Aku bungkam, tak mengeluarkan suara untuk beberapa saat. Mataku tak kunjung bulak-balik antara teman-temanku dan para kakak kelas yang memberi tatapan sinis. Mereka masih tidak memalingkan pandangan itu dariku. Ini benar-benar tidak nyaman, aku sungguh ingin pergi dari tempat ini sekarang juga.
"Can I go?"
"You haven't eaten, Skyler. You need to eat something before leaving."
Aku tak menghiraukan sarannya. Mataku masih tetap menatap kakak kelas kami. Aku tak bisa menghilangkan rasa penasaran dan takut dalam diriku. Aku khawatir. Aku selalu berusaha menjauhi masalah selama ini dan mengetahui semua itu yang hancur begitu saja, rasanya sangat tidak enak. Aku tidak pernah ingin berurusan dengan kakak kelas.
"What are you looking at?" ia lalu melihat indera penglihatanku yang saat itu sedang terarah kepada kumpulan itu "Those people?"
"What if they hate me? What if they plan something? What if-" aku terus melontarkan rentetan pertanyaan tanpa henti hingga Harry memotongku.
"Skyler Coulisse, look at me!" perintahnya dengan telapak tangannya perlahan mendorong bagian disekitar rahangku, mengarahkan pandanganku kepadanya. "Hey, don't be afraid. I'm on your side. Always on your side. Can you get it inside your head?"
"Harry..." lirihku.
"What can I do for you, Sky, hmm?" ia mendekatkan posisinya kepadaku. Nada bicaranya pelan dan lembut. Ia menunggu jawaban dariku.
Ya Tuhan, apa yang kulakukan? Ini hari ulang tahun Harry! Bagaimana aku bisa seegois ini? Aku seharusnya yang melakukan sesuatu untuk Harry. Kapan aku bisa berhenti membuat keadaan menjadi buruk?
"No, no, nothing." aku menggelengkan kepalaku "You've done so many things for me."
"Sure you're fine?"
"Extremely sure."
"Good girl." ibu jarinya terangkat bersama ucapannya.
.
Panggilan sudah menggema di bangunan besar tersebut. Kami semua harus kembali ke bis untuk melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan kami, Bali. Semua nampak terlihat lelah dan hampir seluruh murid langsung tertidur ketika perjalanan berlanjut. Tidak denganku, aku sudah cukup lama tidur meskipun itu dikarenakan semalam aku hanya tidur dua jam.
Aku masih terjaga di tempat dudukku, memikirkan apa yang telah terjadi kepadaku sejauh ini. Tetapi apapun yang kupikirkan, bayang diri Harry selalu muncul. Ia tak memberikanku istirahat. Cukup melelahkan untuk selalu dihantui bayangnya. Namun, lelah itu selalu mampu tertambat oleh bunga-bunga yang bersemi setiap kali ia memberikan sebuah perhatian kepadaku.
Lelaki itu pastilah sedang tidur sekarang. Aku bertanya-tanya jika ia pernah memikirkanku sebelum ia pergi ke dunia mimpi. Aku tahu ia menganggapku sebagai teman dan aku tahu aku meminta terlalu banyak, tetapi kuharap ia memikirkanku sebelum tidurnya. Setidaknya muncul, walaupun sebentar.
Kedua kakiku tak kuasa berdiam di tempatnya, mereka memaksaku untuk mengambil langkah mendekati sosok yang ada di pikiranku itu.
"Sky, nggak tidur?" tanya lelaki yang duduk di sebelah Harry yang ternyata juga masih terjaga.
"Eh, G-Gareth." aku menggagap. Haruskah Gareth yang duduk disebelahnya? Karena sekarang ini aku benar-benar merasa kikuk dengan keberadaannya. "Gareth nggak tidur?"
"Kok pertanyaannya dibalikin? Sky mau ketemu Harry ya? Udah tidur Harry nya."
Aku pun mengamati lelaki berambut coklat yang terlihat tidur cukup pulas. Ia terlihat menawan kendati sedang tidur. Tetapi aku segera membuang jauh-jauh perasaan itu. Aku tak ingin membangunkannya, jadi aku segera merespon Gareth, "Ng-nggak apa-apa kok, cuma mau ngomong doang tadinya. Dia capek pasti."
![](https://img.wattpad.com/cover/22762141-288-k745033.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The NewComer
FanfictionSiapa yang kira seorang pendatang baru di sekolah dapat merubah kehidupan SMA ku? ©2014 by itshipstastyles dedicated to all Indonesian High Schoolers WARNING: It's an unedited version, still trying to work on several stuffs as plot, words, typos etc.