Playlist:
One - Ed Sheeran
Give Me Love - Ed Sheeran
Before The Storm - Miley Cyrus ft Jonas Brothers
.
Titian langkah terus berlanjut, berusaha mencapai tujuan secepat mungkin. Panggilan telepon itu mati si tengah jalan. Namun, tak lama kemudian nomor yang sama kembali menghubungi. Untuk kedua kalinya aku mengangkat telepon itu. Kali ini, aku bisa mendengar suaranya dengan cukup jelas.
'Hey, babe! I don't know where you are, but I could hear the crowd.'
'W..."
'Let's see each other again. Come for me tonight, won't you? Miss you already."
'Sorry?'
'I'm waiting, Harry.'
Setelah panggilan itu terputus, sampailah beberapa pesan singkat. Aku tersentak seketika saat pesan singkat itu ku buka. Terlampirkan sebuah foto seorang perempuan berpakaian vulgar diantara salah satu pesannya. Aku membaca setiap kata di dalamnya. Kata-kata penuh hasrat dan cinta menambah sentakan kepadaku.
Aku tak percaya apa yang baru saja ku baca. Aku tak ingin mempercayainya dan menganggap semua itu tidak nyata. Menganggap bahwa si pengirim salah memasukan nomor. Hanya saja kenyataannya semua itu jauh dari kata tidak nyata. Aku mendengar namanya disebut, aku melihat namanya tertera. Apa yang bisa ku elak?
Jantungku bekerja cepat seolah tak kenal istirahat, tetapi tubuhku terkulai lemas. Perasaanku sangat tak karuan. Aku bisa merasakan air di mataku yang mendesak untuk keluar. Aku ingin berteriak sejadi-jadinya hingga suaraku habis dan tak bisa lagi berucap. Aku ingin menghantam segala yang ada di sekitar dengan tanganku hingga rasa sakit di hati teralih oleh sakit di tanganku. Namun, aku menahan semua itu.
"Skyler, have you had your lunch?" lelaki itu menghampiriku sebelum aku sempat menyusulnya di ruang guru. Alisnya terangkat saat melihatku. Jemarinya langsung mendarat di pipiku. Harry merendahkan tubuhnya agar matanya dapat menatapku, "Hey, what's wrong with that face? Are you okay?"
"I'm okay." jawabku, berbohong. Tentu saja aku tak baik-baik saja setelah telepon dan pesan singkat itu. Hanya saja masalahnya aku amat merindukan Harry saat ini. Mungkin aku harus mencari waktu yang tepat untuk membicarakannya, "Umm, anyway, I haven't had one. Here's your phone by the way, Melati gave it to me."
"Oh, yeah! Thank you, Sky." Harry menerima telepon genggamnya, menempatkannya di saku celananya. Ditariknya lah tanganku dengan halus setelah menyimpan handphone-nya."Let's have a lunch together."
"Ermm... The event?" tanyaku ragu, sambil melihat ke sekeliling.
"I've talked to some teachers for a permission already."
"O,okay." angguk ku ragu.
.
Mobil Subaru Impreza itu terparkirkan di sebuah restaurant bernuansa Eropa di kawasan Pajajaran. Disanalah Harry mengajak ku untuk makan siang. Penampilan restaurant memang menarik, tetapi tak cukup menarik untuk bisa membuyarkan pikiran mengenai perempuan di telepon tadi. Berkali-kali aku berusaha untuk memulai pembicaraan. Namun, hasilnya, aku selalu menahan setiap kata yang siap terluncur.
"You haven't talked much today." tegur Harry setelah mengakhiri kegiatan makannya dengan meneguk segelas champagne. "Are you sure you're okay? It's your birthday, today. I have also missed your smile, your voice and your laugh."
KAMU SEDANG MEMBACA
The NewComer
Fiksi PenggemarSiapa yang kira seorang pendatang baru di sekolah dapat merubah kehidupan SMA ku? ©2014 by itshipstastyles dedicated to all Indonesian High Schoolers WARNING: It's an unedited version, still trying to work on several stuffs as plot, words, typos etc.