Sudut pandang Bayu 2.
Tepat di malam sebelum acara tunangan nya di gelar, Bayu mengunjungi rumah Amira untuk memeriksa segala kesiapan persiapan yang sudah di buat.
Bayu akan kekeuh mempertahankan hubungan nya dengan Amira, apapun yang terjadi. Semuanya tidak boleh ada yang menghalanginya termasuk Monica sekalipun.
Bayu benar-benar menjauhi Monica. Padahal gadis itu ahhh lebih tepatnya wanita itu, mendekati dan menerori dirinya dengan beberapa rentetan pesan yang meminta penjelasan, tapi Bayu tidak perduli, fokusnya sekarang adalah acara tunangannya dengan Amira yang siap digelar besok malam.
Bayu dan Amira berjalan beriringan menuju halaman belakang rumah Amira yang rencananya akan menjadi tempat berlangsungnya acara.
Sedari kecil Amira, selalu ingin jika pertunangannya di gelar secara meriah, meriah dalam konteks dihadiri oleh banyak orang yang Amira sayang.
Dan untungnya Bayu tidak menolak sama sekali, Bayu adalah tipe calon suami yang ideal untuk Amira. Mengenai pertengkarannya dengan Bayu tempo hari,. Itu sudah mereka selesaikan sama-sama. Menurut kedua orang tua mereka itu adalah hal yang wajar yang terjadi pada setiap pasangan ketika mereka akan melangkah ke jenjang yang lebih tinggi.
Bayu menggegam tangan Amira dan mendudukkan calon tunangannya itu ke salah satu kursi yang ada di sana. Bayu juga turut menggeser bangku yang lainnya agar dapat duduk dekat dengan Amira.
Bayu itu jarang bersikap manis tapi sekali bersikap manis dan itu selalu sukses membius Amira, hingga mampu bertahan dengan Bayu selama lima tahun ini.
"Gimana kamu deg-deg an, gak? Bay?" Tanya Amira sambil menatap Bayu.
"Ya enggak lah ngapain juga deg-deg an, kan aku gentleman."
Ucap bayu sambil menepuk dadanya.Amira mendengus, "aku makin gak sabar buat besok malam rasanya, kayak gak nyangka aja bisa nikah sama kamu, aku harap pilihan aku gak salah, ya bay. Dengan milih kamu sebagai calon pendamping aku."
Bayu menggegam tangan Amira, "pernah denger gak, kalau jodoh itu cerminan diri sendiri, karna kamu gadis yang baik, jadi dapat nya juga yang baik, yaitu aku "
Amira terkekeh, "ada ya orang sepede ini?"
Bayu menyadarkan punggungnya pada kursi.
"Mir kesalahan apa yang kemungkinan aku lakuin, yang bisa buat kamu marah besar, bahkan bisa jadi gak bisa maafin aku." Tanya Bayu ragu-ragu.
Dahi Amira mengernyit, "kenapa tanya kayak gitu, Kamu ngelakuin kesalahan, apa?"
Bayu menggeleng keras, "gak apa-apa sih sebenarnya cuman iseng tanya sama kamu."
Amira mengangguk-anggukan kepalanya, "aku ini percaya banget sama kamu Bay, bahkan rasa percaya aku ke kamu itu melebihi rasa percaya kepada diri aku sendiri, tapi kalau masalah maaf-memaafkan ya itu masalah yang gak bisa ditebak sih sebenarnya, aku gak maafin kamu kalau kamu selingkuh, simple nya ya kalau kamu selingkuh kamu udah gak nyaman sama aku, aku udah tergantikan, jangan selingkuh ya bay."
Bayu mengalihkan pandangan dari Amira, bahkan rasanya untuk menatap calon tunangannya itu, bayu tudak sanggup, bahkan sesuatu yang mencongkol di dadanya kian bertambah membuat dada Bayu terasa sesak.
"Bay? Kok bengong sih? Kamu beneran selingkuh?" tanya Amira mengguncang tangan bahu sedikit lebih keras.
"Ahhh enggak kok, aku gak akan selingkuh mir, aku janji." Ucap bayu sambil menggenggam tangan amira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Go! [end]
Teen FictionAmira kabur dari rumah setelah merasakan patah hati yang luar biasa karena tunangannya (Bayu) berselingkuh dengan adik tirinya (Monica). Amira memutuskan untuk keluar kota, keluar dai zona patah hatinya. **** Amira memutuskan untuk pergi keluar...