Chapter 27: Acting

2.9K 352 204
                                    

Kedua mataku terus bergerak, membaca huruf-huruf di atas kertas yang ku genggam. Aku berusaha tak mengeluarkan suara lagi setelah menggumamkan nama lelaki yang menjadi lawan mainku. Aku memang cukup menyukai drama, tetapi jika harus Gareth yang menjadi lawan mainku rasanya sedikit aneh. Bukankah begitu?

Masalahnya, aku baru saja mengakui bahwa aku pernah menyukai Gareth kepada Harry semalam dan sekarang Gareth menjadi lawan mainku. Tetapi aku tak seharusnya menjadi canggung hanya karena hal itu. Nilai praktik bahasa Inggris ini akan menjadi nilai yang sangat diperhitungkan untuk di Report Card nanti. Aku benar-benar harus belajar menghilangkan canggung yang terlalu sering kurasakan.

"Selamat pagi." sapa lelaki paruh baya berkumis lengkap dengan janggutnya. Pak Maman, guru Fisika kami. Ia tersenyum seraya berjalan masuk bersama beberapa buku di tangannya, juga sebuah tas laptop.

Kedatangannya membuatku segera membenarkan posisiku, duduk sambil mengangkat pada Harry. Lelaki yang kusandari tadi langsung bergegas bangkit dari tempat duduk. Ku kira ia akan kembali ke kursinya, tetapi ternyata ia hanya mengambil buku, berbicara kepada Audrey dan kembali duduk di kursi di sebelahku.

"Can I sit with you today?"

"How about Audrey?"

"I've talked to her."

"Kita masuk bab gravitasi ya sekarang." ucapnya sambil menyimpan segala bawaannya di meja. Lalu ia berdiri di bagian tengah kelas dan memulai bahasan yang telah ia sebutkan. Ketika pak Maman sudah mulai menjelaskan, maka konsentrasiku benar-benar harus terfokus pada penjelasannya. Jika tidak, aku bisa kehilangan seluruh konsepnya. Tetapi dengan Harry berada sebelahku, bagaimana bisa? Tentu saja, pak Maman tahu jika aku tak bisa berkonsentrasi. Ia langsung menegurku, "Skyler, mikirin apa?"

"Eh, eng... enggak pak, hehe." elak ku sambil tercengir. Aku bisa melihat Harry menatapku sambil tersenyum tipis. Tangannya menggapai tanganku dan menggenggamnya di bawah meja.

Seisi kelas memperhatikanku, tak dapat disangkal karena tadi pak Maman memanggil namaku. Lalu muncul lah celetukan-celetukan dari teman sekelas kami. Evan, jangan ditanya, ia selalu menjadi salah satu yang aktif melontarkan celetukan, "Mikirin yang duduk disebelahnya kali tuh pak. Biasa baru jadian. Nempel terus."

"Oh iya, kalian jadi duduk berdua ya? Wah duduknya deket juga ya?" tanya pak Maman sambil tersenyum. Aku segera menggeser posisi duduk ku. Mulut lelaki itu lalu bergerak lagi, "Ini ada kaitannya nih sama fisika."

Tidak, jangan mengaitkannya! Aduh, di tegur seperti itu saja sudah membuatku ingin menutupi wajahku. Apalagi jika dikaitkan lagi dengan pelajaran. Bisa panjang nanti urusannya.

"Sky duduk sama Harry, berarti diantara mereka ada gaya gravitasi yang bekerja diantara keduanya. Ya kan? Mereka saling tarik-menarik sehingga Harry duduk di sebelah Sky. Kalau enggak Harry nggak duduk di sebelah Sky, ya nggak?"

Murid lainnya lalu mengangguk dengan raut wajah yang terlihat terkagum-kagum oleh pernyataan yang keluar dari pak Maman dan mulai membicarakan hal tersebut. Naya dan Cyntia menoleh dengan tawa yang terpampang di wajahnya dari bangkunya yang terletak di depanku. Entah apa yang mereka bicarakan, paling mereka juga membicarakan gaya gravitasi. Aku sendiri hanya memutar bola mata, mengapit bibir bawahku dengan gigi bagian atas dan bawah sambil memainkan pensilku.

"Coba pakai rumus yang barusan bapak jelasin ya. Kalau seandainya massa Skyler..." ucapan itu terus berlanjut dan berlanjut menjadi sebuah soal yang utuh. Aku menahan geli atas disebutkannya namaku bersama nama Harry untuk sebuah soal fisika yang harus kujawab sembari mencoba mengatur rumus dan menghitung hasilnya. "Berapa gaya gravitasi yang Harry rasakan karena Skyler?"

The NewComerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang