Update nih,,, jangan lupa vote dan comen.
****
Hari ini menjadi hari pertama Amira berkerja untuk Wildan, bos nya yang super maskulin. Amira membereskan semua keperluan nya agar tidak ada yang tertinggal. Amira menggambil minuman kaleng yang ada kulkas sambil melirik Fifi yang sedang berkutat dengan laptop nya.
"Lo gak kerja? Tumben gak takut kalau gak punya duit?" sarkas Amira.
"Enggak hari ini gue mau kerumah mama," Jawab Fifi.
Amira hanya menganggukan kepalanya, "oh iya, yok anterin gue udah siap nih."
Fifi menghentikan kegiatannya, "gue lupa bilang, kalau Lo bakakan tinggal di paviliun rumahnya, bukannya di apartemen, dia bilang kalau bakalan jemput Lo,"
Amira nampak berpikir, "emangnya dirumahnya gak ada keluarganya? sehingga gue harus ngurus dia?"
Fifi menggeleng, "enggak, itu rumahnya dia sendiri."
"Jadi gue di jemput?" tanya Amira memastikan.
"Iya."
Amira dan Fifi menunggu di lobi apartemen, agar bosnya tidak repot-repot naik keatas hanya untuk menjemput asisten sepertinya,. Dan untuk lebih mempersingkat waktu.
Amira dapat melihat pria yang turun dari mobil Lexus RX, dari kejauhan aja udah maskulin banget, Amira harus tahan tahan Deket sama orang ganteng type kayak Bos nya ini.
"Fi, gue takut khilaf." Ucap Amira pelan sambil berbisik-bisik dengan Fifi yang ada disampingnya.
Fifi nengerutkan dahinya, "ada apa? Khilaf apaan sih maksudnya, gua gak paham?"
"Bos gue ganteng banget." ucap Amira.
Fifi mendengus kesal, "ingat dia udah ada yang punya."
"Kan gak papa selama janur kuning belum melengkung " Jawab Amira sekenanya.
Fifi menatap tajam.
Amira hanya mengeluarkan senyuman tanpa dosa, "enggak akan gue juga pernah ditikung, gak mungkin gue nikung milik orang' lain."
Fifi menghembusnya nafasnya lega setidaknya dia tidak akan ikut terkena masalah.
Amira langsung berdiri dan segera menyiapkan kopernya untuk dibawa nya menjadi satu.
" Bos gue udah datang," ucap Amira sambil menunjuk kearah pintu loby yang menampilkan Wildan tengah berjalan kearahnya.
"Hai, fi. " sapa Wildan, bagaimanapun Wildan ini adalah sahabat terdekat dari Satria tentunya Fifi juga cukup dekat dengan Wildan makanya dia berani merekomendasikan amira untuk berkerja bersamanya karena Fifi tahu Amira luar dalam, dan percaya bahwa dia tidak akan macam macam.
"Hai, Fi. Ini si asisten gue udah siap?" tanya Wildan sambil melirik kearah Amira sekilas.
"Tanya aja sama anaknya? Lo, udah siap belom mir?" tanya Fifi.
Amira mengangguk, "udah kok tinggal berangkat."
"Duluan ya, fi." ucap Wildan sambil meninggalkan Amira dan Fifi. Bahkan Amira sudah ribet dengan koper nya.
Amira berbisik kepada Fifi, "ini seriusin gue enggak dibantuin?"
"Kan Lo asistennya, mana ada asisten yang dilayani majikannya," jawab Fifi.
Amira mengangguk, "gue duluan ya."
Ucapnya sambil melambaikan tangannya kearah Fifi.
"Jangan lupa, kalau udah gajian transfer gue," ucap Fifi. Amira hanya mendengus malas. Resiko kabur dan bertemu Fifi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Go! [end]
Teen FictionAmira kabur dari rumah setelah merasakan patah hati yang luar biasa karena tunangannya (Bayu) berselingkuh dengan adik tirinya (Monica). Amira memutuskan untuk keluar kota, keluar dai zona patah hatinya. **** Amira memutuskan untuk pergi keluar...