Chapter 1: Problems

6.7K 585 69
                                        

Sky's POV

Pertanyaan yang ada di benak ku belum terjawab. Rasa penasaran ku pun belum hilang. Tetapi aku harus segera duduk karena kedatangan seorang guru perempuan yang dipanggil miss Erni. Aku pun duduk di paling pojok pada barisan belakang ditemani pertanyaan yang melayang-layang di kepalaku bersama rasa penasaran.

Miss Erni adalah guru bahasa Inggris dari kelas IPS yang biasanya menggantikan guru bahasa Inggris kami -miss Judy yang merupakan wali kelas kami sendiri- jika ia tak masuk. Setelah duduk di kursi guru, Miss Erni segera menyuruhku untuk berdiri ke depan kelas. Aku tak tahu mengapa ia memnyuruhku untuk maju ke depan. Seingatku, aku tak melakukan belum melakukan hal buruk selama di SMA. Tetapi tetap saja tanganku keringat dingin.

Setelah berdiri di depan kelas sesuai permintaan miss Erni, tak lama kemudian sesosok lelaki berambut keriting memasuki ruang kelas. Badannya tinggi. Aku tak dapat melihat wajahnya dengan jelas karena cahaya yang datang dari belakangnya terlalu silau. Rambut coklatnya bersinar terang bersama sinar yang menyinarinya. Jelas sekali bahwa ia adalah anak baru yang Rebecca bicarakan karena aku tak pernah melihat postur tubuh seperti itu sebelumnya di sekolah ini.

Aku mengarahkan pandanganku lantai dengan reflek. Ia semakin mendekat, aku bisa merasakannya. Aku dapat mencium wangi tubuhnya. Entah apa parfum yang ia pakai tapi wanginya seperti bergamot.

"You two go introduce yourself to each other." perintah miss Erni. Aku merasa lega tak kepalang saat mengetahui bahwa aku disuruh ke depan hanya untuk memperkenalkan diri kepada anak baru itu.

"Hey, I'm Harry." laki-laki itu mengulurkan tangannya. "Harry Styles."

Aku melihat tangannya yang terulur. Kulitnya putih pucat, berbeda dengan kulit ku yang terbilang cukup gelap. Jenis kulitnya tak sama dengan mayoritas orang-orang disini. Lalu tatapanku terus merayap ke atas dengan rasa penasaanku hingga akhirnya tatapanku sampai kepada wajahnya yang tadi belum sempat aku lihat sebelumnya.

Matanya hijau bagaikan batu Emerald, ia tersenyum. Lesung pipit menghiasi senyumannya. Rambutnya keriting dan berwana coklat seperti yang kulihat saat ia masuk ke kelas ini. Dia jelas lah bukan orang pribumi.

Jadi inilah Harry yang disebut-sebut Rebecca pagi tadi?

Mataku memandangnya sekali lagi.

Tampan, memang. Tak heran Becca menyukainya. Tetapi lelaki ini sudah membuatku badmood, malah sebelum aku mengenalnya. Lupakanlah, ketampanannya karena aku masih tak yakin bahwa sifat dan perilakunya seindah parasnya.

Aku menjabat tangannya dengan kasar "Sky." aku menyebutkan nama panggilanku.

"You have beautiful name." puji suara berat itu sambil menjabat tanganku.

Aku terdiam, tak mengucapkan terima kasih atau merespon pujiannya. Bahkan, senyum kepadanya pun tidak. Aku benar-benar diam di posisi ku, tak tahu apa yang harus kulakukan. Aku tak akan mengucapkan terima kasih kepadanya. Tidak, karena kejadian pagi ini.

"Ehm, enough for that." suara miss Erni mengagetkanku "You two can sit."

"Alright."

-

"Ehm, ada yang tadi salamannya lama nih sama Harry." goda salah satu dari empat teman dekatku yang bernama Cyntia sambil menghampiri saat jam istirahat tiba.

Biar ku perkenalkan keempat teman dekatku sejak kelas 11 semester pertama. Naya, Rebecca, Andrea dan Cyntia.

Naya adalah si jenius yang serba bisa. Entah apa yang ia tak bisa lakukan. Ia juga cukup baik dalam bersosialisasi. Ku akui bahwa terkadang aku merasa iri padanya tapi di sisi lain, aku senang bisa menyebutnya teman.

The NewComerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang