Selamat membaca cerita please Don't go, jangan lupa untuk vote dan comen ya sahabat!!!
***
Sudah seminggu sejak, perginya Wildan, selama itu pula Amira berada di apartemen Fifi, dua hari sekali dia akan menengok rumah Wildan dan mulai membersihkannya.
Amira mulai bingung apa yang harus dia kerjakan, di kantor juga tidak ada yang harus dia lakukan, Wildan juga tidak memberinya tugas apa, seminggu itu juga Wildan menghilang tanpa kabar.
Fifi mengatakan jika akhir-akhir ini satria juga sulit dihubungi tapi pria itu masih memberi kabar setiap hari kepada Fifi.
Satria tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi di sana, dia harus berada di sisi Wildan untuk sekarang ini.
Rencana Amira hari ini adalah mengunjungi bank terdekat untuk mengambil uang yang selama ini ditabungnya saat masih bekerja menjadi asisten designer dulu, niatnya setelah ini dia akan membeli beberapa pakaian kantor, jujur dia tidak punya kemeja ataupun pakaian kantor sama sekali. Dia harus totalitas untuk bekerja kali ini.
Seminggu ini pula Amira merenungi hidupnya, setelah pernikahan Monica, dan Bayu sudah ditetapkan hatinya menjadi patah menjadi berkeping-keping ternyata melupakan bayu tidak semudah yang dia bayangkan..
Setelah tujuannya di bank sudah selesai Amira memutuskan untuk segera pulang ke apartemen Fifi. Amira berdiri di salah satu halte dia sedang memesan ojek online, tapi tiba-tiba ringtone ponselnya berbunyi yang menandakan ada pesan masuk..
Bos wildan.
Jemput saya di bandara, saya pulang, pakai mobil
Setelah membaca pesan itu niat Amira untuk naik ojek dia urungkan dan memesan taksi online untuk menjemput Wildan.
Amira sempat berpikir kenapa Wildan tidak bersama satria?
Banyak pertanyaan yang bersarang di kepalanya.
Setelah taksi yang dipesannya sudah datang Amira segera naik dan berangkat untuk menjemput bos tampannya itu.
****
Amira sudah berada di bandara sejak sepuluh menit yang lalu, tapi belum ada tanda-tanda jika Wildan menampakan hidungnya, entah kemana perginya pria itu.
Penantian Amira membuahkan hasil nyatanya widan itu sedang berjalan, bersama seorang pria yang tentu saja Amira sudah tahu siapa itu, pastinya satria.
Wildan menghampiri Amira, pria itu tampak tidak bersemangat seperti biasanya, matanya tampak kelelahan dan jangan lupakan tubuhnya yang terlihat kecil sebelum dia berangkat menyusul kekasihnya itu, sebenarnya Amira sangat penasaran dengan hubungan Wildan dan Vivian, seperti apa hubungan mereka, namun dia tidak ingin bertanya dia tahu batasannya dia hanya karyawan yang mencoba memberi batas teritorial untuk dirinya sendiri, dan tentunya untuk menjaga privasi Wildan. Tentu pria itu akan tidak suka jika privasi nya di usik.
"Kamu naik mobil kan?" tanya wildan.
Amira mengangguk, "iya bos."
"Udah lama, Mir?" tanya satria, pria itu terlihat lebih sumringah dibandingkan Wildan tentu saja dia akan bertemu dengan pujaan hatinya.
"Enggak,kok"
Wildan langsung berjalan mendahului Amira dan Satria, entah pria itu seolah tahu dimana taksi yang dipesan Amira berada, memang disaat begini sikap sok tahunya Wildan Tidak akan hilang, satria hanya menghembuskan nafasnya lelah melihat Wildan seperti itu..
Amira langsung berjalan cepat dan menyesuaikan langkahnya dengan Wildan agar tidak terlalu jauh melupakan satu manusia yang tertinggal dan meneriaki namanya dengan keras membuat atensi semua orang tertuju pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Go! [end]
Teen FictionAmira kabur dari rumah setelah merasakan patah hati yang luar biasa karena tunangannya (Bayu) berselingkuh dengan adik tirinya (Monica). Amira memutuskan untuk keluar kota, keluar dai zona patah hatinya. **** Amira memutuskan untuk pergi keluar...