Apa?

111 114 55
                                    

Happy 1k pembaca 🥳🥳🥳
Terimakasih atas dukungan kalian semua. Aku nggak nyangka bisa 1k pembaca. Semoga kedepannya aku semakin rajin menulis dan makin bagus tulisan ku.

Nazli tidak bisa menutup mulutnya dia terkagum-kagum dengan rumah Kazeo rumah ruang tamunya simple tapi elegan.

"Ini beneran rumah kamu Kazeo?"

"Nggak Naz aku cuma numpang aja disini." Jawab Kazeo.

"Terus ini rumah siapa?"

"Rumah Orang Tua aku," jawab Kazeo terkekeh.

"Kazeo nggak lucu."

"Kazeo kamu udah pulang?" tanya Wanita berparas anggun turun dari tangga.

"Nggak Bun Kazeo masih di sekolah, ini cuma qorin dia."

"Hahaha maaf Kazeo jangan baper gitu ih."

"Lagian Bunda pakai ngomong begitu sih."

"Itu siapa Kaz?" Tanya Bunda Kazeo menunjuk Nazli.

"Dia Nazli Bun temen Kazeo."

"Oh yang sering kamu ceritain itu," jawab Bunda sambil tersenyum tipis dan menutupinya. Nazli yang seorang perempuan pun juga ikut terpana dengan pesona Bunda Kazeo.

"Iya saya Nazli Tante salam kenal," ucap Nazli lembut dan mencium tangan Bunda.

"Sopan banget sih kamu pantes Kazeo sering cerita soal kamu terus." Puji Bunda sembari mengusap lembut rambut Nazli.

"Cerita apa emang Tante?"

"Cerita..."

"Cerita soal kamu banyak hutang di Bu Ning," potong Kazeo cepat sebelum Bunda nya berbicara.

"Ih bohong banget yang ada kamu tuh yang sering hutang mana aku yang disuruh bayarin," sanggah Nazli.

"Maaf-maaf."

"Kalian cocok banget besok nikah aja yuk."

"Nggak!" jawab Nazli dan Kazeo serempak.

"Tuh kan cocok, Bulan, Matahari kalian bakal dapet kakak perempuan!" teriak Bunda girang.

"Bunda bikin malu aja sana masuk ke kamar aja." Kazeo mendorong-dorong Bundanya menjauh karena malu.

"Keluarga kamu lucu semua Kazeo."

"Iya lucu sih lucu tapi kalau gini bisa stroke ringan gue," jawab Kazeo datar.

"Terus kita mau ngapain di rumah kamu?"

"Ayok ke kamar aku ada sesuatu yang aku mau tunjukkin."

"Ke Kamar kamu?"

"Tenang aja aku ajak adik-adik aku ke kamar."

Nazli menjadi lega tapi dilain sisi dia juga agak kecewa padahal ini pertama kalinya dia ke kamar Kazeo.

"Yuk ke kamar aku," ajak Kazeo menaiki ke lantai dua. Setelah sampai di kamar Nazli terkagum-kagum untuk sekali lagi. Benar yang dikatakan Navi, kamar Kazeo adalah perpustakaan mini.

"Gila Kazeo koleksi buku kamu lengkap banget Kazeo!" teriak Nazli girang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila Kazeo koleksi buku kamu lengkap banget Kazeo!" teriak Nazli girang.

"Masih belum lengak kok Naz," sanggah Kazeo.

"Belum lengkap apa Kazeo gila ini surga Kazeo, kamu punya Bumi Series, Harry Potter, semua novel Stephen King, segini aja kamu bilang belum lengkap kalau lengkap kayak apa Kazeo?"

"Iya-iya jangan kegirangan gitu rusak tau citra kamu yang katanya ketua OSIS es batu," ujar Kazeo sedikit meledek.

"Habisnya gimana kagak mau kegirangan kamu punya semua kamu dapat uang darimana sih? Aku aja mau beli nabungnya 2 bulan."

"Aku kerja Naz."

"Kerja apaan kamu emangnya?"

"Jadi guru privat," jawab Kazeo singkat.

"Buset Kazeo kamu ngajar?"

"Iya Nazli  makanya aku kadang suka ngantuk di Sekolah gara-gara sibuk ngajar."

Nazli pun menarik kursi disebelahnya untuk dia duduki.

"Kazeo aku makin nggak ngerti deh sama kamu dengan kepintaran kamu ini bisa aja loh kamu jadi Ketua OSIS dan bisa aja kamu menyelesaikan masalah yang ada di sekolah dengan cepat."

"Nazli ada beberapa alasan pertama kalau begitu namanya aku naif, dengan aku jadi Ketua OSIS atas ruang gerak aku bakal dibatasi oleh guru dan murid-murid yang lain, kedua aku nggak bisa sembarangan nunjukin kepintaran aku orang bakal gampang curiga sama aku dan bakal selalu siap buat menyembunyikan bukti kejahatannya buktinya saja sebelum ada OSIS bawah apakah banyak masalah yang dapat teratasi?" ujar Kazeo cukup panjang. Nazli menyimaknya dengan seksama. Nazli tidak mau melewatkan momen seperti ini

"Kakak ngomongin apa sih?" tanya Bulan. Kazeo hampir lupa bahwa adiknya juga ikut.

"Bulan sini dek nanti Kakak pangku," suruh Nazli. Bulan pun langsung menurut dan duduk di pangkuan Nazli.

"Ngantuk aku Kak hoam," ujar Bulan menguap karena kantuk.

"Yaudah kamu merem aja kakak nyanyiin lagu tidur buat kamu," ujar Nazli.

Bulan pun menurut dan langsung memejamkan matanya. Nazli langsung menyanyikan tembang Jawa yang sangat merdu Kazeo yang ikut mendengarkan tersenyum simpul.

"Apasih Kazeo jangan dilihatin gitu," ucap Nazli sedikit malu.

"Baru kali ini aku lihat kamu nyanyi jadi salut aku, maaf ya gak ada uang recehan buat sawer."

"Emangnya aku pengamen?".

"Bukan ternyata?" ledek Kazeo. Nazli langsung melempar bantal, guling pokoknya apa saja yang bisa dilempar.

"Maaf Naz becanda aku suara kamu bagus kok," jelas Kazeo sambil mengelak dan menepis barang yang dilempar Nazli. "Nazli ini apa?"

"It-itu berkas OSIS aku data keuangan di sana semua tadinya aku mau ngecek cuma mendadak kamu ajak jalan yaudah aku bawa berkasnya kesini."

"Boleh aku baca berkasnya?"

"Boleh silakan aja, kali aja bisa bantuin kerjaan OSIS bawah."

Kazeo langsung membuka berkas OSIS. "Kok nggak kelihatan?"

"Kenapa Kazeo tulisannya jelek?"

"Nggak aku lupa pakai kacamata," jawab Kazeo cengengesan.

Setelah mengambil kacamatanya Kazeo fokus dengan berkas OSIS. Halaman-halaman dia balik tiba-tiba Kazeo mengencangkan wajahnya tatapannya jadi tajam.

"Kazeo kamu kenapa?" tanya Nazli yang heran dengan tingkah Kazeo.

"Nazli berkas ini siap yang menulis?"

"Bendahara OSIS."

"Siapa bendahara OSIS kalian?"

"Kak Nirvana cuma entah kenapa dia beberapa minggu ini nggak masuk, emang kenapa?" Bukannya menjawab Kazeo malah menundukkan kepalanya dan tertawa kecil.

"Jalan yang gelap akhirnya terang ketika ada satu lampu yang terang dan menyala," gumam Kazeo tidak jelas.

"Maksudnya apa?"

"Terimakasih Nazli berkat kamu aku bisa selesaikan masalah OSIS Bawah," ujar Kazeo girang dia memegang bahu Nazli dan memeluknya erat.

"Kazeo aku masih mangku Bulan."

"Eh, maaf lupa." Kazeo langsung melepaskan pelukannya. Nazli agak kecewa tadinya dia ingin lebih lama berpelukan dengan Kazeo tapi dia bisa- bisa kena serangan jantung kalau hal itu benar terjadi.

"Emangnya isi berkas aku apa sih?"

"Nazli berkas yang kamu bawa adalah berkas palsu."

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang