Selamat membaca cerita please don't go!!!
***
Amira hanya memutar bola matanya malas ketika mendengar tawaran dari bos nya itu untuk makan siang bersamanya, bagaimana tidak, dia sudah terlanjur janji dengan kedua orang yang mengajaknya itu, tapi tiba-tiba Wildan datang dan mengacaukan segalanya, meskipun lelaki itu sudah mengatakan berulang kali bahwa Mayang dan Anna bukanlah orang yang baik untuk Amira sehingga Amira harus menjauhi mereka.
Bukannya Amira tidak mau percaya, tapi kalau dipikir-pikir, Amira tidak mau menilai orang hanya dari suara yang lalu sebelum dia benar-benar kenal dan memahami orang tersebut. Tapi sayangnya Wildan tetap kekeuh sampai sekarang bahkan terus memaksa Amira untuk makan siang bersamanya.
"Saya gak mau bos, saya udah janji, satu kali ini biarin saya ketemu sama mereka dan ngobrol sama mereka, kalau emang mereka gak baik pasti saya juga akan tahu," ucap Amira masih ingin membuka anggapan Wildan yang Tidak memperbolehkan Amira untuk pergi, enak saja dia harus menemani Wildan sepanjang waktu, asisten sih asisten tapi ya gak begini juga.
Wildan mendengus kesal, "kamu kok ngeyel sih dibilangin, saya gak pernah ketemu loh sama perempuan yang saya kasih perhatian malah kayak kamu gini, cuek-cuek bebek, sok sok nolak!"
Bola mata Amira nyaris keluar mendengar Omelan Wildan, "saya gak mau juga diperhatiin sama bos, gak ada untungnya juga."
Wildan menyilang kan tangannya di depan dada, "saya gak yakin, yaudah kalau kamu pergi silahkan pergi, gak ada masalah juga sama saya. Tapi jangan salahkan saya, kalau mereka menuntut hal lebih sama kamu!"
Amira mengangguk lalu meminum minumannya hingga habis, "okay, yok bos pulang udah hampir jam makan siang nih!"
"Wah kamu asisten yang sok sibuk sekali?"
****
Sesuai jadwal yang telah dibuat Amira tadi pagi, siang ini dia ada janji dengan Mayang dan Anna, membuktikan kepada Wildan bahwa Mayang dan Anna tidak seburuk yang Wildan bayangkan.
Amira menunggu di meja kantin kantor yang tepatnya di lantai bawah biar gak bisa ketemu Wildan dan mengacaukan segalanya.
Awalnya Amira berpikir untuk menuruti Wildan untuk tidak pergi dengan Anna dan Mayang tapi setelah dipikir ulang Amira tidak mau membuat Wildan berpikir bahwa Amira akan melakukan segalanya untuknya termasuk semua perkataan nya. Biar wildan tahu dimana posisinya sebagai bos.
Ngomong-ngomong tentang kata-kata bos. Amira sengaja mengubah panggilan dari pak ke bos demi image Wildan sendiri. Wildan yang memintanya.
****
Waktu itu Amira berniat untuk membuatkan Wildan minum, tepatnya membuatkan kopi untuk Wildan yang baru saja pulang kerja. Amira juga berniat untuk menyiapkan beberapa camilan untuk bosnya itu sebelum menjelang malam. Dan dia harus kembali ke paviliunnya.
Amira membawa minuman dan camilan yang sudah ia susun di atas nampan,
Amira meletakkan kopi beserta cemilan di meja tepat dihadapan Wildan, bosnya itu sedang menonton tv yang ber-genre action-adventure. Mungkin saking fokusnya Wildan tidak menyadari keberadaan Amira yang sudah ada didekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Go! [end]
Teen FictionAmira kabur dari rumah setelah merasakan patah hati yang luar biasa karena tunangannya (Bayu) berselingkuh dengan adik tirinya (Monica). Amira memutuskan untuk keluar kota, keluar dai zona patah hatinya. **** Amira memutuskan untuk pergi keluar...