Selamat membaca cerita ketiga nih, hahaha😂👍
Jangan lupa vote dan comen.*****
"Fi, sumpah apartemen lo yang mana? Mana banyak banget gedung tinggi banget disini? Pengen nangis aja gue rasanya terlunta-lunta di kota orang kayak gini, udahlah Lo jemput aja gue, please kali ini aja gue minta bantuan Lo, jemput gue, gue gak tau gue dimana."
"Duh gimana ya, gue lagi ada kerjaan yang mendadak banget ini, kan gue udah share location ke Lo, masa masih gak paham sih? Duh repot gini ni kalau orang gak pernah liburan, yaudah Lo stay dimana gitu, hotel kek atau cafe dekat sekarang Lo berada nanti sore gua jemput, oke,"
"Fi, rasanya gue pengen nangis udahlah, ngalah aja dulu, izin kerja satu hari gak bakal di pecat Lo nya, please sekali ini aja. Nanti kalau gue udah banyak duit gue kasih deh Lo, gua takut di apa Apain sama orang jahat, tahu sendiri kan gue cewek yang lemah kagak bisa bela diri, udahlah fi, ngalah ya demi gue."
Amira masih membujuk temannya yaitu Fifi agar menjemputnya, dia sangat gaptek baca GPS aja gak bisa, ini baru pertama kalinya ke kota metropolitan Jakarta, Jakarta itu padat banget, dia bingung sedangkan Fifi bilang cari gedung yang warnanya didominasi warna creem. Rasanya Amira ingin balik ke Bandung kalau kayak gini.
Fifi masih menimang jawaban yang akan dia beri sejujurnya dia sangat sibuk saat ini tapi melihat Amira yang sedang kesusahan dan membutuhkan pertolongan nya, dia jadi kasihan sendiri. bagaimanapun dia yang menyarankan agar Amira kabur dari rumah.
"Iya gua kesana, tunggu share location Lo berada, katanya orang kota baca GPS aja gak bisa!"
Akhirnya Fifi mengalah merelakan potongan gaji yang menunggunya.
Amira melompat kegirangan.
"Duh makasih banget ya Fi,Lo emang teman terbaik, gue pakek baju warna biru tua, celana warna creem,"
"Hmmm"
Amira mematikan teleponnya agar Fifi segera datang menjemputnya setelah ia mengirimkan lokasi nya kepada Fifi.
Amira berdiri di pinggiran trotoar, memandang sekelilingnya, sungguh Jakarta memang tempatnya orang sibuk, nyatanya padat banget jumlah kendaraan yang ada disini, sampai-sampai Amira pusing melihatnya.
Cuaca terik menambah rasa gerah dibadan Amira, mana dari kemarin dia belum mandi karena di perjalanan.
Amira memasukkan kembali ponselnya kedalam Sling bag, jika kalian bertanya kenapa Amira tidak memilih tas yang biasa wanita kenakan, jawabannya adalah Amira ingin meminimalisir terjadinya yang tidak dinginkan seperti pencopet an dan lain lain, ditempat yang ramai seperti ini kalau bisa jangan bermain ponsel atau semacamnya karena mengundang tindak kriminal yang ada disekitar.
Tips and trik dari nona Amira
Amira ingin duduk tapi tidak ada tempat duduk disekitarnya, Pilihan Amira adalah berteduh di bawah pohon yang ada disekitar Trotoar sambil menunggu Fifi yang mungkin akan datang sebentar lagi.
Dahi mengernyitkan dahinya ketika melihat seorang pria yang mungkin umurnya lebih tua darinya. Pria tersebut sangat sibuk, tangan kanannya memegang tas yang mungkin berisikan laptop atau apapun itu sedangkan tangan kirinya sedang memegang ponsel yang ia letakkan di telinganya, dapat ditebak pria tersebut sedang menelpon seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Go! [end]
Dla nastolatkówAmira kabur dari rumah setelah merasakan patah hati yang luar biasa karena tunangannya (Bayu) berselingkuh dengan adik tirinya (Monica). Amira memutuskan untuk keluar kota, keluar dai zona patah hatinya. **** Amira memutuskan untuk pergi keluar...