Nasib SMA Garuda

31 30 60
                                    

Kazeo, masih beraktifitas seperti biasanya. Merusuh satu angkatan, melepaskan kandang Ayam yang berakhir diruang BK.

"Kazeo, harus saya katakan berapa kali? Jangan melepaskan ayamnya," ujar Guru Bk paruh baya. Kazeo dengan watadosnya, menggendong ayam yang dia tangkap.

"Maaf Bu,saya melihat siswa SMA Garuda kurang olahraga. Jadi saya melepaskan semua ayam agar para siswa berlari." Penjelasan Kazeo, membuat Guru BK paruh baya ini menepuk jidat. "Kazeo, kamu saya hukum menulis laporan seratus halaman."

"Ehhh? Terlalu banyak Bu," protes Kazeo. "Saya minta keringanan."

"Baik, 50 halaman. Masih tidak mau?"

Sebenarnya Kazeo ingin protes lagi. Tapi kalau itu dilakukan, bisa memperparah hukumannya. Seperti dulu, dia pernah dihukum BK untuk memandikan seluruh hewan koleksi SMA Garuda. "Baik, Bu."

"Aku dapat info, beberapa dokumen sekolah banyak yang hilang dari ruang Kepala Sekolah."

"Iya, banyak dokumen penting terkait sekolah, yang kemungkinan dapat disalahgunakan."

"Iya, semoga dokumen itu ditemukan. Bisa bahaya kalau jatuh ditangan orang jahat."

Kazeo mendengarkan perbincangan para Guru. Beberapa hari ini sekolah memang sedang gempar, banyak dokumen penting milik Sekolah yang hilang. Kepala sekolah, berusaha menenangkan para siswa dan jajaran Guru. Tapi Kazeo tahu raut wajah Kepala sekolah memendam ketakutan. Tapi dia harus tenang agar para siswa tidak panik, terlebih sebentar lagi akan ada ujian nasional dan kenaikan kelas.

Kazeo akhirnya melengos pergi, tapi sebelum keluar ide usil terlintas dipikiran Kazeo. Dia melepas ayamnya didalam ruangan. Membuat seisi ruangan heboh.

"Kyaa! Kenapa ada ayam, disini?" Salah satu Guru, berteriak-teriak ketakutan. Kazeo dengan cepat pergi, sebelum dia ketahuan.

***

Dikelas, Nazli sibuk dengan aktivitas belajar. Dia tidak seperti Kazeo. Jenius sejak lahir, nilai-nilai bagusnya adalah hasil kerja keras dia belajar. Kesalnya, hasil dia belajar dengan keras, dapat dikalahkan oleh Kazeo, pacarnya dan orang yang dulu dia anggap bodo.

"Jawaban kamu salah," koreksi Kazeo. Entah sejak kapan, Kazeo sudah berada di depan bangku Nazli. Kazeo menyeka wajahnya yang basah keringat dengan seragam.

"Seragam kamu kotor, Kazeo." Nazli merogoh kolong mejanya dan mengambil tisu wajah. "Nih pakai tisu."

Dengan sedikit tersenyum, Kazeo meraih uluran tisu dari pacarnya itu. "Makasih, Nanas."
"Sama-sama, Kazeo."
"Cieee! Mentang-mentang berduaan, yang di kelas di lupakan." Salah seorang murid menyoraki Nazli. "Iri bilang bos!" balas Kazeo.

"Jangan ditanggepin, kayak anak kecil kamu. Kamu darimana sih, kok sampai keringatan gitu?" tanya Nazli.

"Aku tadi, lepasin ayam diruang Guru," jawab Kazeo, seadanya.

"Gila, pantas aja kamu lari kencang," Nazli bertepuk tangan kagum. Pacarnya ini memang gila, kalau menyangkut soal usil.

"Nazli, ada hal yang mau aku omongin. Cuma jangan disini, banyak yang dengar." Kazeo sepertinya, mempunyai firasat tentang sesuatu.

"Apa, emang?"

"Udah, ikut aja." Kazeo langsung menggandeng Nazli keluar dari kelas. "Ehh, tugas aku belum selesai Kazeo," protes Nazli.

"Udah biarin aja dulu, nanti aku bantuin ngerjain. Lagipula salah semua itu jawaban kamu," jelas Kazeo. Nazli mengembungkan pipinya, dia tidak terima dituduh jawabannya salah semua. Setidaknya kan ada yang benar walau cuma satu.

"Udah, nurut aja," paksa Kazeo. Nazli hanya bisa menghela nafas, memang begini Kazeo, suka seenaknya. Tapi itu juga yang jadi daya tariknya.

"Kazeo, bisa jelaskan apa yang terjadi?" Nazli akhirnya membuka mulutnya, setelah dirasa tidak ada orang. Sekarang mereka berdua berada di taman sekolah.

"Kecurigaan ku, kemungkinan benar. Kamu tahu, sekolah kita kehilangan beberapa dokumen penting ."

"Iya, aku tahu. Kenapa emang?"

"Kita tarik garisnya, beberapa hari ini Nirvana tidak ada batang hidungnya, kedua dokumen sekolah hilang bersamaan dengan hilangnya Nirvana, ketiga jika dokumen itu tidak terlalu penting, pihak sekolah tidak perlu repot-repot mengkonfirmasi kehilangan dokumen.

" Dokumen yang hilang, kemungkinan adalah surat kepemilikan bangunan. Ini bisa dibenarkan karena tujuan Nirvana adalah menghancurkan sekolah. Dengan dokumen itu dia bisa melaksanakan rencananya." Penjelasan panjang, Kazeo bisa diterima Nazli.

"Lalu, diberikan kemana dokumen tersebut?" tanya Nazli penasaran. Obrolan ini sangat membuatnya tertarik.

"Bisa siapa saja, bisa dari pesaing sekolah, orang yang haus akan kuasa. SMA Garuda sangat strategis, sekolah ini bisa dirombak dijadikan fasilitas mewah. Seperti Hotel, perumahan, pusat perbelanjaan, pusat hiburan, atau apa saja. SMA Garuda mendukung semua aspek." Kazeo semakin gusar. Baru kali ini dia merasa tidak bisa menyelesaikan masalah, Nirvana sangat bermain rapi. Sekalipun Kazeo sudah mengetahui akal busuk Nirvana, itu percuma saja.

"Sialan! Cepat atau lambat Nirvana pasti akan bergerak lagi." Kazeo masih mondar-mandir, memukul kepalanya sendiri.

"Kazeo, tenang kamu harus tenang, agar bisa berpikir jernih," Nazli berusaha menghibur Kazeo. Dia tahu Kazeo sangat gusar sekarang

"Tes-tes."

Terdengar ada seseorang berbicara dengan pengeras suara. Suaranya berada di depan sekolah.

"Yo, para siswa SMA Garuda," sapanya sok kenal. "Aku disini ingin menyampaikan beberapa hal. Pertama, sekolah ini sudah berada ditangan ku, kedua mulai besok aku tidak ingin ada aktifitas apapun disini, kalian semua dirumahkan."

Kazeo mengepalkan tangannya, tatapan berbeda dari biasanya, itu adalah tatapan tajam, urat di pelipisnya sampai terlihat.

"Kazeo, tetap tenang," hibur Nazli. Dia mengenggam tangan Kazeo, berharap Kazeo bisa tenang.

"Perkenalkan dulu namaku adalah, Arvino, aku adalah Ayah dari Nirvana." Pria itu memperkenalkan dirinya. Sekarang dugaan Kazeo benar adanya. Nirvana adalah dalang dari semua masalah.

"SMA Garuda, akan hilang."

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang