Teman Masa Kecil

135 137 28
                                    

Pagi ini kayak pagi biasanya sih, sejuk dan asri. Tapi pagi ini sangat spesial sekali bagi Nazli sepanjang jalan dia selalu melihat HP nya sampai nggak fokus ama jalanan, bahkan tadi Nazli sempat menendang tukang bakso sampai terbalik. Maklum penyabet medali emas karate jadi kakinya kayak besi.

"Ih gemes banget sih gue ama Kazeo," ucapnya tak henti-henti dari rumah sampai sekolahan. Nazli memandangi fotonya kemarin yang diambil Kazeo dengan tersenyum dijalan bahkan dia dikira orang gila, tapi Nazli tidak peduli ya secara emang dia gila beneran gila cinta maksudnya.

"Aduh maaf kak," tabrak seorang gadis dari belakang. Untungnya Nazli tidak apa-apa dan juga HP nggak jatuh. "Eh iya nggak papa kok." Nazli melihat gadis itu badannya mungil seperti anak SD, tapi kenapa dia pakai seragam SMA?

"Kamu SMA dek?" tanya Nazli menunjuk ke logo OSIS. Gadis itu bernama Chintyara.

"Iya saya sudah SMA, kamu murid SMA Garuda kan kalau gitu kita barengan ya." Ajaknya ingin bareng.

"Kalau boleh tahu kelas berapa ya?"

"Kelas 12."

"Apa kelas 12, kalau gitu saya minta maaf karena ngira kakak anak SD." Nazli langsung menunduk minta maaf atas sikapnya. Habisnya siapa juga yang bakalan nyangka dia SMA kalau nggak pakai seragam, bahkan Chintya pakai baju SD juga masih cocok.

"Boleh bareng kan tadinya aku mau berangkat bareng temen aku, cuma dia udah berangkat duluan," bebernya.

"Yaudah ayok kak." Nazli memasukkan HP nya kedalam tas dia lalu berangkat bersama kakak kelas imut.

Akhirnya Nazli dan Chintya sudah sampai di depan gerbang sekolah.

"Maaf ya kak nggak bisa nganterin sampai kedalam, saya harus ke ruang OSIS dulu," pamit Nazli pergi.

"Oh iya makasih ya udah mau nganterin," saut Chintya.

Bilangnya sih ke ruang OSIS padahal nggak, dia udah nyuruh Eri untuk ketemuan di taman sekolah untuk menceritakan Nazli yang berfoto dengan Kazeo.

"Eri teman ku!" panggil Nazli. Eri yang tengah duduk santai dibangku taman langsung terkejut. "Gila lo Naz, gue nggak budek bego!" gerutu Eri.

"Eh lo tau nggak sih Er, kemarin di motor itu gue meluk Kazeo," cerita Nazli dengan sumringah.

"Demi apa, beneran?"

"Iya Er, dia itu kemarin bilang kamu pegangan disini aja sambil narik tangan gue," ujar Nazli.

"Terus-terus." Eri mendekat ke Nazli dia penasaran dengan perkembangan temennya satu ini.

"Jadi pas si Kazeo mau pulang dia itu tiba-tiba nyuruh gue buat ngedeket dia, gue gugup dong tapi dia maksa, tau nggak apa yang dia lakuin?"

"Apa emang?" tanya Eri yang semakin menyimak.

"Dia selfie sama gue Er." Fitri bercerita sangat heboh. Eri hanya menggelengkan kepalanya gemas. Baru aja diajak foto aja Nazli sudah ruang banget bagaimana kalau diajak pacaran, tiap hari Nazli bakal pingsan kali.

Saat mereka asik bercerita tiba-tiba Kazeo datang dengan membawa makhluk hidup yang menggelayut di pundaknya.

"Buset Kaz! Bawa apaaan lo?" tanya Eri bergidik ngeri.

"Entah Er, kayaknya gue ketempelan deh," jawab Kazeo lemas. "Tolongin ruqyah dia dong, lo bisa baca ayat kursi kan? Kalau nggak kursinya aja nggak papa, buat dilempar ke dia."

"Ih, kamu kok jahat si Zeo kita ini pasangan abadi lo," ucap Ayu yang masih mengelayut. Kazeo sudah lelah dari tadi dia berusaha melepaskan Ayu tapi cengkraman Ayu sangat kuat sampai Kazeo tidak bisa melepaskan nya.

"Maaf Kazeo kayaknya kesakitan banget itu, bisa tolong turun nggak," suruh Nazli yang sudah jengah. Sejak tadi dia sudah berusaha menahan emosi agar tidak meluap-luap Nazli harus tetap menjaga imagenya di depan Kazeo.

"Anda ini siapa berani nyuruh saya," cibir Ayu. "Oh kamu ya yang mau rebut Kazeo dari saya." Tuduh Ayu seenaknya.

"Ehh benalu, jangan asal nuduh Nazli lo, udah ah cepetan turun."

"Ihh nggak mau aku," racau Ayu yang malah semakin erat memegangi Kazeo.

Nazli sudah sepet melihat tingkah centil Ayu. "Kam..."

"Lepasin dia nggak!" Teriak salah seorang siswi. Semua yang ada di kantin langsung menengok ke sumber suara yang ternyata siswi tadi adalaha Chintya.

"Gue hitung mundur dari 5 kalau lo nggak lepasin Zeze, gue tendang lo!" perintah Chintya lantang.

Bukannya cepat-cepat melepaskan Kazeo Ayu malah menjulurkan lidahnya meledek Chintya.

"Nantangin lo ok, bismillah headshot."

Chintya lalu berlari cepat menerjang kerumunan siswa di kantin, Chintya tidak main-main dengan ancaman akan menendang Ayu. Chintya melompat dan melayangkan tendangan ke wajah Ayu dengan telak.

"Anjay!" Teriak satu kantin.

Ayu langsung terpental cukup jauh, kayaknya dia pingsan setelah menerima tendangan Karate dengan cukup telak.

"Kamu nggak papa kan Zeze?" tanya Chintya khawatir. Dia memegangi pipi Kazeo khawatir muka ganteng Kazeo lecet.

"Maaf Zeze itu dia?" tanya Nazli menunjuk canggung Kazeo.

"Iyalah siapa lagi," jawabnya.

Nazli menepuk jidatnya kepalanya di dongak kan keatas, kemarin Zeo sekarang Zeze besok apalagi?

"Kak Chintya kenapa sekolah disini."

"Karena aku kangen Zeze." Jawab Chintya riang dan langsung memeluk Kazeo.

"Er tolong tangkap gue.'

" Kenapa? "

"Gue mau pingsan." Nazli pun langsung pisan untungnya Eri langsung menangkapnya.

"Yah Bego!"

NazliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang