by pub trans. Please don't act like I can't do such things. I don't want to be accustomed. People will see me like I only use you."
"If you are not only using me, you should be okay with what people say."
Harry, ia menang di hampir setiap pembicaraan kami.
.
Selama perjalanan, aku disibukkan oleh pikiran mengenai pesan singkat yang Garry kirimkan. Aku tak bisa mempercayai pesan itu. Garry memang tampan, tetapi aku tak pernah begitu dekat dengannya. Jika aku bisa berkata jujur, satu-satunya orang yang membuatku menaruh hati kepadanya di kelas adalah Gareth dan bukan Garry.
KAMU SEDANG MEMBACA
The NewComer
FanfictionSiapa yang kira seorang pendatang baru di sekolah dapat merubah kehidupan SMA ku? ©2014 by itshipstastyles dedicated to all Indonesian High Schoolers WARNING: It's an unedited version, still trying to work on several stuffs as plot, words, typos etc.