Selamat membaca cerita please don't go jangan lupa vote dan comen ya sahabat, oh iya ini part didominasi oleh bagian Wildan waktu di Aussie biar gak pada bingung hahahaha
.***
Setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam, akhirnya Wildan dan Satria tiba di Aussie tepat waktu sesuai sasaran yang dipikirkan oleh Wildan sebelumnya. Wildan dan Satria langsung menuju hotel terdekat dengan spot foto yang dikirim oleh nomer tidak dikenal, menurut prediksi orang kepercayaan Wildan itu adalah tempat yang tidak jauh dari tempat Vivian bekerja bisa di pastikan itu adalah apartemen 'selingkuhan' Vivian atau punya Vivian tanpa sepengetahuan Wildan, memikirkannya membuat Wildan tambah pusing, bagaimana tidak, dia sudah terlanjur bucin akut malah di buat kayak gini, siapa yang gak kesal?
Di hari ke esoknya Wildan berniat untuk menjalankan aksinya dengan ditemani satria, mereka hari ini akan mengunjungi tempat yang katanya menjadi lokasi pemotretan Vivian untuk scedule hari ini, semoga saja informasi ini benar benar valid. Tapi informasi berubah ketika informan yang dipercaya Wildan dan Satria mengatakan jika hari ini dia tidak ada scedule pemotretan. Alhasil Wildan dan satria memutuskan untuk langsung ke apartemen milik Vivian.
Wildan melangkahkan kakinya di basement gedung apartemen yang menjadi tujuan nya, dia yakin seratus persen bahwa Ini adalah apartemen milik Vivian, karena beberapa bukti yang telah dia temukan, bagaimana Wildan tahu, Wildan tahu semua tentang Vivian. Termasuk dengan siapa wanita itu pergi, kadang dia berpikir Vivian itu cantik, dan itu yang membuatnya semakin menjaga Vivian layaknya porselen mahal yang tidak boleh tergores sedikit pun.
Satria menatap tidak yakin kepada Wildan, "Lo yakin nih? Gak takut? Gimana kalau dugaan Lo salah? Dan apa yang lo buat alasan kalau Vivian tanya kenapa Lo ada disini? Udah dipikirin sebelumnya?" tanya satria memberondong Wildan dengan beberapa pertanyaan, Wildan ini adalah type orang yang sangat gegabah, kadang dia melakukan apapun tanpa memikirkan efek sampingnya atau dampak yang akan terjadi atas tindakannya tersebut. Menurut satrai Wildan terlalu terburu-buru mengambil langkah sebesar ini.
Ini yang membuat Wildan suka terhadap satria, satria itu adalah type orang yang sangat kritis jadi cocok untuk mengimbangi Wildan yang orangnya suka sembrono,dalam melakukan hal yang tidak terduga.
"Udah," jawab santai Wildan, meninggalkan satria yang ada dibelakangnya.
"Jangan nangis loh, kalau itu emang si Vivian selingkuh, move on, gak usag drama Inget? Harga diri bro!" ucap satria sambil menepuk pundak Wildan.
Wildan hanya memutar bola matanya malas, "gue gak janji "
"Sialan emang!"
******
Satria mendapat informasi jika Vivian berada di unit nomer 456, entah keberuntungan atau tidak semoga Wildan bisa menemukan cara untuk mengungkap segalanya. Entah apa yang membuat satria merasa Wildan harus cepat cepat terbebas dari wanita seperti Vivian.
Wildan dan satria berdiri tepat di depan unit apartemen milik Vivian, mereka bingung harus melakukan apa, pintu apartemen Vivian terkunci, hal ini yang membuat pikiran Wildan kemana-mana. Walaupun sudah beberapa kali mencoba berpikiran positif tapi entah kenapa berbeda dengan sekarang.
"Pencet aja bel-nya," ucap satria. Mencoba memberikan solusi yang terbaik.
"Lo gila? Ketahuan dong kalau gue buka pintunya?" tanya Wildan masih bingung dengan pemikiran satria, kenapa sahabatnya itu yang di gadang-gadang memilik IQ yang tinggi kenapa dia bertindak bodoh seperti ini.
"Udah masuk aja,"
"Lah gimana mau masuk orang pintunya aja kekunci," ucap Wildan mencoba mengingatkan Satria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Go! [end]
Teen FictionAmira kabur dari rumah setelah merasakan patah hati yang luar biasa karena tunangannya (Bayu) berselingkuh dengan adik tirinya (Monica). Amira memutuskan untuk keluar kota, keluar dai zona patah hatinya. **** Amira memutuskan untuk pergi keluar...