Kenangan

114 111 20
                                    

Tanggal 12 April tahun 2013 adalah hari bersejarah bagi Kazeo untuk pertama kalinya dia punya pacar. Navi yang mendengar Kazeo punya doi langsung menangis terharu bahkan dia mentraktir Kazeo Ayam geprek sepuasnya saking senangnya Kazeo yang tadinya manusia kartu  dan sekarang dia punya doi.

"Kaz gue bangga sama lo, akhirnya kamu udah gede nak," ucap Navi seperti seorang Ayah yang melihat anaknya menikah.

"Buset nggak usah lebay juga gitu dong." Risih Kazeo.

"Kaz lo jangan pernah nyakitin Rikha beriin dia kenangan terbaik seumur hidupnya sebelum dia berada diatas." Pesan Navi bijak.

"Bukanya harusnya di tanah ya kan mati?"

"Bukan gitu konsepnya tolol!"

"Yaudah deh aku mau pulang dulu aja gue dah janji sama Rikha buat ngajak dia jalan."

"Gila sekarang dah pakai kata gue, dan lo langsung ngajak jalan kakak bangga nak," haru Navi.

"Kagak usah lebay ish, udah ditungguin gue, bye." Akhirnya Kazeo pergi meninggalkan Navi yang masih menangis terharu di depan kelas Rikha sudah menunggu dengan anteng di kursi rodanya.

"Maaf ya kalau lama."

"Nggak papa Kaze, kita mau kemana nih?" tanya Rikha yang sudah antusias, matanya sudah berbinar-binar tidak sabar lagi ingin bersenang-senang.

"Kita jalan-jalan aja dulu besok hari minggu kita ke mall, kamu belum pernah nonton di bioskop kan?"

"Iya aku pengen ke bioskop pengen nonton." Girang Rikha seperti anak kecil yang diajak jalan ayahnya.

"Kazeo kamu tuh harusnya juga sering-sering jalan-jalan awas aja ya aku udah nggak ada kamu ngurung dikamar terus."

"Enak aja aku tuh juga kadang jalan-jalan, ke sekolah tapi," elak Kazeo.

"Kazeo belajar emang penting tapi kasihan otak kamu disuruh mikir mulu bisa-bisa kamu masuk SMA udah botak kan lucu," pesan Rikha.

"Iya Rikh, lain kali aku jalan-jalan walau ke alfa."

"Kazeo-Kazeo itu apaan kok bisa berdiri gitu padahal kan nggak ada tiangnya," tunjuk Rikha ke arah pancuran air berbentuk keran besar yang seakan-akan berdiri tanpa tiang seperti melayang.

"Itu di mulut yang lewat air tuh ada pipa gede transparan jadinya nggak kelihatan, kamu pinter psikologi tapi yang kayak gini malah kagak tahu," ledek Kazeo.

"Ish aku kan jarang keluar rumah aku apa-apa dilarang."

"Iya sekarang udah tahu kan." Kazeo lalu berhenti di tepi danau untuk istirahat.

"Katanya jalan-jalan kok udah capek sih?" ledek Rikha.

"Kamu berat."

"Nggak sopan ngomong kayak gitu ke cewek," gerutu Rikha sambil mencubit perut Kazeo.

"Aduh sakit Rikh, iya-iya aku minta maaf aku ngajak berhenti disini soalnya sunset nya bagus," elak Kazeo.

Rikha langsung menoleh ke arah danau benar saja sunsetnya sangat indah.

"Rikh kenapa nangis?" tanya Kazeo melihat air mata Rikha mengalir ke pipi.

"Ini pertama kalinya aku lihat sunset seindah ini Kazeo, makasih ya hdak ajak aku kesini aku nggak bakal ngelupain momen ini," ucap Rikha tersenyum.

"Sama-sama Rikha."

Kembali ke masa kini.

Percakapan Chintya dengan Nazli harus terputus karena bel masuk sekolah sudah berbunyi yang artinya jam istirahat pertama sudah selesai.

"Yah padahal lagi seru-serunya," ucap Eri penuh kecewa.

"Ntar istirahat kedua dilanjut lagi kalau Nazli mau."

"Yaudah kami kembali ke kelas dulu ya kak," pamit Nazli pergi meninggalkan Chintya.

"Eh tungguin gue bego." Kejar Eri karena ditinggal.

"Eh berarti beneran ya si Kazeo tuh dulu murid pintar, terus hal apa sih yang dilakuin Rikha sampai si Kazeo berubah bukannya dia dulu suka sama Ayu?"

"Jangan nyerocos mulu gue juga kagak tahu bego," sungut Nazli kesal.

"Halo Nanaz!" panggil Kazeo.

Nazli yang tadinya badmood langsung sumringah tapi dia menahannya agar tidak ketahuan.

"Gue mau masuk ke kelas mau belajar emangnya lo nilai jeblok terus," ledek Nazli seperti biasa tanpa ingat bahwa Kazeo pura-pura bodoh.

"Yaudah, tapi jangan kebanyakan belajar sekali-kali nikmati masa muda nyari kenangan, paypay." Kazeo lantas meninggalkan Nazli yang terplongo. Kata-kata Kazeo persis dengan yang dikatakan Rikha kalimat tersebut sudah tertanam di hati Kazeo. Sekarang Nazli bimbang apa mungkin ada tempat untuknya di hati Kazeo? Mengingat pengaruh Rikha yang besar di kehidupan Kazeo.

"Udah Naz, lo pasti bisa semangat," hibur Eri yang peka situasi.

"Iya ntar kita lanjutin cerita Kak Eri biar tahu kayak apa Rikha."

***

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang