Persaingan

124 122 19
                                    

Pagi ini bukan pagi yang seperti biasa. Rasanya seperti ada deklarasi perang diantara 3 wanita, Ayunindya, Chintya dan Nazli.

Semua siswa di SMA Garuda merasakan semuanya, Kazeo dengan watados nya turun dari tangga menuju ke kantin Bu Ning membeli Bubur ayam, disana dia sudah disambut dengan tiga gadis yang dimaksud.

"Halo Zeo, kamu mau bubur kan ini udah aku pesenin, tanpa kacang kan?" sergak Ayu cepat.

"Kaz kamu haus nggak udah aku pesenin Jus jeruk kesukaan kamu." Chintya tidak mau kalah dan berusaha menarik Kazeo. Kazeo menggaruk kepalanya dia kebingungan ada apa dengan sikap mereka semua kenapa tiba-tiba kayak ngebet banget sama dia?

Saat Kazeo ditarik-tarik Chintya tanganya ditahan Nazli seperti melarang nya duduk sebelahan dengan Chintya.

"Kenapa Naz, malu kaus kaki loh beda sebelah?" ledek Kazeo.

"Ish mana ada gitu sini duduk kamu biar aku yang pesenin, bubur ayam nggak diaduk sama nggak pakai kacang kan?"

"Sip bener, gitu baru Nanas." Kazeo mengacungkan jempol.

Nazli langsung berdiri dari bangkunya menuju meja kantin, tapi dia menoleh kebelakang menatap Ayu dan Chintya lalu menatap mereka dengan pandangan sinis, "kalian kalah untuk sekarang." Ledek Nazli tanpa mengeluarkan suara.

Ayu dan Chintya langsung memanas kedudukan skor sementara adalah 1-0-0 satu poin untuk Nazli.

"Eh Kak Chintya sehat Kak?" sapa Kazeo.

"Sehat dong apalagi kalau lihat kamu semua yang namanya penyakit langsung hilang semua," jawab Chintya dengan sedikit gombal. Yang membuat telinga Ayu jadi panas.

"Zeo kamu bes-"

"Gue sibuk banyak acara." Jawab Kazeo cepat.

"Maaf ya nunggu lama, ini pesanan lo Kaz." Nazli langsung datang dan duduk disebelah Kazeo padahal mangkuk buburnya berada di sebrang.

"Bubur lo kan disana Naz?" tunjuk Kazeo ke meja sebrang.

"Udah kagak apa apa, eh tolong dong ambilin bubur gue sis," pinta Nazli sedikit sombong.

"Kalian bertiga akrab banget ya?"

"Kagak!" jawab mereka bertiga bersamaan.

"Buset santai dong."

"Kaz lo hari ini sibuk nggak?" tanya Nazli.

"Ada apa emang?"

"Gue mau ke Gramedia beli komik sama novel, gue minta tolong bantu nyari yang bagus, secara kan lo ketua PWG."

"PWG kui panganan opo?" tanya Chintya.

"Perkumpulan Wibu Garuda." Jawab Nazli.

"Yaudah ntar sore gue kagak sibuk, tapi jangan lama-lama ya gue ada pro- nggak gue ada anime yang mau di tonton marathon."

"Tadi kata lo sibuk nggak mau gue ajak jalan," protes Ayu.

"Lah ini buktinya gue sibuk, dahlah kenyang gue mau ke kelas aja belajar biar dikira pintar, canda Pintar." Kazeo lalu langsung melengos dan membayar buburnya lalu langsung pergi kembali ke kelas.

Setelah memastikan Kazeo sudah pergi trio cewek tadi langsung menggibah.

"Woo kalian semua kalah sama gue," ledek Nazli sombong.

"Jangan sombong dulu lo Naz, gue kenal dia dari SMP." Ayu tidak mau kalah.

"Kalian jangan sombong gue udah kenal dia dari masih bayi." Ucap Chintya tidak mau kalah juga.

"Jangan mentang-mentang lo temen dia dari kecil ya, nih gue punya foto dia pas jadi pembina upacara pas di SMP." Ayu menunjukan Foto saat Kazeo jadi pembina upacara di SMP nya dulu.

"Gila berdamage! Loh dia murid rajin dulu pas SMP?" tanya Nazli.

"Rajin banget lah, dia nih selalu juara kelas di SMP."

"Iyaa dia dari SD juga murid unggulan," timpal Chintya.

"Kok disini dia beda banget, dia selalu peringkat terakhir dan selalu remedial dia disini satu satunya murid yang terus terusan remed loh." Jelas Nazli.

"Kok dia berubah gitu, nih lihat fotonya pas SD," Chintya menunjukkan foto Kazeo saat memakai seragam SD.

"Kyaaa!" teriak Nazli dan Ayu histeris.

"Bagi fotonya dong, kita barter aja gimana?" usul Nazli.

"Ok kita barter foto Kazeo untuk sekarang kita damai, dan lo Naz, jangan mentang-mentang lo ntar jalan sama Kazeo lu merasa menang ya." Ucap Ayu.

"Ok kita buat perjanjian siapa yang dapetin Kazeo dulu dia yang menang, nggak boleh curang pakai pelet." Tantang Nazli.

"Ok setuju siapa takut," saut Ayu.

Akhirnya mereka damai untuk sesaat karena foto Kazeo dan saling menyombongkan diri siapa yang paling dekat dengan Kazeo. Sedangkan Kazeo sendiri bukan sedang menuju ke kelas melainkan ke tempat rahasia dimana tidak semua murid mengetahui keberadaan tempat itu.

"Halo semuanya, mari kita laksanakan misi."

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang