Mending Kabur

146 145 35
                                    

Setelah meninggalkan Ayu, Kazeo berjalan menuju kantin mencari seseorang siapa lagi kalau bukan Bu Ning, karena perutnya sudah kelaparan gara-gara menghadapi cinta pertamanya, yang tiba-tiba datang lagi.

"Halo Nanas," sapa Kazeo mengibaskan tanganya diwajah Nazli. "Kenapa nih anak Er?"

Eri hanya mengedikkan bahunya, "gue juga nggak tahu Kaz, coba lo ganggu aja dia."

"Nanas ku yang masam dan sekarang kayaknya masam beneran, kamu kenapa?" Nazli masih sama sekali tidak merespon, matanya saja tidak berkedip sama sekali.

Karena kesal Kazeo langsung menyentil kening Nazli sampai meninggalkan bekas merah.

"Sakit Kaz!" pekik Nazli.

"Siapa suruh lu cengok kayak orang bego gitu," sindir Kazeo.

"Zeo!" Teriak Ayu memanggil Kazeo.

"Siapa Kaz?" Tanya Eri mewakili Nazli yang masih mangap gak jelas.

"Dia temen gue dulu pas SMP." Bisik Kazeo yang masih menengok kebelakang memastikan dia tidak dilihat Ayu.

"Lo kenapa sih kayaknya takut banget?"

Aku langsung mendekatkan wajah ku ke Eri dan berbisik, "gue tadi ditembak dia Er."

"Kok bisa?" kepo Eri.

"Gue tuh dul... "

"Zeo kamu disini ternyata." Belum sempat berbicara pundak ku sudah ditepuk oleh Ayu.

Kazeo menoleh sebentar lalu tersenyum tanggung. Eri lalu menendang kaki Kazeo seperti memberi isyarat untuk bercerita siapa wanita ini.

"Maaf Zeo itu siapa ya?"

"Pacar aku dong." Jawab Ayu dengan centil.

"Enak aja lo Yuk maen klaim sepihak aja, gue ini bukan pacar lo dan nggak akan jadi pacar lo," protes ku.

"Kamu jangan gitu dong Zeo, kamu udah pernah nembak aku lo." Katanya sambil berusaha memeluk ku.

Kazeo langsung reflek meloncat ke atas meja dan pindah posisi sebelah Nazli

"Kenapa kamu pindah?"

"Ada gangguan makhluk astral," sindir Kazeo. "Nas Nanas!" Towel Kazeo ke Nazli yang masih dan masih tetep melongo.

"Nanas Bangun!" teriak Kazeo tepat ditelinga Nazli.

"Apa si Kaz gue nggak budek!" pekik Nazli karena kaget.

"Kagak budek tapi dari tadi di panggil cengo kayak orang bego, yaudah yuk." Kazeo langsung menggandeng Nazli dan menariknya keluar dari kantin.

"Apaan sih ini Kaz, mau kemana kita?"

"Ke KUA ehh salah, ke rumah lo ngerjain makalah, lagian sekolah Pulang Pagi."

"Bentar ini biar gue pakai tas dulu," protes Nazli.

"Udah sini mana gue bawain."

"Zeo ini siapa?" tanya Ayu menunjuk Nazli sinis.

"Pacar gue kenapa?" jawab Kazeo datar. Sekarang giliran Ayu yang jadi cengok mendengar Kazeo. Sedangkan Nazli, jantungnya berdebar dengan kencang, wajahnya menjadi merah sepertinya semua aliran darah sednah mendesir diwajahnya.

"Ayok Nas," ajak Kazeo tetap menggandeng Nazli yang masih menutupi senyum bahagianya, cie Nazli. Meninggalkan Ayu yang masih terdiam seribu bahasa di kantin.

"Oi lo, beneran dia pacar Zeo?" selidik Ayu.

"Mana gue tahu," jawab Eri judes dan mengedikkan bahunya lalu meninggalkan Ayuk. "Navi, tunggu aku kita pulang bareng!" teriak Eri girang saat melihat Navi berjalan sendirian.

"Kaz, dia itu siapa sih?" tanya Nazli saat mereka sudah berada di parkiran.

"Temen gue SMP," jawab Kazeo singkat.

"Kaz."

"Apa?"

"Tangan lepasin tangan lo najis nih," ucap Nazli menggoyangkan tangannya.

"Eh iya lupa." Kazeo terkekeh dia lupa kalau dia lagi gandeng anak orang.

"Kita ke rumahku sekarang ini?"

"Iya daripada dengerin dia mending gue dengerin lo nyeloteh." Jawab Kazeo memakai helm. "Naz kepala lo ke siniin." Kazeo memberi isyarat untuk mendekatkan kepala Nazli.

"Buat apa?" Nazli mengernyitkan dahinya.

"Mau gue pasangin helm, kasihan kepala lo kalau jatuh terus lo lupa ingatan, gue mau nyontek siapa?" ujar Kazeo.

Nazli tersipu malu, walau dengan alasan yang nggak masuk akal, Kazeo masih perhatian dengan Nazli walau dengan alasan nggak masuk akal.

"Udah?" tanya Kazeo setelah memakaikan helm. Nazli mengangguk pelan. Kazeo mengeluarkan motornya dari parkiran. "Pegangan Naz," suruh Kazeo setelah Nazli duduk di atas jok motor.

"Pegangan apa begel motor?"

"Kayak orang tua lo, sini tangan lo." Kazeo lantas melingkarkan tangan Nazli ke pinggangnya. Nazli hanya bisa diam termenung kalau dia bisa berteriak dan melompat-lompat sudah pasti dia lakukan sekarang, untungnya dia nggak punya riwayat sakit jantung kalau nggak udah pingsan dengan senyuman Nazli.

"Asik dapat pelukan gratis." Ucap Nazli pelan, sudut bibirnya melengkung membentuk senyum manis, untungnya wajah Nazli tertutup kaca helm jadi Kazeo tidak melihatnya.

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang