Epilog

46 20 68
                                    

Pov Nazli.

Pasca, kejadian penggusuran SMA Garuda. Aktifitas sekolah kembali pulih. Aku, kembali lagi sebagai Ketua OSIS. OSIS atas, maksudku. Walau sebentar. OSIS bawah sudah masuk dalam hatiku. Anggotanya yang asik dan suka bercanda daripada serius saat rapat.

Untuk Arvino dan Nirvana. Mereka berdua benar-benar bertobat. Perusahaan Aldebaran, sekarang dalam kekuasan mereka untuk sekarang. Aku, masih belum paham. Siapa sebenarnya ayah Kazeo? Kenapa dia dipanggil Tuan Muda? Setiap bertanya pasti Kazeo selalu menghindar. "Sudah, jangan kepo. Nanti juga tahu sendiri kok." Itulah jawaban Kazeo, setiap aku bertanya. Padahal apa susahnya sih menjawab pertanyaan ku?

"Ketua, saya butuh tanda tangan untuk acara ini." Salah satu panitia OSIS, bergegas. Hari ini adalah class meeting. Banyak, acara dan banyak stand makanan.

"Nanas!" Suara lembut, memanggil ku. Tanpa diberitahu pun, aku sudah tahu siapa yang memanggilku. Aku mengulas senyum pada Kazeo. "Iya, apa yang?"

"He, leh. Sekarang berani panggil Ayang," goda Kazeo. Wajahku pasti berubah jadi merah sekarang. Senyuman Kazeo, berkali-kali lebih manis. Lihat saja lesung pipinya itu. Rasanya ingin kupeluk dia jika tidak di sekolah.

"Kazeo, kan kamu yang minta sih. Gimana sih kamu?" Aku, mengembungkan pipi ku karena kesal. "Nanas, jangan ngambek gitu ihh. Ayo deh kita jalan-jalan. Nanti aku yang traktir deh." Kazeo, membujuk ku. Matanya yang bersinar-bersinar itu membuat ku tidak bisa marah. "Iya ayok. Jajanin semuanya, Tuan Muda Kazeo."

"Jangan panggil gitu," protes Kazeo. Aku, suka sekali menggodanya dengan memanggil 'Tuan Muda'. "Udah, ayo." Kazeo, langsung menggenggam tangan ku dan menarik ku ke tenda makanan. "Kazeo, aku masih banyak kesibukan." Aku berusaha menahan laju, Kazeo. Tapi itu mustahil, Kazeo tetap lah Kazeo.

"Kazeo, bagaiman dengan ujian mu?"

"Tenang, Nas. Ujian yang begituan 5 menit juga selesai, aku tuh udah menguasai pelajaran SMA, bahkan sejak SD." Ada alasan tersendiri, kenapa Kazeo bisa sesombong itu. Selepas kejadian Aldebaran. Kazeo tidak menutupi kepintarannya lagi. Dia, mencetak rekor nilai sempurna saat ujian kenaikan kelas. Dan langsung melesat ke peringkat pertama menyalip ku.

"Naz, besok kamu diundang ke acara keluarga ku." Kazeo, membuka topik pembicaraan dengan, aku diundang. Aku masih, fokus memilih jajanan apa yang aku ingin ambil jadi terbelah.

"Acara apa?" tanyaku.

"Acara tunangan," Kazeo, menjawab dengan singkat padat dan jelas. Aku hampir tersedak kue bakpau. Aku, berusaha mengembalikan ritme nafasku. "Kamu serius?"

"Nggak mau emang kamu?"

"Ih-ih. Mau aku, yang." Jika ditanya apakah senang atau tidak. Tentu saja aku sangat senang. Tapi, aku harus bisa menahan diri agar tidak heboh.

"Cie, si Nanas. Mau tunangan." Kak Chintya yang sudah lulus, datang ke acara class meeting, yang memang dibuka untuk umum. "Aku, diundang juga nggak Kazeo," Navi ikut nimbrung. "Tenang saja, satu sekolah akan diundang ke acara tunangan ku dengan Nazli!" Kazeo berseru. Sepertinya, yang heboh malah dia.

"Kazeo, selamat. Habis lulus langsung nikah aja."

"Sudah, kuduga. Kalian emang pasangan serasi."

"Nikahan nanti, kami undang semua ya, Kazeo."

Aku menepuk jidat ku. Walau sejenius apapun dia. Kazeo yang ku kenal memang lah heboh.

"Aku, yang traktir!" seru Kazeo. Para siswa SMA Garuda, langsung heboh. Mereka berebutan ke stand-stand makanan. Kazeo, merangkul ku lembut dan berbisik. "Aku, sayang kamu. Makasih ya udah mau sama aku."

Wajahku sudah seperti kepiting rebus. Merah merona. Aku juga balas berbisik. "Iya, Sama-sama. Aku, juga sayang kamu."

"Dasar, pasangan. Dunia serasa milik berdua." Ledek Navi. "Makanya Nav, cepetan gih. Nyari pasangan. Tuh, Eri ajak balikan," ledek, Kazeo balik.

Acara class meeting berjalan lancar dan dipenuhi tawa riang, dari seluruh  tamu acara. Sekali lagi, SMA Garuda tetap berjaya.

Time skip 10 tahun.

"Sayang, kesini dong. Sarapannya sudah siap!" Suara Ibu rumah tangga, memanggil suaminya lembut. Sang suami turun dari lantai dua menuju ruang makan. "Iya, sayang. Ini juga baru turun kok." Ternyata dia adalah Kazeo. 10 tahun sudah berlalu. Setelah lulus SMA Garuda. Kazeo langsung melamar Nazli tanpa menunggu apapun. Kazeo menyelesaikan semua gelar sarjananya dengan cepat. Sekarang dia meneruskan bisnis ayahnya. Yang masih misterius.

"Sayang, dimana Matahari sama Bulan?" Bulan, dan Matahari. Adalah adik Kazeo, mereka kembar. Tahun ini adalah tahun pertama mereka SMA. Bulan dan Matahari, akan jadi siswa SMA Garuda. "Mereka, udah berangkat dari pagi buta. Semangat banget mereka." jawab Nazli, dengan senyum manis merekah.

"Kita sarapan apa?" Tanya Kazeo, melipat kemejanya. Kazeo yang sekarang sangat rapi, selalu memakai jas panjang.

"Ayam geprek."

"Ayam Geprek?" Kazeo berusaha memastikan. "Kita sarapan pakai ayam geprek?"

"Iya. Kamu, nggak mau?" Nazli, menarik piring berisi potongan ayam geprek. "Eh-eh. Mau, akulah. Jangan diambil!" Kazeo langsung menahan tangan Nazli. "Biarin deh, ntar pas di kantor nangkring di Wc. Yang penting hari ini sarapan Ayam geprek."

Beginilah kehidupan Kazeo sekarang. Damai dan tidak terusik sama sekali. Bahagia bersama dengan Nazli. Wanita yang dicintainya.

Tamat

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang