8

7.1K 527 3
                                    

Tidak ada salahnya meng-harapkan orang lain yang kelak akan membuat kamu lebih tenang, tapi ingat. Setiap pilihan tidak selalu menimbulkan dampak yang positif.

Selamat membaca cerita please don't go!!!. Jangan lupa baca dan vote!!!

****

Istirahat makan siang Amira tidak banyak yang ia lakukan, dia hanya duduk di kantin kantor, sambil makan mie ayam.  perlu di garis bawahi ia hanya sendirian, bagaimana mau berteman kalau orang-orang disini semuanya menatapnya aneh mulai dari yang karyawan sampai office girl menatapnya dengan tatapan seolah bertanya tanya. Semenjak Amira bekerja sebagai asisten atau lebih tepatnya menjadi sekretarisnya Wildan di kantornya, pria itu tidak pernah minta untuk makan siang dirumah, mungkin dia maklum jika Amira sudah sangat kerepotan dengan dua tugas sekaligus.

Amira hanya memesan satu gelas es teh, dan mie ayam kesukaan nya. Radak takut juga karena takut di labrak sama fans nya Wildan yang super fanatik padahal kalau dipikir-pikir Wildan bukan seorang selebritis, tapi tampannya yang melewati batas  membuatnya di kejar-kejar oleh banyak wanita, pantas selera pria itu tinggi setara dengan Vivian seorang model yang sedang naik daun

Amira menyantap mie ayam dengan cepat cepat, takut jam istirahat cepat berakhir, kali ini kegiatan makannya terganggu. Karena ada dering ponsel nya, Amira segera membuka ponselnya itu yang ternyata ada telepon dari Fifi. Entah apa yang membuat wanita sibuk itu menelepon dirinya.

"Halo?"

"Lo dimana, Mir? Gue ada di kantornya Wildan nih mau main juga sama satria, mumpung gue masih Cuti, Lo dimana?"

"Hah ngapain? Gue lagi makan!"

"Cepetan abisin, gue tunggu di lobby, berasa orang gila, kalau gue disini sendirian."

"Hmm"

Kebiasaan yang selalu Fifi yang masih melekat di dalam diri temannya itu, entah dimulai dari kapan Fifi paling gak suka kalau ada yang matiin telepon sebelum dia, jika itu terjadi maka Fifi akan meneleponnya balik dan segera mematikannya kembali, memang se-childish itu si Fifi. Tapi mukanya yang garang itu yang menutupi semuanya.

Amira segera menghabiskan makannya, dan segera menuju ke lobby, dan benar saja disana ada Fifi yang menunggu di sofa depan meja receptionist.

Amira berjalan ke arah Fifi dan menepuk pundaknya pelan, "ngapain kesini kangen sama gue?"

Fifi hanya memutar bola matanya malas, "ikut gue yuk, ke kantin."

"Lah gue habis dari sana, kenapa tadi gak nyusulin kesana bego?" tanya Amira kesal.

Fifi tidak menghiraukan ucapan Amira dan memilih meninggalkan gadis itu sendirian, terpaksa sungguh terpaksa Amira menurutinya.

Setelah sampai di kantin Amira hanya menemani Fifi makan, sedang-kan dia hanya memakan kuaci yang ia dapat dari uang kembalian nya tadi.

"Mau apa cepetan, fi. Gue nanti telat, ini jam makan siang udah hampir habis " Ucap Amira khawatir bagaimana tidak khawatir jika ini adalah hari pertama nya bekerja.

"Gak perlu, habis ini langusng ke apart gue aja, Wildan lagi gak di kantor kok," ucap Fifi sambil memakan bakso nya.

"Hah?" Amira masih tidak paham dengan ucapan Fifi yang menurutnya masih terlalu berbelit-belit .

 Please Don't Go! [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang