Amira mengetukkan jari-jarinya di meja, menundukkan kepalanya dan tentunya sambil berpikir, apa yang bisa dia lakukan untuk memecah keheningan ini.
Ini juga bos nya kenapa gak mulai-mulai rapatnya? padahal jelas-jelas partner nya udah ada di sini, tunggu apa sih sebenarnya bos nya itu?
Alasan yang membuat Amira menundukkan kepalanya adalah tidak lain tidak bukan adalah karena dia malu dengan kehadiran Ken yang tiba-tiba ada di sini, ya benar rekan bisnis atau partner bisnis perusahaan Wildan yang baru tidak lain adalah Ken, iya Ken yang tadi malam bertemu Amira di supermarket.
Amira malu karena merasa di sini dia ketahuan, karena Amira sempat bilang kalau di sini dia liburan, tapi justru Ken mengetahui fakta bahwa Amira menetap dan bekerja di Jakarta.
Ken menatap Amira tanpa memperdulikan Wildan yang hanya diam sambil sesekali melirik ke arah mereka berdua, kini Wildan sadar jika laki-laki yang mengantarkan Amira tadi malam adalah Ken.
"Katanya kamu di sini cuman liburan mir, kok justru kamu disini jadi sekretaris, yang bener yang mana?" Tanya Ken menyipitkan matanya curiga. Sebenernya dari awal juga Ken sudah merasa ada yang janggal dan ada hal yang disembunyikan oleh Amira karena jawaban gadis itu yang tidak sinkron dengan jawaban ayahnya.
Amira mendongakkan kepalanya sambil menggaruk telinganya yang tiba-tiba terasa gatal, "awalanya cuman liburan, tapi karena ada kerjaan yang pas dengan passion aku kenapa enggak."
Ken mengangguk-anggukan kepalanya lalu dirinya beralih menatap Wildan yang kini juga menatap Amira dengan pandangan bingung seolah bertanya kepada Amira 'apa Maksud Amira berkata seperti itu?'
"Gimana ada yang kurang sama Isi kontraknya? saya siap revisi kalau memang ada yang kurang pas, siapa tahu ada bagian yang memberatkan salah satu pihak." Ucap Ken sambil tersenyum.
Wildan meletakkan map yang semula dipegangnya ke atas meja.
"Untuk lebih lanjutnya saya akan kabari lewat email, saya juga harus bicarakan ini dengan beberapa koneksi perusahaan yang saya punya, paling lambat nanti malam saya akan konfirmasi," ucap Wildan sambil menatap Amira.
"Kamu siap-siap ya mir, nanti malam siapkan apa yang saya bicarakan tadi." Kata Wildan tegas.
Amira mengangguk, "baik bos."
Wildan beranjak dari duduknya, "saya kira meeting kita sampai sini, saya permisi."
Ken mengangguk dan mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Wildan, "saya berharap proyek ini akan berjalan, dan anda segera menyetujui proposal dan proyek yang di buat perusahan kami."
Wildan membalas uluran tangan Wildan kemudian tersenyum tipis.
Ken beralih menatap Amira yang berada di belakang Wildan, "mir kamu nanti pulang dari kantor jam berapa?"
Amira terdiam Sebentar menimang jawaban yang akan dia berikan, Amira juga tidak tahu akan pulang jam berapa hari ini, karena mengingat jadwal Wildan yang sempat berubah karena pertemuan mereka yang terlaksana tidak Tepat waktu.
"Aku gak tahu, Ken. Pulang jam berapa." Jawab Amira jujur, ini saja Wildan sudah menyuruhnya untuk segera mengerjakan pekerjaannya dengan cepat.
Ken mengangguk-anggukan kepala nya, "kalau nanti malam aku ajak kamu makan gimana, mir? Kamu bisa?"
Amira membuka matanya lebar-lebar terkejut dengan ucapan Ken yang mengajaknya makan malam secara tiba-tiba, bahkan dirinya belum menyiapkan apapun, termasuk menanyakan tentang plan hari ini, apakah akan ada lembur atau tidak.
Amira menatap Wildan, sementara Wildan hanya mengedikkan bahunya acuh.
"Nanti kalau aku senggang aku kabarin ya, Ken. Soalnya juga gak nentu pulang nya jam berapa " kata Amira.
"It's okay nanti aku jemput kalau kamu udah bisa, kalau gitu aku pamit dulu ya mir," ucap Ken sambil menghampiri Amira dan menepuk pundaknya sebentar sebelum dia berlalu.
Wildan menoleh ke arah Amira, "temen kamu rada gak sopan ya mir," ucap Wildan sambil berjalan meninggalkan Amira sendirian.
Amira yang melihat itu langsung berjalan dengan cepat agar dapat menyamai langkah bos nya yang super besar itu.
"Dia aslinya baik kok bos, mungkin tadi gak keinget untuk pamitan sama bos karena terlalu asik sama saya, percaya bos. dia orangnya baik kok."
Wildan yang mendengar itu sontak langsung menghentikan langkahnya, "saya disini partner bisnis nya Lo mir, gak mungkin kalau dia lupa untuk nyapa saya. Yang modelan kayak gitu, biasanya gak berkompeten."
Amira yang mendengar itu langsung menggeleng keras merasa jika ucapan Wildan tidak ada benar nya sama sekali, sejak Keenan sekolah dasar, Keenan adalah tipe-tipe murid yang sangat berprestasi dalamsegi apapun, bahkan Amira sempat mendengar jika keenan masuk kuliah dengan beasiswa secara penuh.
"Bos jangan nuduh kayak gitu, kalau belum kenal secara langsung atau mengenal seseorang lebih dalam, saya berani jamin kok dia bakalan jadi partner yang menguntungkan untuk perusahaan kita." Ucap Amira dengan yakin.
Wiidan mengerutkan dahinya, "seyakin itu mir, kamu sama dia?"
💌💌💌
"Bos jadi ini saya beneran lembur?" Tanya Amira sambil memeriksa kembali dokumen yang sudah di tandatangani oleh Wildan.
"Ya kamu pikir aja sendiri mir, kerjaan segini banyaknya mau kamu serahin semuanya ke saya? La kamu anggap saya ini apa? saya disini bos kamu loh mir, kalau kamu lupa." Ucap Wildan sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Atau kamu pengen cepet-cepet pulang karena kamu pengen makan malam sama Ken Ken itu?" tanya Wildan menyelidik, sebenarnya dia tahu Amira ingin pergi bersama dengan lelaki itu, tapi Wildan tidak akan membiarkan itu semuanya terjadi, apalagi dengan melihat langsung si Ken itu membuatnya semakin yakin bahwa ada yang tidak beres dengan cowok itu.
Amira mengangguk, "lah itu bos tahu, saya juga ngerasa bosan bos, saya juga butuh refresingin otak yang udah kusut ini, dengan hangout sama Keenan, Keenan itu seru loh bos orangnya, mana humble banget lagi, jadi gak heran kalau saya bisa nyaman banget sama dia, dan point terpentingnya, saya dapat makanan gratis."
Wildan diam- diam mengepalkan tangannya erat kemudian dia menghembuskan nafasnya pelan, mengatur emosinya, ternyata menghadapi Amira yang sulit di atur hari ini membuat tenaganya terkuras banyak.
"Kalau kamu pengen dapat makan malam gratis kamu bisa ikut saya mir, gak usah sama Ken Ken itu, mama udah siapin makan malam untuk kamu, kamu disuruh makan malam di rumah sama mama, makan malam sama si Ken itu lain waktu masih bisa, mumpung mama saya masih di sini."
****
Terimakasih telah membaca cerita please don't go! Jangan lupa untuk vote dan comen!
Maaf untuk update Lebih lama dari biasanya, soalnya aku habis vaksin guys jadi ya gitu, karena udah di sempetin untuk Update jangan lupa vote dan comen ya!
Tembus 50 komen besok double up🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Go! [end]
Teen FictionAmira kabur dari rumah setelah merasakan patah hati yang luar biasa karena tunangannya (Bayu) berselingkuh dengan adik tirinya (Monica). Amira memutuskan untuk keluar kota, keluar dai zona patah hatinya. **** Amira memutuskan untuk pergi keluar...