Setelah mengetahui siapa sebenarnya Kazeo Nazli dan Eri masih belum puas dengan jawaban dari Navi mereka berdua menuju kelas Chintya karena Chintya mengenal Kazeo dari kecil, barangkali dia kenal Kazeo seperti apa saat kecil.
"Naz, kelasnya kak Chintya dimana ya?"
"Mana gue tahu Eri, yang kita tahu dia kelas 3 mana orangnya kecil banget lagi makin susah nyarinya." Gerutu Nazli kesal mencari kelas Chintya.
"Siapa yang badanya kecil mau gue banting?" ucap Chintya dari belakang mendengar celotehan Nazli.
"Ehh Kak Chintya, apa kabar kak sehat?"
"Nggak usah basa-basi udah basi, perlu apa sama gue?" sungut Chintya yang seperti anak Pms. Kontras dengan perawakannya yang seperti anak SD bukan takut malah terkesan imut, Eri berusaha menahan untuk tidak mencubit pipi Chintya yang chubby karena jika itu dia lakukan maka bantingan karate yang akan di dapat.
"Bisa nggak kak kita ngobrol nya di tempat yang sepi biar nggak didenger orang?" pinta Nazli.
"Ok ayok di taman sekolah aja," ajak Chintya.
Mereka bertiga akhirnya berada di taman sekolah mereka duduk di bangku di tengah taman, suasana asri dan adem karena angin sepoi-sepoi dan juga sepi karena tidak banyak murid di taman.
"Apa yang mau lo tahu, lo mau tahu tentang Kazeo kan?"
"Kok Kakak tahu?" heran Nazli.
"Gue tahu lo pasti bingung kok Kazeo bisa sekolah disini, mau tahu alasannya apa?"
"Mau tahu banget kak." angguk Nazli antusias.
Chintya menghela nafas dan menceritakan semua. "Jadi begini Kazeo itu dulu murid yang sangat ambisius, hidupnya dulu tuh cuma belajar, belajar, belajar dah cuma itu doang.
Flashback.
" Kazeo refresing yuk jangan belajar melulu," ajak Chintya
"Nggak bisa kak, aku harus belajar, nilai aku kemarin turun dari 99 jadi 96." Gerutu Kazeo yang membolak-balik buku fisika yang sangat tebal.
"Nilai lo masih bagus Kaz, manusia tuh butuh refresing, gue denger di podcast otak tuh juga butuh istirahat dari yang namanya belajar," jelas Chintya.
"Iyaa kak, tapi istirahat otak ku ya belajar ini ambisi aku kak."
"Ya ampun Kazeo, lo tuh masih muda jangan habisin masa remaja lo buat belajar doang, sesekali nyari hiburan ehh Ze kita kan kedatangan tetangga baru kita sapa yuk kita ajak main juga." Ajak Chintya. Karena lelah mendengar Chintya yang cerewet akhirnya Kazeo mengalah dan menuruti Chintya.
Chintya dan Kazeo akhirnya keluar dari kamar dan turun ke lantai pertama karena kamar Kazeo di lantai dua. "Kak Kazeo tumben mau keluar kamar?" heran Bintang adik laki-laki Kazeo yang masih berumur 7 tahun.
"Dipaksa mak Lampir kakak dek," ledek Kazeo melirik ke arah Chintya.
"Siapa yang lo maksud mak Lampir mau gue banting?" sungut Chintya.
Melihat Kazeo mau keluar kamar adalah pemandangan langka, Kazeo keluar kamar hanya saat mau berangkat sekolah, mandi dan makan saja.
Mereka keluar rumah Kazeo tinggal di perumahan Tarakarta perumahan elit yang sangat elit, tepat depan rumah Kazeo ada sepasang keluarga yang menempati rumah baru.
"Wih gede juga truknya ya Ze?"
"Kalau kecil namanya motor," ucap Kazeo datar.
"Ish nggak bisa diajak ngobrol."
"Biarin, ayok kita sapa katanya mau ketemu tetangga baru.," ucap Kazeo to the point.
Hampir saja Chintya lupa alasan dia mengajak Kazeo keluar dari kamarnya akhirnya Chintya memencet bel rumah untuk bertemu tuan rumah.
"Assalamualaikum, permisi paket!"
Selang beberapa menit menunggu akhirnya ada yang keluar, yaitu gadis yang menggunakan kursi roda, gadis itu cukup manis dengan rambut yang digerai, wajahnya putih pucat entah karena sakit atau bawaan dari lahir.
"Waalaikumsalam maaf ya lama, lagi nonton TV tadi kita belum kenalin aku Farikha panggil aja Rikha." Jabat Rikha.
"Gue Chintya panggil aja Chintya kalau yang ini..." Chintya menyenggol-nyenggol Kazeo.
"Ohh nama aku Kazeo maaf kalau namanya gitu ayah aku wibu garis keras kalau mau ledek nama aku nggak papa udah biasa." Salam Kazeo detail. Rikha tertawa mendengar salam perkenalan Kazeo yang sangat detail. "Kenapa nama aku aneh?"
"Nggak kok malah unik banget aku suka nama kamu." Jelas Rikha tersenyum manis. Melihat senyuman Rikha yang manis tiba-tiba jantung Kazeo seperti tertusuk, baru kali ini dia merasa seperti ini biasanya dia deg-degan saat menunggu nilai.
"Ze lo kenapa?" tanya Chintya heran karena Kazeo mematung.
"Eh nggak pa-pa aku cuma kaget aja, oh ya kamu sekolah dimana?"
"Aku sekolah di SMP angkasa aku kelas satu."
"Loh satu sekolah sama Kazeo dong, kebetulan banget."
"Oh ya wah besok bisa berangkat bareng aku sama kamu untung punya temen disana nantinya, mohon bantuannya ya Zeo." Lagi-lagi Rikha merekahkan senyumannya yang membuat dada Kazeo sakit.
"Kak Eri aku balik dulu ya, aku lupa ada PR matematika tadi," pamit Kazeo.
"Yah kok bentaran sih, baru aku mau siapin jajanan."
"Nggak papa besok kami main lagi, kazeo ini emang suka belajar."
Setelah berpamitan dengan Rikha Kazeo pulang ke rumahnya ya iyalah masa ke rumah makan sederhana mau makan Kazeo.
"Ze, lo kenapa sih? aneh banget sikap lo tadi."
"Kak Chintya tahu nggak ini kenapa, dada aku sakit pas lihat Rikha senyum kayak dug-dug gitu," jelas Kazeo memegangi dadanya. Mendengar Kazeo berbicara seperti itu membuat Chintya senang tidak karuan.
"Ya ampun senengnya gue adek gue akhirnya suka sama cewek gue takut lo itu belok," sumringah Chintya, dia menguyel-nguyel Kazeo dia senang ternyata Kazeo yang sedingin es ini suka dengan perempuan.
"Jadi aku jatuh cinta pada pandangan pertama gitu sama Rikha?" tanya Kazeo kebingungan.
"Iyaa bego, lo tuh akademis pinter tapi kalau hal kayak begini tuh begonya kagak ketulungan, yaudah besok sana PDKT sama Rikha keburu di serobot orang ntar lo nyesel."
Sampai di rumah Kazeo tidak bisa fokus belajar baru kali ini dia sama sekali tidak bisa fokus. Yang dilakukan Kazeo hanya mencoret-coret bukunya dan tanpa sadar dia menulis nama Rikha.
"Aku pertama kali bisa kesensem gini sama orang emang bener kata orang, cinta itu emang bisa merubah," gumam Kazeo berbicara sendiri.
Kazeo memandang rumah baru dari jendelanya dia melihat Rikha sedang di depan rumah, merasa sedang ditatap Rikha menoleh ke jendela Kazeo dan melambaikan dan mengulas senyum. Kaget melihat Rikha Kazeo langsung menutup jendelanya jantung nya makin berdegup kencang bisa bisa dia mati karena serangan jantung.
"Buset gila bisa mati muda aku kalau gini terus." Tidak kapok Kazeo mengintip lagi dari balik gorden.
"Cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nazli
Teen Fiction[Akan Direvisi setelah tamat, semoga kalian suka dengan karyaku] Nazli Wanita paling sempurna. Seperti itulah yang dilihat oleh orang lain. Pintar cantik memiliki banyak segudang prestasi dikagumi oleh semua murid diseluruh SMA Garuda. Tapi Nazli m...