Pagi Ini Kazeo memulai aktivitas rutinnya, apalagi kalau bukan ganggu murid teladan Nazli. Kazeo harus memenuhi dosis untuk ganggu Nazli, kalau nggak terpenuhi badan Kazeo bisa gatal-gatal.
"Halo Nanas ku yang asam!" panggil Kazeo ke Nazli. Nanas adalah panggilan khusus dari Kazeo buat Nazli.
"Apa sih Kaz? Pagi-pagi udah bikin budek kuping," cebik Nazli yang budek mendengar Kazeo.
"Santai Nas, jangan marah dong cantiknya ilang ntar," ujar Kazeo dengan tersenyum. Wajah Nazli memerah aliran darahnya mengalir deras jantungnya bisa saja jatuh kalau nggak diikat kayak buah Nangka, untung aja Nazli gak punya riwayat penyakit jantung.
"Apa sih Kaz, basi," cibir Nazli sok kesal, padahal aslinya mah suka banget. "Eh Kaz gue baru inget sesuatu nih," ucap Nazli teringat sesuatu.
"Apaaan Nas? Jemuran belum lo angkat."
"Bukan."
"Lupa matiin kompor."
"Bukan Kaz."
"Lupa matiin pompa aer."
'Ih Kaz bisa serius nggak sih," dengus Nazli kesal.
"Ya terus apa Nanas?"
"Lo belum ngumpulin makalah kan?" tuduh Nazli.
Mendengar tuduhan Nazli Kazeo tersenyum tenang ke Nazli, dia nggak tahu kali ya kalau senyuman dia bisa bikin anak orang meninggal. "Maaf-maaf nih Nazli bukannya gua nggak mau ngumpulin atau nggak ngerjain, tapi gua bisa perpanjangan deadline nggak?" Pinta Kazeo memelas dengan mata mengerjap-ngerjap.
"Anjir, harusnya gue foto muka Kazeo yang sedang memelas kayak gini." Gumamnya. "Nggak bisa Kaz, tinggal lo doang ini yang bel-" Belum sempat berbicara Kazeo sudah kabur meninggalkan Nazli sendirian di kantin sekolah Sma Garuda.
"Kazeo jangan kabur dari tanggung jawab lo!" Teriak Nazli mengejar Kazeo.
"Bodo Naz, mending kabur aja gue!" Sahut Kazeo tetap berlari. Tapi yang namanya pemegang medali lari marathon tentu saja Kazeo kalah dengan stamina Nazli yang unlimited seperti pulsa prabayar.
Adegan kejar-kejaran mereka sudah seperti tontonan bagi siswa SMA Garuda, bahkan Nazli dan Kazeo sudah dapat julukan pasangan King dan Queen.
"Pokoknya harus selesai besok!" perintah Nazli.
"Iya Naz," jawab Kazeo tertunduk lesu. Kazeo sudah seperti anak kecil yang dimarahi oleh ibunya setelah melakukan kenakalan.
"Ntar sore lo kerumah gue, gue bantuin biar cepet selesai," ajak Nazli.
"Kenapa dirumah lo?" tanya Kazeo menaikan alisnya satu.
"U-dah lo nurut aja, mau cepet selesai nggak lo?" ucap Nazli gelagapan. Dasar tukang modus lo Naz.
"Iya pulang sekolah gue mampir ke rumah lo."
"Jangan maen ke rental PS."
"Iya siap Mis," jawab Kazeo dengan gaya hormat lalu langsung melengos pergi.
"Dasar lo Kaz capek gue ama kelakuan lo untung suka gue," gumam Nazli.
"Lo ngomong apa tadi Naz?" tanya Kazeo yang berbalik badan dan mendekat ke Nazli.
Mampus dia denger tadi, batin Nazli.
"Nggak ada apa-apa Kaz muka lo kayak lumut," ledek Nazli.
"Gue kirain apa Naz, yaudah gue mau ke taman dulu," pamit Kazeo mengacak-acak rambut Nazli.
"Ih apaan sih lo," protes Nazli menepis tangan Kazeo dari rambutnya. "Mau ngapain di taman?"
"Mau tidur siang mumpung hari guru rapat jadi jam kosong sampai pulang," ujar Kazeo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nazli
Teen Fiction[Akan Direvisi setelah tamat, semoga kalian suka dengan karyaku] Nazli Wanita paling sempurna. Seperti itulah yang dilihat oleh orang lain. Pintar cantik memiliki banyak segudang prestasi dikagumi oleh semua murid diseluruh SMA Garuda. Tapi Nazli m...