Pagi hari Kazeo susah siap-siap berangkat sekolah, Kazeo berangkat sekolah jalan kaki, selain karena dekat Kazeo ingin menghemat uang jajannya untuk membeli buku paket untuk belajar karena yang di rumahnya sudah dipelajari semua.
"Kaze, jangan lupa temen baru kamu dihampiri dia satu sekolah sama kamu." Perintah Pak Dewa ayah Kazeo yang wibu.
"Iya Pa, Kazeo jemput udah ya Kazeo berangkat sekolah dulu ya." Kazeo mennyalimi tangan Pak Dewa dan langsung berangkat sekolah. Di depan rumah Rikha sudah menunggu di kursi rodanya.
"Selamat pagi Kazeo," sapa Rikha yang dibalas Kazeo dengan senyum datar.
"Mau berangkat sekolah kan?"
"Kagak Zeo, kita mau ke kuburan aja kita ngelayat," celetuk Rikha.
"Iya-iya kita berangkat sekolah."
Kazeo langsung mendorong kursi roda Rikha menuju sekolah SMP Angkasa cukup dekat dari perumahan tempat Kazeo tinggal lima menit berjalan kaki.
"Kaze kamu pastinya suka belajar terus ya dirumah?" tanya Rikha memulai topik pembicaraan.
"Kok tahu aku suka belajar, padahal kita kan baru pertama kali bertemu," heran Kazeo.
"Tentu aja tahu, aku bisa analisa dari tangan kamu, tangan kamu penuh luka goresan karena buku, banyak bekas tinta pulpen di jari kamu, jangan lupa kacamata yang kamu pakai itu kacamata baca kan?"
"Wih kamu hebat juga Rik," kagum Kazeo dengan Rikha.
"Oh ya sore ini aku mau jalan keliling kota, aku belum hafal daerah sini kamu mau nggak nemenin aku?" Rikha meminta dengan wajah memelas. Kazeo baru ini seumur hidup dimintai dengan wajah memelas biasanya dia akan diseret oleh Chintya diajak ke mall.
"Iya aku temenin tapi maaf ya aku jarang keluar jadi aku nggak punya rekomendasi tempat bagus."
"Nggak papa makasih Kaze. " Senyum Rikha mengalihkan dunia Kazeo, Kazeo masih ingin lama bersama dengan Rikha tapi mereka sudah sampai gerbang sekolah.
"Sampai sini aja Kaze."
"Nggak mau dianterin sampai keruang guru," tawar Kazeo.
"Udah sampai sini aja, biar aku sendiri yang lanjutin."
"Udah sekalian aja, aku maksa." Tanpa mengindahkan Rikha Kazeo mengantarkan Rikha ke ruang guru.
"Zeze, tumben lo mau dimintain tolong," celetuk Chintya dari belakang.
"Diem Kak, nggak usah cerewet."
"Iya-iya deh yang lagi kasmaran." Chintya langsung kabur setelah berucap seperti itu.
"Kenapa dia Kaze?"
"Hiraukan saja dia emang gitu suka random, aku lebih percaya argumen bumi datar daripada hal-hal random yang dia lakukan, padahal dia atlet karate." Ini adalah rekor Kazeo bicara paling panjang.
"Gitu ya seru kayaknya kalau punya temen kayak dia?"
"Seru apaan yang ada bikin stroke ringan kalau sama dia," gerutu Kazeo.
"Kalau sama aku kamu stroke juga nggak?" tanya Rikha.
"Kagak tapi bikin diabetes karena kamu manis." Tanpa sadar Kazeo mengucapkan kalimat yang sama sekali dia tidak pernah ucapkan.
"Ehh bu...kan gitu maksud....nya," kazeo terbata-bata saat sadar apa yang telah dia katakan, kalau ada lubang mungkin dia akan masuk karena saking malunya.
"Udah nggak papa baru kali ini ada yang muji aku manis, oh ya kita udah sampai ini kan ruang gurunya biar aku aja yang masuk kamu ke kelas aja." Suruh Rikha.
Karena sudah bingung mau apa Kazeo memutuskan untuk masuk ke kelas di sana sudah ada Navi yang menunggu bukan menunggu Kazeo tapi menunggu contekan bernyawa bernama Kazeo.
"Kaz darimana aja sih lo? Ditungguin anak-anak nih!" seru Navi.
"Iya maaf aku tadi nganterin murid baru ke ruang guru," jawab Kazeo singkat sambil mengeluarkan buku PR dari tasnya dan melemparkan ke salah satunya murid. Alhasil murid yang mendapatkan salinan tugas dari Kazeo langsung dikeroyok seperti ikan yang sedang diberi pakan.
"Gila lo Kaz psikopat juga lo," kagum Navi. "Eh murid barunya perempuan apa cowok?"
"Udah cepetan kerjain sebelum ada guru masuk ntar disuruh bersihin kamar mandi kamu." Suruh Kazeo tegas.
"Siap!"
Bel masuk kelas sudah berbunyi murid yang tadi menyalin PR Kazeo langsung bergegas kembali ke tempat duduk masing-masing, karena guru sebentar lagi akan masuk.
"Kaz kok ada bangku kosong sebelah lo?" tanya Navi yang tempat duduknya tepat didepan Kazeo.
"Entah mungkin murid barunya sekelas sama kitaaaaa!" Kazeo berteriak kaget saat melihat murid baru itu siapa lagi kalau bukan Rikha dan dia ternyata satu kelas denganya dan juga satu bangku dengannya.
"Kenapa kaget sih Kaz, lo suka sama dia?" Tanpa sadar Kazeo mengangguk pelan.
"Gila beneran, lo bisa suka sama cewek gue kira pacar lo buku Fisika," ledek Navi ke Kazeo.
Rikha memasuki ruangan kelas satu kelas pandangannya langsung tertuju ke gadis dengan kulit pucat bibir merah muda dan rambut panjang yang lurus.
"Perkenalkan diri kamu nak," perintah guru piket.
"Halo semuanya perkenalkan nama saya Farikha panggil saja Rikha dan umur saya tinggal satu tahun."
"Apa!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nazli
Teen Fiction[Akan Direvisi setelah tamat, semoga kalian suka dengan karyaku] Nazli Wanita paling sempurna. Seperti itulah yang dilihat oleh orang lain. Pintar cantik memiliki banyak segudang prestasi dikagumi oleh semua murid diseluruh SMA Garuda. Tapi Nazli m...