Hari ini aku dan perempuan satu angkatan lainnya memiliki tes berenang untuk nilai semester nantinya. Sebenarnya bukan hanya satu angkatan, tetapi tiga angkatan. Hanya saja jadwalnya sedikit dibedakan agar tidak terlalu ramai. Kami semua berangkat bersama dari sekolah dengan angkutan umum yang sudah diatur pihak sekolah.
Perempuan di kelasku tentu saja naik satu kendaraan yang sama denganku. Sialnya, meskipun teman satu kelas, mereka memberi tatapan yang tidak kalah sinis dari orang-orang lain. Terkecuali empat teman dekatku, Wila, Alicia dan Rara. Rara malah terlihat takut saat aku mendapati matanya memperhatikanku.
Kurasa orang-orang sedang sedikit tak waras. Pasalnya, mereka juga memperhatikan bokongku ketika aku berjalan mengenakan pakaian renang saat tengah menuju kolam. Memang, pakaian renangku agak terlalu mengepas badan dan keluargaku memiliki gen ukuran bokong yang agak besar. Tapi, hey! Bokongku tak sebesar bokong Kim Kadashian!
Sebisa mungkin, aku mengabaikan perhatian itu dan mengikuti tes berenang. Walaupun mungkin agak terganggu. Biarlah, semoga tak ada hal yang benar-benar serius dibalik itu semua. Semoga.
Usai berenang, aku segera menaiki tangga kolam. Baru beberapa langkah, aku sudah menabrak seseorang di depanku, "Whoops! Ma-" aku tak lagi melanjutkan kata-kata ketika mendongak bersama dengan tangannya yang menahan tubuhku dan terlihat sosok lelaki yang tak sengaja kutabrak.
"Hi!" sapanya sambil menyimpulkan senyum berlesung pipinya. "Been here for a long time?"
Akhirnya setelah beberapa hari tanpanya, aku bisa menatapnya lagi. Seluruh rasa rindu dan khawatir seolah terobati. Aku sebenarnya ingin langsung memeluknya erat, tetapi tentu saja itu bukanlah sebuah pilihan. Perempuan satu angkatan beserta dua guru olahraga sedang berada di tempat yang sama. Jadi, aku hanya menggenggam tangannya.
"Not quite."
"First one to reach the finish line. I've got the best girl." Harry mencibir daguku.
Cibiran itu membuatku tergelak, "That's because I don't swim with the pros."
"Stop that!" perintahnya. Ia kemudian mendekatkan tubuhnya kepada tubuhku seolah tak peduli dengan baju renangku membasahi kaos hitamnya. "You're good."
"Where've you been? Why didn't you contact me and why couldn't you be contacted?"
"London. Sorry for not contacting. My phone's broken. By broken I mean really broken into small pieces."
"Ouch, sounds terrible."
"I know. But at least I managed to go back early, right?" terangkatlah salah satu alisnya. Benar saja, aku baru menyadari bahwa hari ini adalah hari Sabtu dan Harry sudah berada di Bogor. Sudah menghampiriku di kolam renang, malahan. Ia segera menyambung ucapannya tanpa memberikanku waktu untuk berbicara, "So, where do you sit?"
"There." tunjuk ku kepada tempat duduk yang terlindungi payung besar pada mejanya. Pun aku mengajaknya kesana, "Come on. Follow me."
.
Setelah menyimpan tas di atas meja, Harry duduk di kursi panjang sambil menyelonjorkan kakinya. Lelaki berambut keriting itu lalu menanggalkan bajunya dan menaruhnya di atas tas gendongnya. Pemandanganku komplit rasanya. Maksudku, tubuhnya sangat membuatku betah memandangnya. Baiklah, itu tadi terdengar menggelikan.
"So, I heard some people at class are planning to go to Dufan tomorrow." Harry memulai pembicaraan sesaat setelah terlihat nyaman dengan posisinya.
"Not just some actually, most, all, I don't know. Only several people who decided not to go."
"Who?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The NewComer
FanfictionSiapa yang kira seorang pendatang baru di sekolah dapat merubah kehidupan SMA ku? ©2014 by itshipstastyles dedicated to all Indonesian High Schoolers WARNING: It's an unedited version, still trying to work on several stuffs as plot, words, typos etc.